“Hey bangun”
“Kathryn bangun”
“Kathryn”
“KATHRYN”
Aku merasakan bantal membentur hidungku—sial, berisik sekali sih. Memangnya sekarang sudah jam berapa sampai aku harus bangun? Aku membuka mataku spontan dan langsung memukul kepala pria curly tersebut dengan cepat.
Itu refleks, kau tahu?
R-e-f-l-e-k-s.
Lagipula siapa yang suruh Harry mendekatkan wajahnya begitu dekat dengan wajahku?
“Shit. Kenapa kau memukulku?” Harry meringis sakit sambil membelakangiku.
“Aku refleks” jawabku tanpa nada bersalah.
“Lagipula, siapa yang suruh kau mengagetkanku” lanjutku.
“I’m not” Harry menekankan setiap kata dikalimatnya.
Harry mengambil alat memancing dari sudut ruangan? Astaga, dia mau memancing? Tahu apa dia soal hal seperti itu? Hahahaha.
“Berapa umurmu sekarang?” ujar Harry sambil duduk disudut ranjang.
Aku berpikir sebentar, “18”
“Hari ini kau ulang tahun berarti kau 19. Konyol” Ujar Harry sambil menarik paksa lenganku—aku meringis sakit. Bisa lembut sedikit tidak sih?
Harry melirik ke atas meja kecil disamping tempat tidur lalu mengambil notes kecil kemarin dan membuangnya ke tempat sampah.
“Hey, mengapa kau membuangnya?” tanyaku sambil menatap kedua matanya tersebut.
“Kau sudah sembuh”
“Terus, kenapa?”
“Apa kau mau menjadi orang bisu?”
*
Saat ini kami ada ditengah laut? Atau selat? Aku sebenarnya tidak tahu kami ini ada dimana.
Aku duduk menekuk lututku di perahu kecil ini—Harry seolah berkonsentrasi dengan alat pancingnya. Sudah 15 menit dan dia tidak mendapatkan satu ikanpun, haha. Sudah aku tebak, mana bisa penyanyi papan atas melakukan hal seperti itu.
“Menyerahlah” gumamku.
Harry menatap sinis ke arahku.
“Kapan kita pulang?” tanyaku lagi.
“Nanti kalau aku sudah dapat ikan”
Sontak kedua mataku membesar, menunggu sampai Harry mendapatkan ikan? Itu sama saja seperti menunggu kapal laut di bandara alias tidak akan pernah terjadi.
“Sial. Sampai kapan aku akan melakukan hal konyol ini?!” Harry berteriak kesal—dia melempar alat pancingnya sejauh mungkin. Aku hanya menatapnya sambil menahan tawa. Dasar konyol.
“Jangan-jangan memang tidak ada ikan disini” Harry menggerutu lagi—dia berdiri tiba-tiba membuat perahu kecil ini bergoyang seolah kehilangan keseimbangan.
“Harry—Harry, duduk” Aku berusaha menjaga agar aku tetap duduk tegap.
Harry nampaknya sudah tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya lagi—dia mengayunkan kedua tangannya berusaha tetap seimbang namun gagal. Dia berusaha menggapai bahuku namun tidak berhasil dan alhasil dia tercebur ke dalam perairan tersebut.
Aku berusaha mengatur napasku—mencerna apa yang baru saja terjadi.
“Harry?” aku bergumam pelan.
“Harry?” Tidak ada jawaban.
Aku berjalan ke sisi perahu dimana Harry tadi jatuh. Aku menatap ke sekeliling—tidak ada yang muncul dari permukaan air.
“HARRY?!” Aku berteriak panik.
Sial, bisa mati konyol aku kalau pulang sendirian karena Harry Styles seorang penyanyi yang sedang naik daun mati hanya karena tenggelam saat memancing ikan!
Aku memasukkan tanganku ke dalam air tersebut—airnya dingin.
Aku sedang menimbang-nimbang apa aku harus ikut loncat ke dalam air tersebut dan mencari Harry.
Aku menggeleng—dasar konyol, akukan tidak bisa berenang.
“BAAA”
Aku nyaris jatuh ke dalam air tersebut saat seseorang mengagetkanku dari belakang.
“HARRY!” Aku berteriak sambil menutup mulutku karena kaget. Sial, jantungku nyaris copot.
“Kau masih hidup?” tanyaku sambil memerhatikan Harry yang berdiri dengan basah kuyup dan senyum diwajahnya. Rambutnya basah dan dia terlihat sangat.. sudahlah Kathryn.
“Kau ingin aku mati?” ujar Harry sambil duduk dan mengambil alat dayung. Aku ikut duduk disampingnya—mata kami berdua bertemu.
“Ayo ikut dayung” ujar Harry sambil memberikan salah satu alat dayungnya kepadaku.
Aku mengerucutkan bibirku. Sengaja mau mengerjai aku?
“Aku tidak mau” ujarku sambil menatap langit.
“Kenapa?” tanya Harry tidak terima.
“Ini ulang tahunku”
“Jadi?”
“Kau dayung sendiri lah” ujarku sambil menatap kedua mata Harry.
Harry menjitak kepalaku, “Kau sudah 19. Dewasalah”
*
Aku menatap kasihan ke arah Harry yang sedang menyetir—kami memang sudah mau sampai rumah namun Harry nampaknya begitu kedinginan. Ya bagaimana tidak? Dia tidak ganti baju.
“Harry” Aku bergumam.
“Kenapa?” tanya Harry sambil tetap fokus ke jalanan.
“Kau kedinginan?”
“Memangnya kenapa?” tanya Harry sambil sesekali melirik ke arahku.
Aku menggaruk tengkukku bingung akan menjawab apa.
“Kau takut aku sakit ya?” goda Harry sambil tersenyum—astaga, dia tampan sekali.
“Kau suka aku ya?” goda Harry lagi—kali ini dia bertingkah seperti akan menciumku. Aku berusaha menghindari tatapannya—lalu Harry keluar dari mobil dan membukakan pintu untukku. Sial, aku kira dia akan menciumku. Apa yang kau pikirkan Kathryn?!
Harry menggandengku memasuki rumah—aku menekan bellnya tiga kali dan tidak ada jawaban.
“Harry sepertinya tidak ada—“
Tiba-tiba pintu terbuka dan muncul sekerumunan orang yang aku kenal, “HAPPY BIRTHDAYY!”
Mereka membawakan kue ulang tahun untukku. Aku menutup kedua mulutku tidak percaya, aku melirik ke arah Harry yang berpura-pura tidak tahu apa-apa.
Anne yang memegang kue langsung memimpin orang-orang dibelakangnya untuk menyanyikan lagu ulang tahun. Aku memerhatikan kerumunan orang dibelakangnya—ada, Gemma, Simon, dan anggota 1D lainnya, Eleanor, dan masih banyak lagi. Namun, aku tidak melihat Danielle dan Demi.
Aku meniup lilin kue ulang tahunku yang sepertinya sebanyak 19 itu.
Anne memberikan kue ulang tahun tersebut ke gemma lalu memelukku.
“Happy birthday, Kathryn” ujarnya sambil mengecup pipiku.
Happy birthday Kathryyyyn<3333
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You
Romance"So close but so far away" [Sequel to Unpredictable] Amazing cover by dope-ing Check out the trailer! Copyright © 2014 by tiaraberlianaa