08

616 81 19
                                    

Haiiii lama menghilang:( ku tiba-tiba malas malas malas mehehe.

Tapi aku kembaliii! yayy<3 

Selamat membacaa;3

*

Aku sudah kembali sebelum matahari terbenam. Tiba – tiba saja, aku merasa mual. Entah salah makan apa aku hari ini namun seingatku aku tidak makan makanan aneh hari ini.

"Hei, Newton! Hati – hati ya!" Ujar Liam sambil memelukku singkat.

Aku mengangguk sambil tersenyum, satu persatu orang berpamitan lalu sampai kepada Niall yang spontan memelukku erat dan berbisik di telingaku. Aku hanya tersenyum mendengarnya. Aku merasakan tatapan tajam mata Harry yang membuatku dengan cepat menyudahi pelukan tersebut.

Harry mengantar mereka semua ke bandara yang mana menyebabkan aku tinggal bersama Anne dan Gemma di rumah. Anne menghidupkan tv dan berhenti pada channel yang sedang menyajikan acara infotainment.

"Camilla Bravo dikabarkan telah memiliki putri yang sudah ditelantarkannya karena popularitasnya sebagai model. Camilla memang sempat menikah dengan Philip Newton lalu bercerai 2 tahun setelah menikah dan dikabarkan tidak mempunyai anak dari pernikahan tersebut.Namun siapa yang tahu? Segala kemungkinan mungkin terjadi, Camilla bisa saja—"

Aku memutuskan untuk mematikan tv tersebut yang menyebabkan Anne menatapku aneh dan mengambil remote tv tersebut secara paksa dari tanganku.

Ini semua terasa berat.

Aku memutuskan untuk masuk ke kamar lebih cepat malam ini, tubuhku tidak terasa begitu baik begitupun dengan suasana hatiku yang kacau. Tiba–tiba aku teringat akan Harry, mungkin ejekannya akan dapat mencairkan suasana hatiku saat ini.

Argh, kau memang sudah tidak benar Kathryn.

Aku terbangun dengan lengan Harry dipinggangku. Aku menoleh ke arahnya dan menatap wajahnya lekat–lekat lalu tiba–tiba tangan besarnya itu menghantam wajahku membuatku dengan spontan menendang kakinya.

Harry mengerang kesakitan sambil terus-terusan memegangi bagian tulang kering kakinya. Aku memutar lensa mataku lalu memutuskan untuk mengambil handuk yang tergantung dibelakang pintu kamar.

"Hei! Kau ini! Bukannya minta maaf!" Teriaknya ke arahku.

Aku berbalik badan lalu menatapnya lekat, "Memangnya sakit?"

"Menurutmu?" Ujar Harry sambil tetap mengelus–elus kakinya lalu mengerang kesakitan beberapa kali. Sandiwara yang bagus namun aku tidak akan percaya.

Aku berdiri di atas cermin sambil menyisir rambutku—ini adalah salah satu kebiasaanku sejak kecil, ibu bilang agar rambutku tidak kusut setelah mandi. Ibu? Haha. Tiba – tiba aku merasa muak dengan semua ini, aku memutuskan untuk keluar kamar dan menuruni tangga namun tiba – tiba seseorang mencoba meraih bahuku dari belakang.

Aku dengan cepat menghindar dan orang tersebut terguling kebawah dengan erangan sakit yang teramat. Dan saat aku memperhatikannya lagi dengan seksama itu adalah,

Harry.

*

"Dasar cowok manja, hanya karena satu tendangan kecil saja sampai masuk ke dalam rumah sakit seperti ini" Aku menggerutu sambil bersandar ke dinding. Anne dan Gemma menatapku tajam—membuatku menggaruk–garuk tengkukku.

Baiklah, sebenarnya aku bersalah.

Tapi, kan tadi pagi itu aku refleks.

Ini bukan salahku.

Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang