24#kegoisan

77 9 0
                                    

Happy reading 🤗

Rasa kantuk terus datang,meski alzam sudah mengahabis secangkir kopi hangat yang sengaja Zara sajikan di samping nya. yang masih sibuk mengetik hasil praktik hari ini

"Kamu tidur aja duluan sayang"
Ucap alzam pada Zara yang tidur atas kasur sambil memperhatikan dirinya

Zara mengulas senyum,menghadap alzam sambil menggunakan tangannya sebagai bantal
"Zara belum ngantuk kak"

Alzam menutup laptopnya,segera mendekati sang istri.

"Kenapa gak di terusin"
Zara menyeryitkan keningnya,saat alzam malah tidur di sampingnya sekarang

"Besok setelah solat subuh aku lanjutin"
Ia memindahkan kepala Zara agar tidur di atas lengannya
"Lagian juga bukan tugas skripsi yang harus kejar waktu"
Alzam terkekeh pelan saat mengingat dirinya dulu yang pernah tidak tidur hanya karena mengerjakan praktik dan juga skipsi saat masih menjadi mahasiswa

Zara menatap alzam lekat,mengingat nasib kuliahnya yang harus nya sudah selesai Minggu depan bersama Alya.
"Tadi mama tanya,kapan Zara mau lanjutin kuliah"

"Terus kamu jawab apa"

"Belum aku jawab,menurut kak alzam kapan Zara boleh lanjutin kuliah"

Alzam mengukir senyum
"Kalau kamu mau secepatnya,kenapa enggak"
Ia memperhatikan setiap jengkal wajah istrinya yang mendekati kata sempurna tersebut
"Nanti kalau kelamaan takutnya dedebayi kita kelelahan dalam perut kamu sayang"
Timbal alzam menggoda Zara

Zara segera menutup mata alzam yang terus menatapnya
"Kak alzam,aku kan belum hamil"
Jawab Zara sambil  terwa,namun seketika tawanya terhenti saat menyadari ucapannya sendiri
"Ya Allah, sembuhkan lah aku"
Gumamnya dalam hati,jika Zara nantinya tiba tiba mengandung,bagaimakah nasib bayi itu sedangkan tubuhnya menginap penyakit mematikan

Alzam memindahkan tangan Zara yang meuntupi matanya
"Kenapa,mikirin apa"

Zara segera menggeleng.

Alzam menghela nafas pelan,kembali menatap lekat istrinya,ia tau apa yang sedang Zara pikirkan saat ini
"Maafin ya,aku gak bermaksud"

Zara kembali menutup mulut alzam
"Iya Zara tau,terus kak alzam pingin punya anak berepa"
Tanya Zara sambil terkekeh pelan dengan pertanyaan nya sendiri.
Di usia pernikahan yang sudah menginjak dua bulan mungkin tidak salah untuk menanyakan itu.
Yang juga membuat alzam tertawa

"Sedikasihnya aja sayang"
Ia mencium seluruh wajah Zara gemas
"Tidur sekarang ya,mata kamu udah merah banget"
Ucap alzam ,sambil memeluk Zara erat

*
*
*
*
Hilman menyandarkan tubuhnya, matanya mengakases gedung RS yang berdiri megah dari balik kaca mobil.

Seperti kesepakatan seminggu lalu bersama saen, hari ini hilman mengantarkan Airin pulang ke Jakarta ,setelah wanita itu mendapatkan jadwal cuti untuk beberapa hari

Namun seketika matanya tertuju pada satu objek yang berada tidak jauh dari dirinya memarkirkan mobil

"Alzam"
Hilman mengerutkan alisnya
"Itu siapa,kenapa dia sama perempuan lain"
Gumam nya dalam hati saat melihat sosok alzam yang masuk kedalam mobil bersama seorang perempuan yang begitu asing,namun seketika ia kembali berfikir jernih,tidak mau menduga duga
"Mungkin aja klien nya"
Hilman menaikan bahu,sebelum melihat Airin yang keluar dari dalam RS sambil sedikit berlari

"Maaf  ya,pasti saya lama banget"
Ucap Airin dengan nafas naik naik turun memasuki mobil Hilman.
Padahal hanya menandatangani surat pernyataan cuti,tapi Airin harus menunggu karena beberapa staf di dalam sangat sibuk

Love In Profession[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang