"Bisa jalan sendiri?" Tanya Jinyoung penuh perhatian. Irene, Jinyoung dan Felix kini baru saja tiba di rumah pagi pagi sekali."Felix nggak lumpuh Pa."
"Huss, Papa niatnya kan mau bantuin." Irene.
"Iya, Felix bisa sendiri kok. Lagian Felix udah sehat, nih!" Felix menapakkan kakinya di tanah setelah turun dari mobil. Ia mengangkat kedua tangannya penuh semangat, di sertai senyum sumringah darinya.
Jinyoung tersenyum kemudian mengusap pelan bahu Felix dan mengajaknya masuk kedalam rumah. "Yaudah, kamu langsung istirahat dikamar. Nggak usah ngapa ngapain,"
"Iya Pa, iya."
Irene yang berada dibelakang sambil menenteng tas tak bisa menahan senyum bahagianya. Sudah lama ia tidak melihat Felix seceria itu, tentunya anak itu pasti sangat senang mendapatkan Papa baru yang begitu perhatian dan menyayanginya.
Ditengah senyum kebahagiaannya menatap Jinyoung yang mengantar Felix sampai ke kamar. Minho dan Jisung datang dengan muka bantalnya.
"Udah pulang Mah?" Tanya Minho menggaruk kepalanya dengan rambutnya yang berantakan, sedangkan Jisung malah langsung duduk di kursi ruang makan dengan kepala yang ditaruh di atas meja.
"Pengen mie ayam," Gumamnya dengan mata terpejam.
"Udah udah, sekarang kalian berdua mandi terus siap siap buat ke sekolah. Nanti Mama masakin sarapan."
Minho mengangguk dan menurut, sementara Jisung masih setia berada di tempatnya sampai akhirnya Irene sendiri yang datang dan menyeret Jisung kemudian memasukkannya ke dalam kamar mandi.
"Ngantuk Mah ..."
—o0o—
Sekarang ini semuanya sudah berada di meja makan. Kecuali Hyunjin dan Felix tentunya.
Papa sudah siap dengan jas kerjanya, Minho dan Jisung dengan seragamnya, dan Mama yang sibuk menata sarapan.
"Hyunjin mana?"
"Di kamar, dari kemaren nggak mau keluar," jawab Minho santai. Ia sudah tidak ingin peduli dengan Hyunjin setelah kejadian kemarin.
"Anak itu kalo ngambek emang gitu," ucap Jinyoung di sela ia menyantap makanannya.
"Mama ngecek Hyunjin dulu."
Setibanya di kamar Hyunjin, Irene menemukan Hyunjin yang tidur dengan menutup seluruh tubuhnya menggunakan selimut. Gorden di kamar Hyunjin juga masih tertutup, jadi Irene berinisiatif membukanya, kemudian menarik selimut Hyunjin.
"Udah pagi lho, ayo bangun sarapan. Jangan karena nggak sekolah kamu bangun siang, jangan males."
Hyunjin menggeliat pelan, ia menarik selimutnya kembali sampai menutup kepalanya. Tapi Irene kembali membukanya.
"Hyunjin ..." Kali ini Irene menarik tangan Hyunjin. Ia sedikit terkejut karena merasakan sengatan hangat dari tangan Hyunjin, jadi ia cepat cepat meletakkan punggung tangannya pada kening Hyunjin.
"Lho kamu demam? Kenapa nggak bilang? Mama ambilin sarapan ya? Terus minum obat."
Hyunjin menggeleng. "Terus maunya apa? Mama panggilin Papa ya?"
"Jangan bilang Papa, jangan bilang siapa siapa."
"Ini kamu panas banget. Kalo nggak mau Mama bilangin ke Papa, Mama ambilin makan ya? Kemarin udah makan belum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AOML | HYUNJIN [END]
Fanfiction[BROTHERSHIP | NOT BXB] Setelah sekian lama menjadi adik dari Minho, dan menjadi anak bungsu dari keluarga Hwang. Hyunjin akhirnya memiliki dua Adik menggemaskan! Tapi kenapa Minho jauh lebih perhatian pada saudara tirinya? Perhatian dan kasih sayan...