Prolog

6.2K 415 21
                                    


Jinyoung baru saja memarkirkan mobilnya di garasi. Ia memijit pelan kepalanya yang terasa sedikit pening sembari berjalan kearah pintu rumah.

"Gue doain lo nyusul!"

Jinyoung sangat tidak asing dengan suara ini. Siapa lagi jika bukan putra bungsunya? Benar sekali, Hyunjin! Anak itu terdengar seperti menangis. Jadi Jinyoung buru buru mengetuk pintu dan mencoba membukanya, kebetulan sekali tak dikunci.

Saat pintu terbuka, Jinyoung sudah mendapati Hyunjin dan Minho yang berdiri berhadapan. Dengan Hyunjin yang menggendong kucing kecil kesayangannya sembari terisak. Dan Minho yang meliriknya sinis.

"Papa!"

"Kucing Hyunjin dibunuh Kak Minho!" Adunya memperlihatkan kucing ditangannya. Kucingnya lemas dan tak bergerak sedikitpun. Bahkan saat Hyunjin mengangkat kepalanya.

"Tadi di dudukin Kak Minho, sekarang gak mau bangun." Isaknya menggoyang goyangkan kucingnya.

"Lebay."

"Udah ... sini Papa liat."

"Hidupin, kucing Hyunjin lagi Pa ..."

Jinyoung tersenyum tipis melihat tingkah Hyunjin yang satu ini. Dulu ia juga pernah mempunyai kucing, sayang sekali sudah pergi dipanggil yang maha kuasa terlebih dahulu juga. Anak itu sekitar selama seminggu mendekam dikamar menangisi kucingnya, dan minta di carikan kucing lagi yang sama persis.

Hyunjin yang menangis sesenggukan itu memperhatikan Jinyoung yang sedang mengelus elus kucingnya. Mengelus leher dan kepalanya, sampai kucingnya itu terlihat bergerak.

"Hm, masih hidup?"

"Masih hidup ..." Hyunjin menarik kembali kucingnya dari tangan Jinyoung. Ia bernapas lega saat kucingnya itu mulai menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala. Bahkan kali ini pun bersuara.

"Cih, gitu doang nangis. Lebay banget lo," sarkas Minho pergi meninggalkan ruang tengah.

"Semua orang juga bakal nangis kalo ditinggal orang tersayang."

"Gue nggak tuh."

"Kalo gue mati lo gak bakal nangis?"

"Ngga, buat apa. Kalo pacar gue baru gue nangis."

"Sst, kucingnya udah dikasih makan belum?" Tanya Jinyoung mengacak acak rambut Hyunjin.

Anggukkan kecil didapat oleh Jinyoung dari Hyunjin. "Yaudah, besok sekolah'kan? Ini udah jam 10. Sekarang langsung ke kamar terus tidur."

Hyunjin tak menjawab, melainkan langsung putar balik menuju kamarnya. Tangannya pun memeluk erat kucingnya.

"Nanti kalo di dudukin Kak Minho lagi, cakar aja wajahnya. Sekalian dikuliti," suruhnya yang entah dimengerti oleh kucingnya itu atau tidak.

Jinyoung tersenyum menatap punggung Hyunjin hingga menghilang dari balik pintu. Ia beralih menatap Minho yang baru saja kembali dari dapur.

"Minho? Sini bentar," Jinyoung duduk disofa, tangannya menepuk ruang kosong disebelahnya dengan maksud menyuruh Minho duduk disana.

"Ada yang mau Papa omongin."

"Kayaknya serius banget. Ada apa emang?"

"Gimana pendapat kamu kalo Papa nikah lagi?"

















- TBC -

Papa Jinyoung ter-luv

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Papa Jinyoung ter-luv

Babang Minho yang tamvan nan kece

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Babang Minho yang tamvan nan kece

Aslinya sayang banget sama mpus kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aslinya sayang banget sama mpus kok

Aslinya sayang banget sama mpus kok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata Minho ini anak setan 😈

AOML | HYUNJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang