Life Goes On

7 1 0
                                    

Pagi ini Elvina berangkat bersama ayahnya, canggung rasanya karna hal yang terjadi kemarin masih jelas dalam ingatan, masih terasa perih lukanya, masih terasa nyata rasa kecewanya, ayah dan anak ini terbelenggu dalam rasa kecewa ntah pada apa. Mungkin pada diri sendiri atau bisa jadi saling menyalahkan. Siapa yang tau dari isi kepala setiap manusia? Selain dirinya sendiri, yang barangkali pun dirinya sendiri tidak mengerti isi pikirannya. Elvina hanya remaja biasa yang dituntut dewasa oleh keadaan, dipaksa menerima kenyataan yang sebenarnya ia tak ingin menerima, lalu bisa apa dia? Bila ingin menentang jalan cerita yang sudah semesta berikan? Bagaimana bisa dia mengubah alur cerita yang sudah ditakdirkan untuknya? Memberontak sekuat tenaga pun takkan mampu mengubah ketetapan yang sudah ditetapkan.

"Mau sampai kapan kamu begini?" ucap ayahnya.

"Maksud ayah?" bukannya menjawab Elvina malah kembali bertanya karna tidak paham arah pembicaraan ini

"Sampai kapan kamu akan mengganggu ibumu terus?"

"Jadi ayah ga percaya sama El?" Tanya nya dengan nada takjub sekaligus terkejut menatap ayahnya dengan tatapan kecewa, lalu kemudian keluar dari mobil ayahnya tanpa menunggu sepatah katapun dari mulut ayahnya. Dia sudah teramat kecewa atas segala yang sudah terjadi, siapa yang akan dia salahkan kali ini? Bila ayahnya saja yang satu-satunya yang ia miliki dimuka bumi ini tidak percaya padanya, lalu siapa lagi yang akan percaya padanya? Tegakah semesta membiarkan ia menikmati peliknya kehidupan sendirian? Berpura-pura tegar tanpa ada fondasi yang menahannya? Apa yang dia harapkan sekarang pada orang-orang asing yang berada disekitarnya sekarang? Apakah mereka akan terus percaya padanya? Pertanyaan itu terus muncul dikepalanya menari-nari tanpa henti, seperti langkahnya yang gontai menuju kelasnya tanpa senyum dan dengan kepala tertunduk, terlalu berat rasanya mengangkat kepalanya dengan suasana hati yang tidak baik. Hingga tanpa sadar disebelahnya sudah ada seseorang menemaninya berjalan tanpa suara, dengan wajah datar menyusuri lorong-lorong sekolah yang masih terlihat sepi, sebenarnya anak laki-laki itu ingin menggerutu karna Elvina melupakan janjinya untuk berangkat bersama, namun diurungkannya ketika melihat wajah gadis itu yang terlihat sedang sedih, anak laki-laki itu Farel, menemani Elvina dalam diam sesekali melihat Elvina yang murung, hingga sepanjang menuju kelas mereka Elvina tak sadar akan kehadirannya, dalam hati ia bertanya apa yang tengah dipikirkan gadis itu? Apa ada masalah? Rasanya ingin sekali bertanya namun ia urungkan, mungkin Elvina masih butuh waktu untuk memikirkan semua masalahnya sendirian, lagi pula mereka belum sedekat itu untuk berbagi perihal masalah pribadinya. Hingga Elvina juga tidak sadar sudah sampai dikelas mereka, tapi ia masih jalan lurus tanpa melirik kelasnya, dia benar kacau sekarang.

Dengan lembut Farel menarik tangan Elvina, yang membuat Elvina terkejut kemudian melihat wajah Farel yang sedang tersenyum miring

"Kelas lo disini" ucapnya

"Iya" jawab Elvina kemudian menundukkan kepalanya

"Mau kemana?"

"Ga kemana-mana tadi ga merhatiin aja"

"jangan melamun"

"Ha? Ah, iya"

