05

943 108 8
                                    

Long chapteer! yeaaay

Aku terbangun dengan selimut menyelimuti tubuhku dan aku masih berada disofa. Aku melirik ke arah jam dinding—sudah pukul 8 pagi. Niall pasti sudah bangun, aku harap aku tidak melakukan hal yang membuatku malu saat tertidur dipelukannya.

Aku berjalan ke arah ruang makan dan hanya menemukan Anne dan Gemma yang sedang menyiapkan sarapan?

“Kau mencari yang lain?” Gemma bertanya.

Aku mengangguk.

“Mereka ada dihalaman” Anne menjawab.

Aku mengangguk mengerti lalu berjalan ke arah jendela untuk mengintip—benar saja, entah apa yang mereka sedang lakukan. Mereka semua bermain seperti anak-anak namun aku tidak melihat Harry.

“Bagaimana perasaanmu?” Suara berat itu mengagetkanku.

Aku menoleh dan mendapati Harry yang melipat kedua tangannya sambil bersandar didinding. Aku memutar badanku, “Maksudmu?”

“Kau itu pacarku dan—“ Harry berjalan ke arahku lalu mencengkram bahuku kuat—jujur, itu sakit.

“Dan apa?”

“Dan kau tidur dipelukan sahabatku sendiri” Harry melanjutkan kalimatnya.

Aku memutar lensa mataku, “Lalu tadi pagi itu mau disebut apa?”

Aku menepis kedua tangan Harry kasar, “Kau itu pacarku dan kau mengobrol dengan mantanmu hanya berdua disaat semua orang tertidur”, Nada bicaraku terdengar mengerikan.

Harry terdiam—aku berjalan cepat tanpa mengacuhkan Harry yang terus-terusan berteriak ke arahku seolah melakukan pembelaan. Aku bisa merasakan Gemma dan Anne memperhatikan kami berdua.

Do I look care?” aku berbalik lalu menatap Harry tajam.

Harry terdiam seolah aku baru saja menyakitinya dengan kalimatku. Aku menggeleng tidak mengerti lalu berlari ke dalam kamar kami berdua. Aku harus mandi dan menenangkan diriku.

 *

Kami tidak berbicara sejak pertengkaran kecil tadi pagi—bahkan saat sarapanpun tidak. Harry bersikap mengacuhkanku seolah kami memang tidak saling mengenal. Dia terus-terusan berbicara pada yang lain namun tidak padaku.

“Hari ini kita jadi berkebun, bukan?” Anne nampak bersemangat.

Semua orang menghela napas panjang lalu mengangguk setuju—Gemma tersenyum puas, “Setidaknya aku tidak bekerja sendiri kali ini”

“Hey! Apa maksudmu? Aku juga ikut bekerja tahu!” Harry berteriak sambil menahan senyum.

“Bukannya kau selalu pergi dengan wanita setiap jadwal kita berkebun?” Gemma mengedipkan matanya ke arahku, entah apa maksudnya.

Kami semua tertawa lalu satu persatu pergi ke arah dapur membawa piring kotornya masing-masing dan mencucinya. Aku sengaja menunggu yang lain sudah ke arah kebun yang tidak lain halaman belakang baru aku berjalan ke dapur.

Aku menemukan Harry yang sedang meminum beberapa tablet obat?

“Harry, are you okay?” tanyaku sambil meletakkan piring kotor tersebut di wastafel lalu berjalan ke arahnya.

Harry mengangguk, “I’m okay”

“Jangan bohong, tadi kau minum obat apa?” tanyaku sambil memegang dahinya—memeriksa suhu tubuhnya namun Harry malah menepis tanganku.

“Kau tidak perlu berpura-pura perduli padaku”

“Apa?”, tanyaku tidak percaya—apa dia baru saja berkata aku pura-pura perduli padanya? Demi tuhan, aku memang benar-benar perduli.

Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang