1.7

2.2K 312 192
                                    

Keringat terus mengalir deras dari pelipis Hyunjin. Anak itu ada di ruang kesehatan seorang diri dengan mata yang masih terpejam.

Tadi Soobin sempat menemaninya, namun guru mata pelajaran yang mengajar di kelasnya pada jam tersebut menyuruh Soobin untuk tetap mengikuti pelajaran.

Hyunjin membuka kedua kelopak matanya tiba tiba, ia langsung merubah posisinya menjadi duduk tanpa pikir panjang. Ia meringis pelan merasakan punggungnya yang terasa perih. Mungkin karena ulah Jihoon tadi pagi saat di rooftop.

Gorden tirai pembatas di buka, Hyunjin tentunya sedikit terkejut. Apalagi setelah melihat sang pelaku.

Asahi.

Hyunjin terdiam dengan posisi duduk dan tangan yang memegangi pinggangnya. Ia menatap Asahi penuh dendam.

"Lo harus berterimakasih, gue rela bolos pelajaran dan jauh jauh kesini buat nemuin lo," ujar Asahi songong seraya memasukkan kedua tangannya pada saku celananya.

"Setahu gue lo bukan tipe orang yang suka ikut jam pelajaran. Lagipula, gue nggak nyuruh lo kesini."

Asahi menghembuskan napas panjang, ia mengambil ponselnya. "Gue ngirim sesuatu ke nomor lo."

"Gue nggak bawa hp."

Asahi tersenyum miring, "Rupanya ada manusia kayak lo." Remaja itu kembali membuka ponselnya. "Oke, sekarang udah gue ngirim ke nomor temen lo. Jangan lupa kasih tahu ke temen lo itu. Dan juga, semoga lo bisa gunain itu dengan baik buat ngelawan Jihoon suatu saat nanti."

Hyunjin masih diam tak mengerti yang dimaksud, sementara Asahi sudah berpamitan pergi lebih dahulu.

Tepat saat itu juga, bel istirahat kedua berbunyi bersamaan dengan itu pula Soobin datang dengan napas tak beraturan.

"Lo nggak papa?" Tanya Soobin. Hyunjin mengangguk dan berdehem.

"Coba cek hp lo."

"Hah?" Napas Soobin masih terengah, setelah guru yang mengajarnya di kelas tadi sudah mengakhiri pelajaran ia langsung berlari menyusul Hyunjin lagi.

"Ada nomer yang ngirim video waktu lo di rundung Jihoon tadi pagi!" ucap Soobin antusias.

Hyunjin terdiam sejenak, rupanya video itu yang dimaksud Asahi. Tapi … Apa latar belakang Asahi mengirim video tersebut kepadanya? Bukankah secara tidak langsung Asahi telah menusuk Jihoon dari belakang?

Hyunjin bergegas turun dari brankar dan berlari keluar, membuat Soobin kepayahan untuk mengejarnya. Tapi sewaktu tiba didepan pintu, Pak Kim berada tepat didepannya.

"Oh, kebetulan kamu sudah bangun. Gimana keadaannya? Kali ini kamu beruntung, Jihoon meminta perdamaian kepada bapak dan sampai memohon kepada pihak sekolah. Untungnya hal tersebut akhirnya di setujui, Jihoon juga telah membayar biaya rumah sakit teman kamu. Kamu harus bertemu sama Jihoon dan mengucapakan terimakasih," Pak Kim menepuk nepuk bahu Hyunjin kemudian pergi.

"Pak Kim bilang apa?"

"Jihoon minta perdamaian."

"Perdamaian? Tapi sekarang lo punya video ini, harusnya lo ngasih tau video ini ke Pak Kim. Gimana kalo Jihoon ganggu lo lebih parah lagi?"

"Gue nggak yakin, tapi gue perlu bantuan Papa buat ngelakuin ini."

''Emang Papa lo bisa ngebantuin apa?"


-o0o-

Jam pelajaran terakhir telah usai. Hyunjin mengemas barang barangnya dengan lunglai. Soobin yang melihatnya hanya bisa mengulum bibirnya dan menghampiri.

AOML | HYUNJIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang