2.7

3K 343 74
                                    

"Katanya bakal ada rapat komite sekolah besok."

"Rapat komite?"

"Ketinggalan berita ya lo? Asahi kemungkinan bakal di keluarin dari sekolah, ternyata dia yang nabrak Jihoon sampai koma bahkan si Daehwi itu, video dia ngerundung anak-anak juga kesebar di sosmed, kalo sekarang paling udah di take down, dan lo tau puncaknya? Dia yang dorong Yoshi dari atap rumah sakit sampai meninggal."

"Tunggu-tunggu, kalo video dia ngerundung anak-anak gue nggak kaget. Tapi gimana bisa sampe kesebar? Terus dia beneran bunuh Yoshi dong? Gila! Dia psikopat apa setan?"

"Lebih ke iblis deh kayaknya."

"Bentar ... Kalo gitu Hyunjin nggak salah apapun?"

"Hyunjin?"

Keduanya langsung menoleh kearah bangku Hyunjin yang sudah kosong sejak beberapa hari yang lalu.

"Kalo dia beneran nggak salah dan nggak ada hubungannya sedikit pun, kenapa dia nggak pernah berangkat? Kalo kayak gini dia seolah menghindar dari masalah."

"Laporannya sih dia ada di rumah sakit, ada surat izinnya juga."

"Hyunjin emang nggak salah apa-apa, dan dia nggak menghindar dari masalah kok. Dia emang lagi sakit beberapa hari ini makanya nggak berangkat," celetuk Baejin dari bangkunya. Sejak tadi telinganya sudah gatal ingin cepat-cepat membinasakan mereka yang menjelek-jelekkan Hyunjin.

Hari itu, kelas berjalan seperti biasanya, hanya saja Baejin tak pernah merasa sebosan ini sebelumnya. Hahh ... Baejin jadi berrnostalgia saat ia baru masuk ke sekolah ini, hidupnya hanya di penuhi candaan dan tawa riang dari Daehwi dan Hyunjin. Tapi sekarang, kedua sahabatnya itu sedang sekarat di rumah sakit.

"Pak Kim!" Panggil Baejin melihat Pak Kim baru saja keluar dari kantor membawa beberapa berkas di tangannya.

Tubuhnya itu langsung membungkuk 90°. "Saya dengar Bapak yang mengadakan rapat komite untuk mengeluarkan Asahi, bahkan Bapak harus mengalami cekcok dengan kepala sekolah tapi Bapak masih tetap pada pendirian Bapak untuk membersihkan nama Hyunjin."

"Membersihkan nama Hyunjin? Bapak melakukan ini karena merasa harus, saya juga menyadari perilaku Asahi selama ini, tapi karena kepala sekolah selalu di dorong oleh orang tua Asahi Bapak pun tak bisa apa-apa. Tapi sekarang Bapak tidak akan kalah."

"Apapun itu, terimakasih banyak Pak!" Baejin kembali membungkukkan tubuhnya penuh semangat, Pak Kim sampai dibuat geleng-geleng oleh ulahnya.

"Yayaya, sana pulang!"

Baejin berjalan dengan langkah riang melewati koridor-koridor kelas. Ia harus kembali ke rumah sakit, bukan ... bukan Hyunjin, tapi neneknya. Walau sebenarnya sekalian ia menjenguk Hyunjin.

Di tengah langkahnya menuju halte bus matanya berbinar menatap penjual aneka gelang dan kalung di pinggir jalan.

"Ini satunya berapa ya, Pak?" Tunjuk Baejin pada sebuah gelang yang membuat matanya berbinar sejak tadi.

"Oh? Itu satunya 10 ribu, Dek."

"Mahal juga ya," gumam Baejin. "Tapi gapapa, modelnya juga worth it buat harga segitu."

"Saya ambil tiga ya, Pak."

*************************************

"Hyunjin!!"

"Jeng Jeng Jeng! Lihat gue bawa apa?"

Hyunjin yang sedang makan dengan santai langsung tersedak, tangannya memukul dadanya beberapa kali, matanya sampai memerah.

AOML | HYUNJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang