09

398 48 14
                                    

Hellawww! benar-benar lama tidak diupdate. Huhuuu, sorry gengs.xx apakah kalian masih ingat dengan cerita ini?:") Apapun itu jawabannya, semoga kalian masih terhibur ya!xxlav

Harry sialan! Dia benar – benar terkutuk! Kali ini kau akan mati!

Aku menendang – nendang kerikil batu yang kutemui dijalanan tersebut.

Betapa teganya Harry. Dia meninggalkanku begitu saja dijalanan dan pergi bersama wanita yang baru dikenalnya?! Bagaimana kalau itu adalah jebakan? Bagaimana kalau Kendall adalah seorang pembunuh bayaran? Dasar bodoh. Dia tidak memikirkan segala kemungkinan negatif.

Yang dipikirkannya hanyalah—rr, sudahlah.

Tiba – tiba, aku melihat sosok Harry yang sedang duduk di taman bersama gadis tadi.

"Aku harus melakukan sesuatu", Aku bergumam.

*

Aku sudah mengikuti mereka sejak tadi siang, dan sekarang aku lapar. Perutku tidak bisa berhenti mengeluarkan bunyi, "Berhenti di tempat makan. Di tempat makan"

Tiba – tiba Harry merangkul bahu Kendall! Astaga!

Aku mencari kerikil kecil di sekitarku, lalu aku tertawa licik kecil dan melemparkan kerikil tersebut ke lengan Harry yang sedang merangkul bahu Kendall! Kena kau!

Aku terkikik geli.

"Astaga, apa itu sakit?" Kendall bertanya.

Harry menggeleng, "Lebih baik kita makan. Aku sudah lapar"

Harry kita sepemikiran, yeah.

*

Untungnya, mereka memutuskan untuk berjalan – jalan disekitar taman tersebut. Kalau, mereka naik mobil pergi kemana – mana, aku bisa jatuh miskin dengan cepat.

Aku memilih meja yang tidak jauh dari meja mereka, untung saja tadi pagi aku pakai jaket yang memiliki tudung kepala jadi aku bisa menguntit mereka dengan bebas.

Menguntit?

Apa – apaan ini, aku bukan penguntit.

Mereka nampak tertawa beberapa kali dengan tatapan saling menggoda.

Apa aku datangi saja Harry? Seolah – olah dia berselingkuh?

Diakan pacarku, jadi itu hakku bukan?

Tapikan kami hanya pura – pura.

Pesanan mereka sudah datang begitu juga dengan pesananku. Aku melahap santapanku tanpa melepaskan pandanganku pada mereka berdua. Aku ingin muntah saat melihat mereka saling suap.

Apa – apaan ini? Bagaimana mungkin Harry bisa begitu romantis dengan gadis yang baru dia temui, sedangkan sikapnya padaku? Jangan ditanya.

Dasar cowok.

Aku harus menghentikan ini, kalau tidak posisiku bisa terancam.

Ya, Kathryn! Semangat!

*

-Harry's pov-

Dasar bodoh, dia kira aku tidak tahu kalau dia mengikuti kami sedaritadi?

Wajahnya bahkan masih terlihat bodoh dengan tudung jaket dikepalanya.

Tadinya, aku ingin segera pulang namun melihat dia yang begitu bersemangat mengikuti kami—aku jadi tertarik untuk mengerjainya.

"Ah, minumanku sudah habis" Kendall melirik ke arah cangkirku yang masih terisi penuh dengan cappuccino.

Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang