Hari ini hampa sekali, dari pagi sampai pulang Hyunjin benar benar merasakan yang namanya sepi. Bahkan meski saat ada Daehwi yang sejak tadi terus mengoceh.
"Kata Om Jackson, dia udah didepan gerbang," kata Daehwi sembari menatap layar ponselnya.
Hyunjin sontak menghentikan langkahnya, padahal. tinggal beberapa langkah lagi ia sudah sampai di pintu gerbang sekolah.
"Tolong bilangin ke Om Jackson kalo gue udah pulang aja."
Daehwi tentu saja melotot, tapi tak mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya. "Kenapa? Dari tadi lo bilang dada lo sakit mulu. Sekalian biar di periksa sama Om Jackson lah. Nggak usah ngeyel lo."
"Pa–"
"Bapak lo lagi? Heran gue sama Om Jinyoung, sampe segitunya sama anak sendiri. Emang apa salahnya? Kemaren mau ketemu Tante Nayeon nggak dibolehin, sekarang sama Om Jackson juga nggak boleh. Lama lama gue bacok–"
"Lo nggak tau Hwi ... waktu pas gue ada dirumah sakit, Mama mau bawa gue ke Kanada, gue pikir mungkin karena Mama mau bawa gue kabur dari Papa. Tapi habis bilang gitu Papa tiba tiba dateng."
"Kanada? Bukannya dulunya Tante Nayeon ada di Australia, kenapa sekarang malah ke Kanada?"
Hyunjin menghembuskan napas pelan dan menggeleng. "Sejujurnya waktu itu Mama bilangnya sambil nangis."
Daehwi menatap Hyunjin tajam. "Apa ada sesuatu ... Akhir akhir ini lo juga sering mimisan sama ngeluh dada lo sakit kan? Mending sekarang lo ke rumah sakit buat ke lab, buat mastiin lo sakit apa."
"Itu mungkin karena gue kecapean Hwi."
Daehwi tak mengindahkan perkataan Hyunjin, ia langsung menarik tangan sahabatnya itu paksa. Dan tentu saja Hyunjin menolak.
"Nggak bisa Hwi, gue takut Papa marah lagi, hari ini Papa cuti kerja buat nganterin Felix kontrol."
"Kesehatan lo lebih penting Jin!"
"Gue nggak papa."
"Kan lo belum tau lo sakit apa!" teriak Daehwi saking kesalnya. Sampai sampai anak kelas lain yang lewat pun menatap mereka berdua. Tak terkecuali Minho dan Jisung yang baru saja keluar, namun mereka tetap acuh tak acuh.
"Jin ..."
"Gue mohon sek–"
Belum sempat Hyunjin menyelesaikan kalimatnya, Hyunjin kini meringkuk dan meringis sembari meremat dadanya.
"Hyunjin!"
Minho yang masih belum jauh dan mendengar teriakan cempreng dari Daehwi langsung berbalik. Setelah melihat kondisi Hyunjin, Minho segera berlari menghampiri dengan raut sedikit khawatir.
Hyunjin makin meringkuk sampai akhirnya jatuh terduduk diatas tanah. Hyunjin tak pernah merasakan sakit luar biasa yang seperti ini, Tuhan ...
Minho berjongkok kemudian menarik kedua tangan Hyunjin dan menggendongnya dipunggungnya. Ia berlari melewati pintu gerbang. Daehwi pun mengikuti sampai seseorang menarik lengannya.
"Om Jackson?"
"Hyunjin–"
"Hyunjin bilang dadanya sakit, sekarang dibawa Kak Minho," jawab Daehwi yang sudah mengerti arah pembicaraan Jackson. Jackson sendiri hanya menatap Hyunjin yang digendong Minho saat ini.
"Hahhh ... Kayaknya gue nggak perlu khawatir. Om, anterin saya pulang dong," pinta Daehwi dengan tidak tahu malunya. Jackson melirik Daehwi sinis, namun tetap mengangguk menyetujui.
Minho sekarang ini sudah membawa Hyunjin masuk kedalam mobilnya. Namun ia menyadari Jisung yang masih tetap diam ditempatnya.
"Gue ada janji sama temen gue hari ini, Kak Minho duluan aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
AOML | HYUNJIN [END]
Fanfiction[BROTHERSHIP | NOT BXB] Setelah sekian lama menjadi adik dari Minho, dan menjadi anak bungsu dari keluarga Hwang. Hyunjin akhirnya memiliki dua Adik menggemaskan! Tapi kenapa Minho jauh lebih perhatian pada saudara tirinya? Perhatian dan kasih sayan...