15#Bertemu 2

102 12 2
                                    

Happy reading 🤗

"Tidak pernah ku berharap luka itu tersayat kembali"
**
***
**
***
**
_muhammad alzam"

Hening,
Jam mulai menunjukan pukul sebelas malam,dimana seluruh makhluk nya mulai tertidur pulas di desa arahan nan damai.

Alzam menatap lekat sang istri yang memejamkan mata dalam duduk nya,mungkin saja karena alzam tidak sedikitpun bergeming membuat wanita itu mulai tertidur Saat ia mengobati luka Zara

"Sayang,bangun"
Alzam mencubit pipi Zara gemas,membuat Zara langsung membuka matanya , sebenarnya ia tidak benar benar tertidur

Zara menahan tangan alzam seketika,saat lelaki itu hendak menarik hidungnya
"Kak alzam,sakit tau"
Zara segera duduk tegap ,menatap alzam yang tertawa pelan

"Perut kamu bunyi,minta di isi sayang"
Alibi alzam masih tertawa pelan

"Yaudah ayo makan"
Zara mencoba bangkit dari duduk nya ,tapi nihil kakinya malah terasa begitu sakit saat di gerakan,bisa bisanya ia lupa kalau kakinya terluka
Alzam memegang erat kedua bahu Zara ,sedikit cemas dengan ringisan sang istri

"pelan pelan Zara,Kamu lupa,kaki kamu sakit"
"Duduk aja biar aku yang ambilin makanannya"
Ucap alzam beranjak,ia segera menuju dapur kerena juga merasa sangat lapar

Zara mengangguk pelan,sambil menatap cemas dengan kondisinya.
Bukan perihal luka ,tapi sesuatu yang aneh ia rasakan dengan tubuhnya

"Gimana kalau itu terjadi,apa yang harus aku lakukan,apa aku harus ke RS lagi"
Gumam Zara dalam hati,sebelum kesadaran nya kembali dengan kehadiran alzam yang membawa sepiring nasi dan air

"Melamun terus,mikirin apa sih kamu"
Alzam mengambil tempat duduk di hadapan Zara

"Gak kok,siapa yang melamun"

"Ya kamu AzZahra ku"
Jawab alzam sambil menyodorkan sesendok nasi untuk nya
"Makan yang banyak,biar cepat sembuh"
Alzam menyuapi Zara terbih dahulu sebelum dirinya

"Iya,kakak juga"
Jawab Zara terenyum

Setelah beberapa menit menghabiskan sepering nasi berdua ,kini alzam kembali duduk di hadapan Zara sambil mengolesi obat di beberapa luka kecil agar cepat mengering

"Udah kak kaki Zara gak perih lagi,liat tuh udah larut banget"
Zara menunjukan angka jam yang melingkar di tangan alzam
"Kakak pulang gih,Besok kan kak alzam harus balik lagi ke Jakarta"

Alzam memperhatikan jarum jam yang menunjukan pukul 23,00 malam,jujur ia sangat lelah dan mengantuk tadinya
Namun saat menerima kabar dari Airin barusan bahwa dirinya ditunjuk pak Ahmad agar bisa hadir sebagai perwakilan dokter relawan bersama Sean besok di RS Al-Ghazali yang juga cabang dari RS milik sang ayah membuat mood nya kembali tidak baik

Bukan karena hal lain,melainkan ia tidak tega meninggalkan Zara untuk waktu tiga hari kedepan apalagi dalam kondisi Zara seperti ini

"Di saat aku gak ada,jangan pernah keluar malam malam lagi,apa lagi sendirian ,aku gak mau hal kek tadi terjadi lagi"
Ucap alzam dengan cemas ,mengingat kejadian beberapa jam lalu

"Iya Zara janji,habis dari sekolah,langsung ke puskesmas bantuin dokter airin,terus Pulang"
Jelas Zara dengan senyuman meyakinkan alzam yang terlihat jelas mengkhawatirkan dirinya

"Dan dari situ  jangan kemana mana lagi"
Timbal alzam

"Iya langsung pulang kok"

Alzam mengangguk,walaupun terkadang Zara masih ia anggap bocah yang nakal yang menyebalkan,namun sejak menjadi istrinya wanita itu berubah drastis yang membuat alzam yakin bahwa Zara bisa menepati ucapannya

Love In Profession[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang