Hyunjin kini berada seorang diri didalam kamarnya. Setelah percakapannya dengan Felix tempo hari kini ia jadi merenung. Mama Irene, Hyunjin tahu Mama barunya itu cukup baik. Bukan cukup, sangat baik menurutnya.
Yang membuat Hyunjin kecewa adalah Papanya. Kenapa Papa melakukan ini padanya? Papa juga bilang sudah mengatakannya pada Minho. Namun mengapa Minho juga tidak mengatakan apapun padanya?
"Segitu gak pentingnya gue disini."
Jisung dan Felix juga saudara yang baik. Mereka selalu mengajaknya bercerita tentang hal hal random. Namun Papanya malah membuat kekeliruan.
Hyunjin menutup wajahnya menggunakan tangannya, hingga ia mendengar suara pintu dibuka.
"Hyun?"
"Mama?"
Dilihatnya Irene masuk kedalam kamarnya dengan senyum teduh diwajahnya. Ia menghampiri Hyunjin dan duduk disebelahnya.
"Kenapa masih disini? Seharian ini kamu dikamar terus lho. Ayo keluar, kita makan malem sama yang lain. Mama juga udah masakin makanan kesukaan kamu," bujuk Mama Irene mengelus bahu Hyunjin lembut.
"Ada, Papa juga?"
Irene tersenyum tipis dan berjongkok didepan Hyunjin. "Kamu masih marahan ya sama Papa? Ayo dong, udahan. Kasian Papa kamu."
"Papa aja nggak kasian sama Hyunjin."
"Papa kamu udah cerita sama Mama. Sebenernya Papa kamu juga salah, tapi semuanya kan udah terlanjur terjadi? Sekarang ada Felix sama Jisung yang dulunya cuman temen sekarang jadi saudara kamu. Kakak kamu juga kelihatan seneng, kamu juga jangan ngebuat Mama ngerasa bersalah–"
"Tante ini ngerti apa sih? Tante aja baru masuk kehidupan Hyunjin. Hyunjin itu kecewa! Hyunjin cuman pengen Papa minta maaf dengan tulus! Kenapa malah nyalahin Hyunjin dan berbuat seolah olah Hyunjin yang paling jahat dan egois disini!"
Irene menatap manik mata Hyunjin lekat. Sepertinya anaknya itu sedang mencoba menahan tangisnya. Terlihat dari matanya yang sedikit memerah dan berair.
"Hyunjin ..."
"Hyunjin cuman pengen itu dari Papa, Ma ..." Lirih Hyunjin.
"Mau Mama bilangin ke Papa?" Tanya Irene menggenggam kedua tangan Hyunjin. Wajahnya tersenyum, namun matanya ikut berair, entahlah ... Irene hanya merasa ikut terbawa perasaan.
"Papa nggak pernah bilang Maaf ke Hyunjin, Papa cuman bilang bakal ngabulin permintaan Hyunjin. Tapi Papa nggak menepati ucapannya."
"Hyunjin pengen ketemu Mama Hyunjin. Permintaan Hyunjin terlalu mengada ngada ya? Setiap Hyunjin bahas Mama Hyunjin, Papa selalu marah. Tapi nggak dengan Kak Minho, sebenernya salah Hyunjin dimana ... Ma?"
Anak itu menangis didepan Irene, membuat Irene segera menarik Hyunjin kedalam pelukannya. Sementara Hyunjin malah kian terisak dan membalas pelukan Irene. Sudah cukup lama ia tidak merasakan pelukan hangat ini.
"Hyunjin nggak salah kok."
Kebetulan sekali pintu kamar Hyunjin sedikit terbuka. Ada Jinyoung disana, tangannya terhenti saat ingin membuka lebih lebar pintu kamar Hyunjin. Ia mengurungkan niatnya untuk menyusul Irene dan Hyunjin, jadi ia berbalik dan menuruni tangga.
"Papa? Kenapa balik lagi? Katanya mau nyusul Mama," itu Felix.
"Kamu sendiri mau kemana?" Ucap Jinyoung membalikkan pertanyaan.
"Mau ambil sesuatu di kamar Felix."
"Mau ambil apa? Biar Papa ambilin."
"Eh, Felix bisa ambil sendiri kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
AOML | HYUNJIN [END]
Fanfiction[BROTHERSHIP | NOT BXB] Setelah sekian lama menjadi adik dari Minho, dan menjadi anak bungsu dari keluarga Hwang. Hyunjin akhirnya memiliki dua Adik menggemaskan! Tapi kenapa Minho jauh lebih perhatian pada saudara tirinya? Perhatian dan kasih sayan...