10

427 49 9
                                    

"Harry, temani Kathryn ke minimarket ya" Anne berujar pada Harry yang sedang sibuk dengan ponselnya. Pasti Kendall lagi.

"Kenapa harus ditemani? Itukan sangat dekat dari sini mom" Harry menjawab tanpa melepaskan matanya sedetikpun dari ponsel. Aku ulangi, SEDETIKPUN TIDAK.

Aku memutar lensa mataku kesal, "Tidak apa - apa, aku pergi sendiri saja"

"Harry" Anne bergumam.

"Baiklah, baiklah" Ujar Harry menyerah, dia memasukkan ponselnya ke saku lalu berjalan sambil menarik lenganku.

Saat ini, aku berada beberapa langkah didepan Harry.

"Kenapa kau menemaniku? Kau pasti mau bertemu Kendall ya?" Ujarku sambil menghela napas panjang.

Tiba - tiba Harry memelukku dari belakang dan mencium pipiku.

"Tenanglah, kau itu pacarku. Sedangkan, Kendall?" Harry nampak berpikir sesaat.

Aku berbalik badan dan melepaskan pelukannya, "Jangan lupa aku itu hanya fake girlfriendmu"

Aku menghela napas kesal lalu memasuki minimarket tersebut dengan cepat, membiarkan Harry yang terus - terusan mengoceh dibelakangku.

"Kau bisa diam tidak?", aku berteriak begitu keras sampai-sampai semua orang melihat ke arah kami berdua.

Harry diam. Begitupun denganku.

Aku berbalik badan lalu berjalan mengambil hal-hal yang tercantum di kertas belanja Anne. Kami diam tidak berbicara untuk lebih dari 15 menit, Harrypun tidak memainkan ponselnya sama sekali. Dia hanya membuntutiku dari belakang.

Aku meletakkan keranjang belanjaanku ke kasir lalu Harry mengeluarkan sejumlah uang dari dompetnya dan membawa kantung belanjaan tersebut.

Aku berjalan mendahuluinya, "Harry, kapan tour akan dimulai lagi?"

Oke, aku harap dia menjawab pertanyaan yang sudah aku ketahui jawabannya tersebut.

Aku hanya mencari-cari alasan agar bisa berbicara dengannya sejujurnya.

Harry tidak menjawab. Sial.

"I think we need to stop" Aku berdiri menghalangi Harry yang seolah mengacuhkan kalimatku.

"Aku pikir Kendall adalah gadis yang baik. Anne pasti akan menyukainya" Aku melanjutkan kalimatku.

Harry masih memandangi jalan yang dipenuhi oleh salju tersebut.

Aku menghela napas panjang.

Harry menahan lengan kiriku dan menatap mataku, "Mungkin Anne akan menyukainya namun aku tidak."

"It's so unclear Harry" Aku berujar setengah berteriak. Mataku memanas. Apa yang salah dengan diriku. Mengapa aku merasa begitu rapuh.

"Harry? Kathryn?" Tiba-tiba Anne muncul dari balik pagar rumah kami. Aku dan Harry berpura-pura sibuk dengan kegiatan sendiri lalu kami mengikuti Anne yang berjalan ke pintu rumah dari belakang sambil bergandengan tangan.[]

*

Aku berbaring dengan posisi membelakangi Harry.

Aku berusaha tertidur entah sejak kapan namun mataku menolak untuk mengikuti keinginanku.

Begitupun dengan hatiku.

Aku terenyah setiap membayangkan hal yang sedang dilakukan Harry di luar kamar. Ya, apalagi jika bukan Kendall.

Tiba-tiba gagang pintu berbunyi dan aku sangat yakin bahwa Harry yang masuk ke dalam ruangan ini. Dia berbaring disampingku-hentakannya yang tiba-tiba cukup membuat badanku ikut bergoyang.

Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang