Happy reading 🤗
"harusnya anda tidak membiarkan nail sendirian"
Alzam menatap nail penuh prihatin,tanpa berniat mantap lawan bicaranya yang berada tepat di sampingAlena menyeka air mata di pipinya ,ia begitu terlihat khawatir
"Maaf Al,aku terlalu sibuk dengan urusan kantor sampai lupa meninggalkan nail sendirian di dalam kamar"
Alena menatap nanar beberapa luka di tangan dan kaki nail yang terjatuh dari tangga rumahnya pagi tadiAlzam mengehela nafas pelan
"Perhatikan kondisinya setiap satu jam"
Ucap alzam pada seorang suster yang berada di hadapannya"Baik dokter"
Suster tersebut mengangguk mengerti"Jaga dia baik baik,saya permisi"
"Kamu tau betapa lelahnya aku"
Alzam menghentikan langkahnya saat mendengar ucapan Alena barusan
"Rasanya aku udah gak sanggup lagi,ditinggal orang tua sejak kecil,lalu saat aku menemukan orang yang aku cintai"
Alena menundukkan kepalanya,air matanya mulai mengalir
"Aku harus meninggalkan nya karena merasa belum pantas,lalu kehilangan sahabat terbaik dan aku memilih merawat anaknya,dan sekarang dia kesakitan dan aku terus menjadi orang yang gagal"
Perempuan itu menahan tangisnya hingga membuat tubuhnya bergetarAlzam tidak menjawab sepatah katapun,ia menelan salivanya,dengan mata berkaca kaca ,tangan kanannya terangkat ingin menenangkan Alena,namun urung dan hanya bisa terdiam disana menatap perempuan itu yang benar benar terlihat rapuh
*
*
*
*
*Zara berjalan menuruni jejeran anak tangga,samar samar melempar senyum sumringah pada dua orang yang tampak menantinya di bawah sana
Sambil sedikit berlari Zara langsung menghampiri Airin dan Hilman yang menantinya sejak tadi
Zara memeluk sekilas tubuh Airin
"Kenapa repot repot jemput aku sih,pake acara ke kampus segala"
UcapnyaAirin tertawa pelan sambil menyibak poninya kesamping
"Sekalian mau mengenang masalalu"
Airin mengehela nafas panjang sambil mengedarkan pandangannya ke taman kampus yang tampak ramaiZara mengangguk mengerti ,sebelum perhatian nya beralih pada hilman
Dengan penuh tanya Tampa niat menyapa terlebih dahulu"Eum,sore nanti aku mau antar dokter airin balik ke desa,makanya barengan"ucap Hilman yang merasa canggung dan mengerti arti dari tatapan Zara
Zara mengangguk ,sambil tersenyum
"Oh,gitu ya,terus gimana keadaan kak Naufal,dia baik baik ajakan""Hmm,dia baik"
Jawab Hilman singkat ,yang membuat Zara sedikit lega"Kak Hilman,what you doing here"
Suara teriakan Alya yang menyapa mengalihkan perhatian Meraka
Membuat hilman menghela nafas lelah saat melihat Alya yang kini menghampiri nya"Muka,coba aku liat"
Tanpa aba aba Alya mencoba menyentuh wajah Hilman,numun lelaki itu segera menghindar"Apa sih Al"
Hilman mendengkus kesal,menatap AlyaAlya kembali mendekati hilman,sambil menatap wajah lelaki itu
"Jerawatan,belang,kak Hilman gak pakai suncreen ya"
Alya memperhatikan beberapa jerawat di wajah lelaki itu sambil mengeluhZara terkekeh pelan,sedangkan airin terlihat memperhatikan tingkah Alya dengan bingung
"Sahabat aku dok,mereka emang gitu selalu gak akur kalau disatuin"
Bisik Zara pada Airin yang langsung mengangguk paham ,walaupun merasa tidak nyaman melihat kedekatan Alya dan Airin
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Profession[End]
General Fiction-Cerita ringan dan enggak berbelit,semoga suka -Belum di Revisi Cut Syifa Azzahra adalah seorang mahasiswi kedokteran yang terpaksa harus berhenti mencapai impiannya dan menjadi guru di sebuah desa kecil yang jauh dari hiruk pikuk kota lalu bagaima...