O.9

2.5K 319 37
                                        


Mama Irene menutup pelan pintu ruangan Felix, ia keluar dari sana dengan sebuah benda pipih yang menempel pada telinganya.

"Tapi Hyunjin udah keterlaluan!"

"Lagipula kita belum ngelihat secara langsung kan? Kamu belum ngedengerin penjelasan Hyunjin juga. Kenapa kamu malah lebih percaya sama angin lewat daripada anak kamu sendiri yang udah kamu rawat selama 15 tahun ini?"

"Kamu juga nggak tau dia gimana Rin, aku juga nggak always 24 jam memantau semua kegiatan dia. Jadi kita semua juga nggak tau."

"Okay tenangin diri kamu dulu. Sekarang aku tanya sebelumnya Hyunjin pernah kaya gini?"

"Rin—"

"Jangan membuat opini yang nggak nggak Jinyoung, Hyunjin anak kamu. Hyunjin, anak kandung kamu. Seharusnya kamu—"

"Ada banyak hal yang belum kamu tau Rin. Bahkan alasan aku cerai sama mantan istri aku kamu juga nggak tau kan?"

"Jangan mulai, lebih baik kita selesaikan masalah ini segera. Kamu juga harus bersikap selayaknya Ayah. Hyunjin masih labil, setidaknya kamu juga harus minta maaf. Dengan begitu Hyunjin juga pasti merasa bersalah dan ikut minta maaf sama kamu."

Helaan napas panjang terdengar dari seberang telepon. Irene menundukkan kepalanya menunggu Jinyoung berbicara. "Nanti aku hubungin kamu lagi." Telepon dimatikan, padahal Irene menunggu Jinyoung berkata 'Ya'. Dengan begitu masalah sedikit demi sedikit akan menghilang tergantikan dengan keharmonisan keluarga mereka.

Hyunjin anak baik, Irene tahu itu. Tapi cara Jinyoung memberikan kasih sayang pada Hyunjin salah.

***

"Hyunjin yang mukul saya dulu! Kalo Bu Mina nggak percaya tanya aja Yoshi sama Asahi. Tanya juga anak anak yang lagi diluar dan ngelihat saya sama Hyunjin. Hyunjin yang duluan mulai jadi saya nggak salah!" Elak Jihoon.

Sengaja tadi ia membuat Hyunjin menghajarnya membabi buta tanpa melakukan perlawanan. Lalu berakhir mereka ada di kantor bersama Bu Mina dan Pak Kim untuk menyelesaikan masalah ini. Kedua wali murid juga sudah dipanggil. Papa Jinyoung sudah ada disana dengan raut wajah yang benar benar akan menghancurkan bumi.

Hyunjin semakin merasa bersalah, padahal ia hanya ingin Jihoon mengatakan yang sebenarnya. Namun karena sedang dikuasai emosi, Hyunjin jadi kelewat batas.

"Hyunjin? Yang dibilang Jihoon itu benar?" Tanya Bu Mina lembut. Hyunjin melirik Bu Mina dan mengangguk kaku.

Tiba tiba saja orang tua dari Jihoon menggebrak meja. "Siswa ini sudah membuat anak saya babak belur seperti ini. Dan seperti yang dikatakan anak saya bahwa dialah yang memulainya! Dia harus di hukum selayaknya dan meminta maaf pada anak saya!"

Karena merasa tidak terima, Hyunjin pun berdiri. "Untuk apa saya meminta maaf? Saya melakukan ini bukan tanpa alasan. Apakah anda juga belum tahu bahwa anak kesayangan anda ini juga melakukan perundungan di sekolah? Lee– Hwang Felix korbannya!"

"Hyunjin." Jinyoung.

"Lo nyalahin gue? Jelas jelas lo yang ngerundung dia sendiri, anak anak lain juga lihat!"

"Lo nggak inget kejadian di kantin? Lo mau gue seluruh orang yang ada di kantin waktu itu buat speak up sama apa yang mereka lihat?"

"HYUNJIN! JIHOON! SUDAH CUKUP, KALIAN BERDUA DUDUK KEMBALI!" Pak Kim.

"Dapat dilihat dia sangat tidak memiliki sopan santun! Sudah jelas sekali ini pasti didikan Ayahmu bukan? Beraninya kamu berkata dan menatap orang tua seperti itu sampai menuduh anakku sembarangan."

AOML | HYUNJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang