lalu waktu menyadarkan kita pada perasaan yang baru bersemi disanubari
Tentang bagaimana senyummu mendegupkan jantung. Menciptakan risau bila jauh hadir diantara kita.
Perasaan yang orang-orang menyebutnya dengan cinta.
Benar, aku sudah jatuh cinta pada kamu manusia berhati dingin-Deolinda ELvina Fawnia
...
Pagi ini mentari bersinar dengan cantik-cantiknnya, seorang gadis cantik tengah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Ini pagi pertama seumur hidupya ada seorang pria tampan bak pangeran berkuda putih tengah menunggu nya untuk berangkat sekolah bersama meskipun ia harus bersembunyi-sumbunyi dengan ayah dan mamanya. Dan pagi ini juga gadis ini diperbolehkan untuk masuk kerumahnya setelah sejam lamanya sejak subuh dini hari ia menunggu diteras rumahnya. Pagi yang sibuk memang untuknya, Ia harus lekas menyiapkan buku-bukunya untuk mata pelajaran hari ini. Sedangkan di teras rumahnya seorang anak laki-laki terlihat sedang berbincang serius dengan seorang pria paruh baya yang dikenali sebagai ayah Elvina. Mungkin hanya perbincangan biasa yang terlihat serius karna Ekspresi Farel yang selalu terlihat serius, ntah kenapa anak itu seperti tidak pernah tertawa ataupun tersenyum, memang lelaki misterius."Ayah, El berang... kat ya" ucapnya dengan nada terkejut diakhir kalimat
"Kok lo disini sih? Ngapain?!" mendadak lupa karna shock melihat Farel ada dihadapan ayahnya
"Loh kok kamu gitu sih? Dia ada niat baik buat nungguin kamu yang lelet buat berangkat sekolah bareng, soalnya katanya Anastashya sudah berangkat pagi-pagi sekali karna hari ini piket disekolah, terus nyuruh Farel buat bawa kamu sekolah karna katanya kamu suka nekat jalan kaki sampai sekolah dengan alibi sambill nungguin angkot, kamu ada-ada aja sih ka" jelas ayahnya
"Kenapa jadi ayah yang jelasin?"
"Emang kenapa? Kan sama aja"
"Emang dia ga punya mulut"
"Dia kayanya lagi sariawan ka"
"Dih emang dia aja yg irit ngomong kek orang bisu"
"Hush Kak ga boleh gitu ama temannya" tegur ayah yang dibalas cengiran oleh Elvina
"Ah iya! El jalan dulu ya yah" pamitnya sembari menyalami ayahnya, kemudian menarik tangan Farel agar bergegas pergi dari sana.
"Senang ya lo ngejelekin gue?" ucap Farel kesal ketika mereka baru sampai ditempat Farel memarkirkan motor
"Abisnya kenapa sih lo nungguinnya diteras rumah gue"
"Emang kenapa?"
"Yakan ga di teras rumah gue juga, biar aja gue yang datengin elo"ucap Elvina tak kalah kesal
"Tadi gue nungguinnya disini, liat disebrang rumah lo ini terus ayah lo manggil gue"
"Ngapain?"
"Ditanyain ngapain"
"Terus lo jawab apa?"
"Nungguin Elvina"
"Lah kok lo bego sih" ucap Elvina kesal
"Kok jadi bego sih? Kata Bunda ga boleh bohong kalau sama orang tua"
"Dih ngaco lo, udah berapa kali lo bohong? Udh berkali-kali"
"Dih kapan gue bohong?"
"Udah ah bodo! Males gue sama lo" ujarnya dengan wajah ditekuk.
Dalam diam Farel tersenyum, senyum menawan dibalik kaca helmnya, seyum yang mampu meluluhkan amarahnya Elvina, mencabut seluruh kekesalan Elvina bila melihatnya, kini bagi Farel wajah kesal Elvina yang menggesmakan adalah kesenangan baru baginya. Akhir-akhir ini segala sesuatu tentang Elvina adalah kesenangan baginya, Meski tetap saja gengsi masih berada pada garis terdepan terlalu sulit rasanya terang-terangan memberikan perhatian. Harga diri memang selalu memperumit kisah cinta, pencipta luka sekaligus pembawa perpisahan. sampai kapan selalu mengedepankan gengsi? Sampai benar-benar kehilangan?
![](https://img.wattpad.com/cover/224226510-288-k80443.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FAREL
Teen FictionTakdir semesta yang menuntunmu lewat tatap mata elang yang pekat nan sendu itu ini kisah dua remaja dipertemukan tanpa ada niat, saling mengenal namun tak pernah terbesit untuk saling menyukai, namun siapa sangka? semesta justru memupuk cinta perlah...