"lagi ada masalah?" Tanya Farel hati-hati

Elvina menatapnya saja, kemudian pikirannya kembali berfikir, apakah Farel akan percaya padanya? Atau justru pergi menghilang dari hidupnya juga karna ia terlalu berantakan? Apakah Farel tempat yang tepat untuknya berlindung? Bagaimana kalau ini hanya harapannya yang semu? Bagaimanapun juga Farel terlalu sempurna untuk gadis bodoh sepertinya. Gadis yang menyedihkan sepertinya, tidak. Ia tidak boleh bergantung pada siapapun mulai dari sekarang. Karna semua orang pasti akan menghilang pada waktunya, dan Elvina harus bersiap-siap akan hal itu mulai dari sekarang. Agar nanti ia bisa menerimanya dengan rasa sakit yang tidak terlalu menyakitkan meskipun tetap saja rasanya masih terasa sakit. Setelah pemikiran panjang itu Elvina hanya menjawab Farel dengan senyuman manisnya kemudian berjalan menuju tempat duduknya. Biar ia simpan dan rawat lukanya sendirian, dalam sunyi yang tak akan menggemakan isak, dalam gelap yang sepi tanpa keluh, hanya ada dia dan dirinya dalam ruang kosong untuk memulihkan dirinya sendiri, untuk bisa kembali bangkit dan tertawa seolah tak ada beban yang tengah mengganggunya. Meski sulit tapi ini cara yang baik untuk bisa berbahagia meski badai akan hadir di 5 menit kemudian, karna kita paham betul bahwa dalam hidup tidak ada yang mudah. Setidaknya dengan kata tidak apa-apa ia masih bisa menikmati setiap tawa yang ia dapatkan di setiap harinya, tertawa keras meski di malam tadi ia menangis tanpa suara, karna setiap tawa yang keluar adalah alasannya untuk terus bertahan, karna ibunya sudah tiada, ayahnya sudah menjauh, dan ia tak ingin teman-temannya jenuh berteman dengannya dan dengan semua masalah hidupnya, setidaknya sampai dititik dimana ia sudah tidak mampu lagi menyimpannya sendirian. Setidaknya sampai ia tidak lupa bersyukur bahwa ditengah luka yang ia rasakan ia masih bisa tertawa tanpa menjelaskan rasa sakitnya, dan ia nyaman begini. Ia bersyukur ia masih bisa bahagia, benar, begini cara Elvina menikmati hari-harinya, menikmati hari-harinya yang lelah, kemudian mengubur lelahnya kala senja datang, mengutarakan keluh kesahnya di atas ranjangnya dan pada dinding-dinding kamarnya yang gelap dan sunyi, kemudian menutup matanya sembari membuat harapan saat fajar datang untuk menerangi semesta "semua akan baik-baik saja meski tidak ada yang benar-benar baik- baik saja". Elvina benar-benar menikmati hidupnya saat ini. Sangat, ia harus bisa memulihkan dirinya sendiri, karna bagaimanapun juga ia harus terus bertahan.

Sejatinya sekuat apapun kita menolak takdir juga kehidupan kita, mungkin tidak akan terjadi apa-apa, selama kita siap menerima setiap kesulitannya, kebahagian bahkan jauh tempatnya ketika kita protes pada setiap rintangan yang kita terima atas jalan hidup yang kita pilih, padahal sebenarnya kamu bisa berhenti jika kamu mau, atau kamu bisa memilih jalan yang lain kalau kamu mau, tapi kenapa mengeluh ketika kamu memilih jalan yang sulit? Hidup akan terus berjalan suka atau tidak suka. Meski terkadang begitu menyakitkan, namun kamu tidak hidup hanya di satu masa dalam hidup. Setiap manusia punya masa sulitnya, jika yang lain bisa terlihat baik-baik saja dan menerima hidupnya kenapa kamu tidak? Tak apa jika kamu menangis, tak apa jika kamu sedih, tak apa jika kamu mengeluh. Terima setiap kesulitan itu, rawat setiap lukanya, kemudian nikmati setiap warna kehidupan itu. Setidaknya itu yang selalu ada dibenak Elvina, gadis remaja yang dituntut dewasa oleh keadaannya. Elvina bertahan dengan tinggal bersama orang tuanya dalam situasi yang tidak nyaman hanya untuk bisa bersama atau bahkan melihat ayahnya, lalu bagaimana bisa dia protes untuk segala kondisi yang tidak baik yang ia terima.

Terkadang setiap ekspektasi dalam hidup tidak melulu harus jadi kenyataan. Kita harus siap atas kenyataan – kenyataan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Hal-hal yang bahkan tidak bisa kita sesali setelahnya, kita tidak akan pernah bisa menolak setiap rasa sakit bahkan luka yang menggores di hati. Kita juga tidak akan pernah bisa menebak kapan bahagia akan mampir dalam kehidupan. Dari semuanya itu warna dan bentuk kehidupan kita hanya perlu menerima diri sendiri, menerima setiap luka dan rasa sakit itu sendiri, menerima setiap kisah-kisah pelik itu sendiri, hingga nanti tiba saatnya satu hari tanpa rasa sakit, satu hari dimana kita hanya akan tertawa atau bahkan menangis bahagia. .

Satu hari pasti akan datang

Setidaknya itu yang sedang Elvina percaya hingga saat ini

Satu hari baik, yang berjalan dengan baik

Pasti akan datang..

Pasti

.

.

.

.

.





Tapi kapan?
Pertanyaan itu kini mulai sedikit demi sedikit mengusik kepalanya

...

Hai!
Kali ini prolog nya cukup panjang..
Gapapa sih,
Kupikir ini mungkin bisa menguatkan kalian yang lagi down sama hidup,
Lagi banyak pertanyaan kenapa dalam hidup atau lagi ga bisa menerima diri sendiri..
Aku harap kita sama-sama bisa menerima keadaan kita yaa

Semangat
Menjalani hari-hari
Semoga kamu lekas pulih
Dan
Semoga kamu bahagua

Salam

Yuar sibiru💕

FARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang