2.3

2.7K 316 205
                                    

Hyunjin menghilang.

Keributan pun terjadi, semua bermula saat pagi pagi sekali Nayeon datang untuk menemui Hyunjin namun putranya itu tidak ada di ruangannya.

Nayeon segera menghubungi Jinyoung, berpikir bahwa Jinyoung sudah membawanya. Lebih baik seperti itu, daripada membiarkan Hyunjin menghilang seolah ditelan angin seperti ini.

"Kita cari pelan pelan, Hyunjin pasti masih belum jauh dari sini," ucap Jackson mencoba menenangkan.

"Kita bahkan nggak tau kapan Hyunjin pergi dari rumah sakit Jack, gimana kamu bisa tau Hyunjin belum jauh dari sini?"

"Kondisi anak itu nggak memungkinkan Nayeon, aku yakin Hyunjin juga nggak bawa uang."

Nayeon menghela napas kasar, berkali kali ia mengusap rambutnya kebelakang dan fokus pada ponselnya.

"Papa … Kita nggak jadi pulang?"

Jackson sedikit terkejut saat Jeongin datang menarik kemejanya pelan. Wajah anaknya itu memelas sekali.

"Kamu pulang duluan ya? Nanti dijemput Mama."

"Mau pulang sama Papa, Papa udah janji sama Jeongin mau ngajak Jeongin jalan jalan."

Jackson menaruh kedua tangannya di bahu Jeongin. "Jeongin, Papa minta maaf kali ini, Papa janji besok bakal bawa Jeongin jalan jalan. Lagipula kan masih ada Mama."

"Jeongin maunya sama Papa. Kemaren Papa juga janji, apa kali ini Papa bakal bikin janji palsu lagi?"

"Aku pikir kamu harus pergi dulu," sahut Nayeon melihat Jeongin tak tega. Melihat wajah memelas Jeongin mengingatkan Nayeon pada Hyunjin.

"Aku bakal berusaha cari Hyunjin dulu, kalo sampai nanti siang dia nggak ketemu aku tinggal minta bantuan polisi."

Jackson menghela napas pelan, ia mengusap punggung Jeongin lembut sembari memperhatikan Nayeon yang terlihat tak tidur selama berhari-hari. Tentunya Jackson tahu dan mengerti, orang tua mana yang bisa tidur tenang saat anaknya sakit-sakitan seperti ini?

"Seandainya dulu aku mempertahankan hak asuh Hyunjin, apa keadaan bakal berubah?"

"Melihat kondisi kamu waktu itu, sulit buat kamu mempertahankan Hyunjin. Secara hukum posisi kamu salah, tanpa perlu diterawang sudah tentu Jinyoung pemenangnya."

Jeongin dengan wajah polosnya menatap Jackson dan Nayeon bergantian. Bingung dengan topik yang dibahas.

"Melihat Jinyoung sebegitu kerasnya mempertahankan Hyunjin, dan Hyunjin yang kembali pada Jinyoung meski sudah mengetahui fakta jika Jinyoung bukan anak kandungnya. Bukannya udah terlihat ikatan mereka kuat? Jangan terlalu dibuat stress, kita cuman perlu ngomongin hal ini sama Jinyoung. Hyunjin pasti bakal dengerin Jinyoung," ujar Jackson menenangkan.

Suara derap langkah kaki tergesa mengalihkan perhatian Jackson dan Jeongin. Dilihatnya dua orang tak asing mengenakan seragam sekolah datang dengan keringat membasahi kening.

"Chan? Baejin? Kalian bukannya sekolah? Kenapa malah kesini?" Nayeon.

"Nggak penting, Hyunjin lebih penting," Jawab Bangchan terengah-engah.

"Emang Kak Hyunjin kenapa?" Jeongin mulai bersuara. Kenapa sejak tadi nama Hyunjin terus disebut-sebut?

"Kak Hyunjin pergi nggak pamit sama Papa maupun Tante Nayeon. Jadi sekarang kita nggak tau Kak Hyunjin dimana."

"Tapi tadi Jeongin liat Kak Hyunjin sama temen temennya pergi keatas."

"Keatas sama temen-temennya?" Nayeon berpikir sejenak. "Jack, apa mungkin mereka pergi ke rooftop? Tapi pas tadi aku kesana pintunya di kunci," Nayeon berdiri dengan wajah seriusnya.

AOML | HYUNJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang