Pertemuan

124 16 3
                                    

Ada yang aneh dari tatapanmu, mengapa menimbulkan rasa aneh di sanubari?
Sebenarnya ini apa? Dan kau siapa? Mampu mengusik rasa aman dalam ruang yang bernama hati.

...

Hari ini, hari pertama SMA Tribangsa memasuki sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas. Pagi ini seluruh siswa/siswi Tribangsa berbondong bondong memenuhi mading mencari-cari dimana kelas masing-masing. Berbeda dengan seorang Deolinda Elvina Fawnia, yang sedang tergesa gesa berjalan kaki menuju sekolah, dikarenakan ayahnya Dimas yag sedang bekerja diluar kota, sedangkan uang sakunya yang pas-pasan tidak memungkinkan ia untuk menaiki angkot. Yah, hitung hitung olahraga pagi, jauh sih tapi mau gimana lagi? Supir? Ya mana punya, gadis yang kerap kali dipanggil Elvina ini hanya orang biasa yang berkecukupan, tak sampai harus memiliki sopir dan banyak mobil, mobil yang sering digunakan dan terparkir didepan Rumahnya saja milik perusahaan ayahnya bekerja. Diantarkan ibunya? Jangan pernah menyuruhnya untuk meminta itu pada wanita kejam itu, itu hanya buang buang waktu dan energi. Memberi ongkos dan uang saja ia rasanya tidak sudi, tolong diingat Miranda ibu tirinya itu sangat membencinya. Jadilah gadis polos nan lugu ini berjalan kaki menuju sekolahnya. Tak usah khwatir beruntung saja rumah barunya ini tidak terlalu jauh, jadi ia tidak akan terlambat, inikan hari pertama masuk sekolah, jadi jam masuk masih sedikit lebih lama karna masih harus mencari kelas terlebih dahulu. Dan masalah kelasnya, ia sudah menitipkannya pada Anastashya Putri Gibran sahabat karibnya sejak SMP sekaligus sekarang menjelma jadi tetangganya. Yup! Ternyata rumah barunya tepat disebrang rumah Anastashya jadi tidak ada hal yang mampu ia sembunyikan lagi dari gadis ini. Pagi ini Elvina tidak bisa menumpang pada Anastashya dikarna kan abangnya yang berangkat mengendarai motor..

Setibanya disekolah, bertepatan dengan bunyi bel masuk. Huh syukurlah Elvina tidak telat hari ini, buru buru gadis itu menghampiri Anastashya yang sudah berdiri ditepi lapangan ditemani Clarissa sahabat karibnya juga, ya mereka sudah menjadi sahabat sejak masih SMP dan sengaja memasuki SMA yang sama, karna mereka sudah nyaman Bersahabat, dan bagi Elvina Sahabat adalah keluarga mengingat kondisi keluarganya yang tidak harmonis.

" Kelas gue dimana sya?"

" Kita sekelas dong!" jawabnya semangat sembari tersenyum, " XII ipa 2"

" Cepetan, kita tunggu disini biar barisnya barengan" Clarissa menimpali

Dengan tergesa gesa Elvina menaiki tangga yang memang kelasnya ada dilantai dua dengan segera ia mengambil atribut untuk dikenakan saat upacara, lalu berlari kembali menuju lapangan. Ternyata Elvina kebagian barisan paling depan padahal baru saja dia berniat duduk sebentar jika ada pada barisan belakang, biasanya jika upacara baru saja dimulai blm ada petugas yang akan menjaga dibelakang.

"Ah sial mana kaki berasa udah mau patah ehh malah dapat barisan paling belakang nasib bat dah hidup gue". Rutuknya dalam hati.

Selama upacara berlangsung Elvina bergerak gelisah, sungguh ia lelah belum lagi tenggorokannya berasa seperti digurun pasir haus cok. Tapi apa daya yang upacara ini lama sekali berakhir, matanya menyusuri seluruh penjuru, yang tanpa sengaja beralih pada sosok cowok disebelahnya yang juga sedang melihatnya.

"buset, napa nih orang laitin gue gini banget, emang gue punya salah apa?". Monolognya dalam hati. Eh bentar. Kok tatapannya ga putus putus ya " Duh duh duh jantung kenapa jadi dag dig dug ser gini? Eh gue ga punya penyakit jantungkan?". Lalu Elvina memutuskan pandangannya sembari menunduk takut.

Jelas takutlah, siapa coba yang mau bertatapan dengan sipemilik mata elang yang tajam setajam pisau itu, ya mana mau Elvina baginya Deon Farel Gibran itu monster. Elvina saja heran mengapa kaum hawa seantro sekolah ini memuja lelaki kejam nan menakutkan ini. Tolong ingatkan Elvina nanti kalau dia tidak mau berurusan dengan cowok yang sering disapa Farel ini, meskipun dia abang dari sahabatnya tetap saja hanya Elvina yang tak ingin menyapa bahkan tersenyum pada farel. Namun anehnya ada apa dengan Farel yang masih asik memperhatikan Elvina?

FARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang