18

65 12 1
                                    

Aku terbangun.

Aku melihat jam di ponselku. Sudah jam 8 pagi.

Aku menemukan Harry tertidur di lantai.

Dia nampak sangat mabuk. Aku mengelus puncak kepalanya.

Kau hanya akan menyakiti dirimu sendiri kalau terus mabuk.

Aku meletakkan bantal dengan hati-hati dibawah kepala Harry dan menyelimutinya. Aku berjalan keluar dari kamar namun berhenti di depan kalender.

Sudah akhir desember rupanya.

Sepertinya akan lebih baik jika kami hanya mengakhirinya begitu saja. Tanpa perlu menjelaskan masalah Camilla.

Aku menghela napas panjang lalu berjalan ke luar kamar.

*

"Hey Kathryn!" Niall menyambutku.

Ternyata mereka berempat sudah berkumpul di ruang tengah. Mataku bertemu dengan mata Louis. Kami memang tidak bicara sejak pesta ulang tahunnya. Aku rasa Louis tahu bahwa aku mencium bau aneh di antara kami semua.

"Ayo duduk" Niall menarikku duduk di sampingnya.

"Oh ya! Liam apa kau sudah bilang ke Kathryn soal pesta barbeque?" Zayn bicara namun matanya tidak lepas dari notebook di hadapannya.

"Oh untung kau ingatkan aku." Liam meletakkan ponselnya di atas meja.

"Untuk tahun baru, kita semua sudah setuju untuk mengadakan pesta barbeque di sini!!!" Liam bicara semangat diikuti tepuk tangan semua orang kecuali Louis.

"Great idea." komentarku dengan senyuman.

"Hmmm. Sebenarnya Harry belum bilang setuju sih. Apa kau dan dia tidak ada rencana khusus?" tanya Zayn.

Aku menggeleng, "Nope."

"By the way, Louis kenapa kau diam saja?" tanya Niall tiba-tiba.

Louis menggaruk tengkuknya, "Aku sedang panas dalam. Kau ini gimana sih"

"Oh really?! Kok kau tidak bilang? Aku punya obat panas dalam. Sebentar ya." Niall berlari cepat ke arah tangga. Aku menatap Louis. Begitu pula dirinya.

"Good morning" Harry muncul dari tangga.

Matanya masih setengah terbuka. Dia tersenyum tipis.

"Harry, are you drunk again?" tanya Niall melewatinya begitu saja. Dia memberi obat panas dalam tersebut ke Louis.

"A little..." lalu Harry berlari ke arah kamar mandi. Sepertinya dia muntah. Aku berjalan ke arah kamar mandi. Benar saja dia mengeluarkan seluruh isi perutnya.

"Kau mau aku ambilkan air putih?" aku menawarkan.

"If you mind" Harry menjawab sebentar lalu kembali muntah.

Aku menggelengkan kepalaku lalu berjalan ke arah dapur. Aku menuangkan segelas air putih lalu memberikannya pada Harry yang sudah duduk malas di sofa.

"Hmm... ini masih pagi dan aku sudah cukup bosan" Liam berkomentar.

"Apa yang harus kita lakukan ya" Niall tampak berpikir.

Harry merentangkan kedua tangannya dengan mata terpejam, "Bagaimana kalau ice fishing?"

Mereka berempat serentak menengok ke arah Harry dan mengacungkan jempol. Niall melihat ke arahku lalu melotot. Aku mengerutkan keningku, apa Niall?

Niall berdiri lalu memegang tanganku dia menutup keempat jariku selain jempol, membuatku tersenyum. What a really important thing, Niall.

*

Kami sudah sampai di daratan es. Aku membenarkan topiku---meletakkan anak rambutku di telingaku. Mereka benar-benar gila, ini sangat dingin sekarang.

"Ini adalah danau yang membeku, Kath" ujar Niall seolah membaca pikiranku.

Aku mengangguk, "I know"

Niall berjalan dahulu menyusul Louis, Liam, dan Zayn. Aku melihat ke sekeliling namun tidak menemukan Harry.

Tiba-tiba seseorang menggenggam tanganku---tidak lebih tepatnya menyelundupkan sesuatu ke tanganku. Aku melihat orang tersebut berjalan menjauhiku.

Aku membuka tanganku dan menemukan hand warmers dan secarik kertas diatasnya. Aku membaca tulisan yang aku yakin adalah Harry.

Biarkan aku mengajakmu berkeliling kota malam ini. -H

Aku kembali memandangi Harry dari kejauhan. Lalu Zayn berteriak ke arahku menyuruhku untuk lebih cepat.

"Okay!!!" aku berjalan cepat. Mereka berlima mulai memasang alat pembuat lubang. Lalu memasukkan pancingan mereka.

Sesampainya aku disana, aku mencuri perhatian ke dalam lubang tersebut.

"Apa benar-benar ada ikan disana?" aku bertanya.

Seseorang memukul kepalaku dan itu adalah Niall, "Kalau tidak ada, tidak mungkin ada orang yang memancing disini"

Niall menunjuk ke sekeliling arah dan aku mendapati memang banyak orang yang tengah melakukan hal yang sama dengan kami. Aku mengangguk mengerti.

Louis merapatkan jaketnya, "Aku harap kita dapat ikan yang banyak"

Liam mengangguk setuju.

"Ini bergerak!! bergerak!" Zayn menunjuk ke arah tali yang bergetar. Harry dengan cekatan segera menarik pancing tersebut dengan hati-hati.

Lalu, tak lama kemudian memang benar ada ikan yang tersangkut di umpan tersebut. Semua orang berteriak bahagia begitu pula denganku. Niall tiba-tiba merangkulku, "See?"

Aku tersenyum, "Yes, sir!"

*

Aku sedang menonton tv dengan malas saat Harry tiba-tiba menepuk bahuku. Dia menunjuk ke arah pintu. Aku melihat ke arah jam, memang sudah jam 8 malam rupanya.

Aku berdiri baru saja akan pergi saat Zayn bertanya yang diikuti oleh pandangan tiga orang lainnya, "Kau mau ke mana?"

Aku menggosok-gosokkan kedua tanganku karena dingin, "Well, hanya melihat keramaian kota sebentar"

"With?" tanya Liam. Louis menunjuk Harry yang sudah menunggu di pintu. Lalu, mereka semua mengangguk entah karena apa.

"Have a fun night!" Zayn berteriak saat aku mulai berjalan ke luar.

Aku merapatkan jaket musim dinginku. Hft. Kenapa aku nurut saja dengan mau dia sih.

Harry berjalan beberapa langkah di depanku. Aku mengikutinya. Kami terus berjalan seperti itu sampai ke salah satu bangku di pusat taman kota.

Aku terkejut karena ternyata masih banyak orang yang mengunjungi tempat seperti ini di suhu sedingin ini.

Aku ikut duduk di samping Harry. Kami duduk dengan jarak yang cukup jauh. Harry menoleh ke arahku lalu menggeser duduknya---membuat bahu kami saling bersentuhan.

Setelah lima menit berlalu namun tidak ada yang bicara, aku memutuskan untuk memulainya terlebih dahulu.

Aku menghela napasku, "What do you want to say?"

Harry memandangku, "Things that you really want to hear"

dan itu jawabannya.[]

Hellooo, please leave your votes and comments. And for today, i dedicated this chapter for queenkylie! thank you for staying with Kathryn and Harry. Bentar lagi bakal tamat beneran nih yes yes!

Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang