Masa Muda

6 0 0
                                    

Hari ini kantin terlihat ramai, dapat dilihat dari setiap meja dan kursi yang ada dikantin sudah dipenuhi oleh manusia-manusia yang sudah kelaparan, memang kalau otak sudah habis terkuras menyerap tenaga dan dahaga, sehingga cacing-cacing diperut meronta-ronta minta diisi hehehe.. sama seperti salah satu meja yang diisi oleh sekelompok manusia yang sedang menyantap makanannya dengan hening. tanpa berniat mengeluarkan sepatah kata pun sampai semua makanan mereka habis tanpa bersisa. mereka terlihat serius dengan makanan mereka masing-masing hingga 2 remaja yang datang ntah dari mana menghampiri mereka.

"Hai guys" sapa Elvina ramah

"Dari mana aja lo?" tanya Clarissa

"Dari roftoop tadi" jawab Elvina

"Oooh udah makan belum?" tanya Anastashya 

"Ntar aja" jawabnya

"El, gue ga bakalan ninggalin elo, seberat apapun masalah lo. gue ga bakalan jenuh kaya elo yang ga pernah jenuh ke gue dan anastashya. gue ga bakalan hilang tiba-tiba kaya aldino waktu itu, gue janji kalau lo salah gue bakalan negur elo dan bukan malah pergi ninggalin elo. jadi tolong jangan dipendam sendirian jangan siksa diri lo lebih jauh El. gue bahkan ga sanggup lihat mata bengkak lo, tapi lo masih bisa senyum lebar dengan mata itu, gue merasa gue ga berguna jadi sahabat lo. Biarin kita jadi rumah buat lo juga El." ucap Anastshya dengan serius 

Kini air mata Elvina sudah jatuh bercucuran. Ia sudah tidak bisa menahan isak tangisnya begitu juga Clarissa yang memandang Elvina dengan mata yang berkaca-kaca, Ia tidak bisa berkata-kata, lidahnya kelu , Ia tidak bisa melihat sahabatnya ini terlalu rapuh. 

"Gue takut ca, gue takut kehilangan banyak orang, gue takut ga bisa jaga siapapun" jawab Elvina sambil terisak. jujur Elvina takut setengah mati kehilangan teman-temannya ini

"Dikatin lagi rame, kita pindah ke taman belakang aja ya" Ucap Gavin yang tidak tega melihat teman-temannya sedang menangis 

Lalu mereka pindah ketaman belakang, disana keempat remaja laki-laki sedang memandangi teman-teman perempuannya sedang berperlukan sambil berbicara dan menangis bersama

"Gimana bisa lo simpan semuanya sendirian? gue tau kalau lo ditinggal sendirian udah kaya mayat hidup el. Gimana bisa elo merubah raut wajah lo dengan mudah didepan gue? seakan-akan ga terjadi apa-apa? sementara rumah elo ada disebrang rumah gue? menurut lo gue ga bisa dengar apa yang terjadi? berapa kali gue nahan diri buat balik lagi kerumah kalau denger keributan di rumah lo? Ucap Anastashya sembari menangis 

"Maaf" Ucap Elvina lirih

"Elvinaaaa" panggil Clarissa lirih

"Jangan minta maaf, elo ga salah kok. Gue paham tapi jangan dipendam lagi. Gue takut lo tiba-tiba mati" ucap Clarissa

Anastashya melepas pelukan mereka

"Ck, Clarissa please deh" protes Anastashya sambil menghapus air matanya

"Kenapa?" 

"Tau ah, tolol dipelihara" Ucapnya dengan nada kesal dibuat-buat

"Kenapa gue mesti mati? kan gue ga punya penyakit mematikan" Ucap Elvina lagi

"Emang" kata Clarissa enteng kemudian duduk dibangkut taman menyusul Anastashya 

"Tapi mungkin bener deh bentar lagi mungkin gue bakalan mati"

"Hah?!" Kaget semua orang yang ada disana 

Elvina heran, dengan raut terkejut ia berjalan menuju bangku taman dan hendak duduk

"Gue kaget tau, bisa ga teriaknya jangan berengan kaya demo aja"

"Habisnya mulut lo suka ngada-ngada" ucap gavin 

"Tau emang lu mau mati kenapa?" Ucap esra

"Lu ga nanggep serius ucapan gue kan?"Tanya Clarissa 

"Kan kemaren gue udah bilang gue kayanya ada penyakit jantung. soalnya akhir2 ini jantung gue berdetak ga normal" Ucapnya dengan polos

"Aduh. Temen gue gobloknya minta tolong" Ucap Aldino tak tahan ingin memasukkan Elvina kekarung

"Capek gue, Capek" kali ini Anastashya tak tahan menahan kekesalannya

"El, minta tolong banget lu jauhin si Elvina yaa, atau tolong lo kasih taunya yang pasti-pasti aja. ga bisa gue kaya gini ga bisa. Darah tinggi gue bisa naik ntar" Ucap Ezra

berbeda dengan semua orang yang kini tengah kesal mendengar jawaban Elvina. ada Farel yang tengah senyum-senyum mendengar jawaban Elvina, sedangkan Gavin sedang berjalan menghampiri Elvina

"El" panggilnya menggenggam tangan Elvina, Elvina pun menoleh dan menatap Gavin

"Kalau gue tatap gini jantungnya berdetak kencang ga?" tanya Gavin. yang membuat semua orang melototi Gavin. 

"Hm... bentar" jawab Elvina. mendengar jawaban itu Ezra dan Aldino langsung menarik Gavin sementara Anstashya dan Clarissa menggeplak kepalanya. 

"Elo ngapain Bocah?" cecar Aldino

"Lu pada kenapa sih? Gue kan lagi ngasih tauu diaa ihh" Jelas Gavin

"Gavin, Ngga berdebar kok, mungkin lagi ga kumat"  Ucap Elvina tiba-tiba

"Emang dasar anaknya aja yang PEA" Ucap Anastashya 

"Tau ah Capek El" Ucap Clarissa

"Kan ga enak ya masuk kelas sambil nangis-nangis bombay, gimana kita bolos aja" 

"Ide bagus tuh" Ucap Anastashya girang

"Tapi kali ini aja ya lo" Ucap Farel kepada Anastashya

"Iya" 

"Kemana?" tanya Ezra

"Puncak aja ayo" usul Aldino

"Wah boleh juga tuh" Ucap Gavin

"Emang boleh kita bolos?" Tanya Elvina 

"Udah lu diem aja kita yang ngurus" Ucap Clarissa kepada Elvina 

"Gue udah suruh supir gue anter mobil ke gerbang sekolah, kita tunggu aja"

"Gercep amat lo" ucap Farel

"Udah dari tadi pas mereka lagi mewek kek orang stress"

"Ish rese amat lo" Ujar Clarissa tidak terima

"Supir gue udah sampe, keburu bel bunyi kita otw sekarang aja" ucap Aldino dan mereka bergegas pergi menuju pintu rahasia, sedangkan Ezra, Gavin dan Farel mengambil tas mereka kekelas terlebih dahulu. kali ini mereka akan menenangkan diri dan menikmati masa muda mereka untuk sesaat. sebagai sahabat yang merangkap layaknya keluarga. Menciptakan masa muda yang Indah untuk dikenang.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang