Jisung menatap saudara kembarnya yang sedang tertidur diatas brankar dengan tatapan iba. Sepertinya anak itu kehilangan beberapa kilogram berat badannya, mengingat Felix selalu menolak makanan yang harus di makan. Jika makan pun, mungkin hanya dua sampai lima suap. Itu saja jika tidak di muntahkan olehnya.
"Mah, Felix kapan pulangnya?" Tanya Jisung setelah melihat Irene masuk kedalam ruangan menenteng plastik putih besar, lalu mengeluarkan isi isi nya dan menaruhnya di atas nakas.
"Kamu mau pulang ya?"
"Engga kok! Jisung cuma nanya, kalo Felix belum bisa pulang berarti kan keadaan Felix bener bener parah."
"Yang bener? Beberapa hari ini kamu nggak pulang ke rumah lho. Kak Minho nanti pulang ke rumah, kamu mending pulang sekalian aja. Papa nanti kesini lagi nemenin Mama,"
"Mama! Jisung tuh nanya kapan Felix bisa pulang. Bukan Jisung yang mau pulang!"
"Hmm, kemungkinan Felix pulangnya besok. Kamu langsung pulang ke rumah aja, Hyunjin pastinya juga kesepian beberapa hari ini karena nggak ada kalian."
"Kesepian apa, Mama lupa kalo Hyunjin yang bikin Felix ada disini?"
"Emangnya kamu liat secara langsung?"
"Mama ngebelain Hyunjin? Ooh, Mama sekarang lebih sayang sama Hyunjin daripada anak kandung Mama sendiri?"
"Kapan Mama nggak sayang sama kalian? Kalo Mama nggak sayang kalian udah Mama jual kalian di pasar."
Jisung melotot mendengar penuturan Mama nya, mulutnya menganga. "Yaudah Jisung nggak mau sama Mama, mending Jisung sama Papa sama Kak Minho. Mama sama Hyunjin aja."
"Kalo gitu nggak usah pulang ke rumah aja yah? Papa kan cintanya sama Mama jadi nggak mungkin milih kamu. Jadi nanti kamu yang Mama tendang dari rumah. Nanti anak anak Mama tinggal Kak Minho, Hyunjin sama Felix. Berkurang deh beban."
"Jahat banget, nanti Mama jadi Mama durhaka!"
"Nggak ada istilahnya Mama durhaka ya. Adanya anak durhaka kaya kamu."
"Kata siapa, itu Mama. Mama jadi Mama durhaka."
Ditengah perdebatan kedua Ibu dan Anak itu tiba tiba Minho masuk. "Eh? Ganggu ya?"
"Engga ... Katanya tadi mau pulang? Kok balik lagi?"
"Mama mau nitip sesuatu? Besok Minho bawain."
Irene tersenyum teduh. "Bukannya tadi Mama udah bilang kalo besok Felix pulang? Mending kamu bawain beberapa barang disini buat di bawa pulang. Jadi besok nggak usah bawa banyak."
"Emang masih ada ya? Bukannya udah di bawa Papa pulang semua?"
"Ini, ini dibawa pulang sekalian." Ucap Irene menunjuk Jisung.
Minho tertawa kecil. "Yaudah ayo pulang." Meski sempat menggerutu dalam hati Jisung tetap menurut setelah di suruh pulang. Karena jujur saja ia lebih suka tidur di rumah daripada di rumah sakit. Badannya encok kalo di suruh tidur di rumah sakit.
"Jaketnya jangan lupa," peringat Irene. Jisung yang baru saja menutup pintu, langsung kembali lagi mengambil jaketnya.
—o0o—
Minho dan Jisung baru saja tiba di pekarangan rumah, dan kebetulan sekali Papa nya juga akan kembali ke rumah sakit.
"Nanti kamu cek Hyunjin di kamar. Tadi Papa sempet berantem sama adek kamu. Wajahnya pucet tadi," Ucap Jinyoung seraya berjalan membuka pintu mobil.
"Masih belum selesai ya?"
Jinyoung menghela napas. "Papa sebenernya juga salah, tapi Papa harap kamu nggak ikut ikutan marah sama Hyunjin."
KAMU SEDANG MEMBACA
AOML | HYUNJIN [END]
Fanfic[BROTHERSHIP | NOT BXB] Setelah sekian lama menjadi adik dari Minho, dan menjadi anak bungsu dari keluarga Hwang. Hyunjin akhirnya memiliki dua Adik menggemaskan! Tapi kenapa Minho jauh lebih perhatian pada saudara tirinya? Perhatian dan kasih sayan...