01

1.3K 145 25
                                    

“Heyy, heey. Wake up”

Aku membuka pelan kedua kelopak mataku dan aku nyaris meloncat karena kaget.

“Are you okay, Kathryn?”

Aku baru menyadari bahwa gadis yang membangunkanku ini—Gemma. Aku menggaruk tengkukku sebentar, lalu berusaha memfokuskan kedua mataku ke wajah paras cantik gadis didepanku ini. Aku mengangguk pelan.

“Kenapa tidur disofa? Kan, kau bisa tidur bersama Harry dikamarnya.”

Aku hanya diam tak menjawab—kepalaku terasa sakit, mungkin efek menemani Harry ke bar tadi malam bersama teman-temannya.

“Tidak terbiasa memangnya? Kau belum pernah itu bersama Harry?”

Aku berusaha mengeluarkan suaraku yang sepertinya sedang serak ini—sakit tenggorokan? Please, yang benar saja. Tapi yang terlihat hanya gestur mulutku saja. Kemana suaraku?

“Kau sedang sakit tenggorokan? Yatuhan, Harry! Harry bangun! Sini dulu!”

Matilah aku—baru seminggu aku dirumah Harry annoying Styles itu dan aku sudah membuatnya nyaris diomeli Gemma setiap hari.

Aku bisa melihat Harry berjalan dengan muka mengantuk dan kesalnya mendekati kami berdua. Aku memalingkan wajahku berusaha untuk tidak melihat apa yang akan segera terjadi sebentar lagi.

“Kau ini?! masih saja tidak punya hati. Kalau begini terus perempuan mana yang mau menikahimu?!”

“Apa sih? Baru jam 9 udah ngomel-ngomel aja”

“HARRY JANGAN MENGALIHKAN PEMBICARAAN”

“Yes, my beloved sister. What’s wrong?”

Aku bisa melihat Harry berbicara sambil memejamkan matanya.

“Kenapa kau biarkan Kathryn tidur diluar?” Gemma berusaha memelankan nada bicaranya.

“Aku tidak menyuruhnya” jawab Harry singkat.

“Tapi kau tidak membujuknya untuk tidur dikamar?”

“I told her” jawab Harry singkat lagi.

“Harry, you wanna kill me?!” ujar Gemma sambil melirik jam tangannya.

“Terlambat lagi, huh? Pergi sana” ujar Harry setengah mengusir.

“Baiklah, sekarang kau urus Kathryn. Dia sedang sakit”

“Sakit apalagi? Dasar menyusahkan saja”

“Harry!” Gemma berteriak lalu menjitak kepala Harry pelan hingga lelaki itu mengerang. Gemma menggosok puncak kepalaku lalu pergi meninggalkan aku dan Harry berdua. Hanya berdua, tentunya karena mom Anne sedang berbelanja ke pasar.

“Good, kau  menyusahkanku saja. Ayo ke kamar”

“Ma.. pa..n?” shit, suaraku tidak mau keluar.

Aku bisa melihat Harry menertawakanku.

“Mapan? Mapan? Untuk menikah? kau ingin menikah denganku?” goda Harry.

Aku langsung memukulnya dengan bantal disampingku, Harry hanya tertawa lalu menarik tanganku agar aku berdiri. Dan dia menggandengku menuju kamar berantakan dan baunya itu.

*

“Ha..ja..luk” ujarku dengan semua kemampuan bicaraku namun hasilnya nihil. Bisa gila aku. Sampai kapan aku tidak bisa berbicara dengan jelas seperti ini?

“Harry jelek? Dasar wanita katarak, tidak ada wanita yang bilang aku jelek” ujar Harry sambil merapatkan pelukannya lagi. Aku sudah meronta minta dilepaskan namun Harry malah mempererat pelukannya—aku bahkan bisa merasakan hembusan napasnya dijenjang leherku.

Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang