14#tragedi

97 12 0
                                    

Happy reading🤗


Senja berganti malam,suara azan insya terdengar menggema, menghentikan aktivitas dua wanita yang sudah selesai dengan acara memasaknya
Semua makanan tampak tersusun rapih di atas meja kayu yang berukuran kecil

"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga ya Ra"
Airin melepas celemek yang ia pakai mengantungkan nya kembali di samping jendela dapur ,dengan senyum lebar memperhatikan masakannya dan Zara

Ada banyak menu yang mereka masak untuk makan malam
Kangkung tumis kecap,ayam bakar,sambal telur,dan beberapa jenis kue yang Airin buat sejak sore tadi

Begitu juga dengan Zara , walaupun sedikit lelah tapi ia sangat senang apalagi jika sudah bertemourasalah dapur bersama Airin yang juga jago memasak berbagai jenis kue

"Kita  Makan dulu ya ra baru solat ,soalnya aku lapar banget"
"Nunggu dokter Sean sama alzam juga kelamaan mereka"
Ucap Airin mengelus perutnya yang sudah berbunyi sejak tadi

"Iya kak,Zara juga lapar banget"
Baru saja hendak mengambil tempat duduk di hadapan airin tiba tiba saja suara ketukan pintu terdengar
"Bentar dok,Zara bukain pintu dulu"
Zara langsung berjalan mendekati pintu utama
Yang langsung memperlihatkan Sean sambil  melempar senyum padanya

"Gak jamaah insya doker"
Tanya Zara memperhatikan baju Koko serta sarung yang Sean pakai dan jangan lupakan topi putih masih setia berada di kepala lelaki itu

"Boleh masuk ya,udah masak kan?lapar banget"
Sean mengalihkan pertanyan Zara,lelaki itu melangkah masuk tanpa salam masih dengan cengiran sebagai ciri khas Sean yang jarang sekali  pernah memasang wajah masam

Namun yang membuat nya penasaran kini adalah keberadaan suaminya ,di mana lelaki itu kenapa tidak ada bersama Sean
Pasalnya sore tadi Zara tidak sempat menghampiri alzam karena sibuk memasak
"Kak alzam di mana"
Tanya zara ikut bergabung bersama Airin dan Sean yang sudah lahap memakan makanan mereka

"Di rumah Ra,tiba tiba dia marah gak jelas,aku ajak ke musolla aja gak mau,aneh banget emang tuh anak"
Sean menekuk air putih sebelum melanjutkan ucapannya
"Yang sabar ya Ra alzam emang gitu,banyak kurang nya"
Celutuk Sean yang langsung mendapat lemparan tulang ayam dari Airin

"Emang nya anda sesempurna apa sampe bilang gituh"
Airin menatap geram dengan ucapan Sean barusan,selalu saja lelaki itu asal bicara

"Kok salah aku sih beb"
Jawab Sean kembali dengan cengiran

"Beb beb,geli tau gak"
Airin menaikan bahunya sambil menghembuskan nafas kasar kembali melahap makanannya

"Zara tinggal sebentar gak apa apa ya"
Ucap Zara dengan wajah cemas mana mungkin ia bisa makan jika seandainya di sana suaminya menahan lapar

"Samperin alzam,mau saya temanin gak" tawar Sean

"Gak apa apa,lanjutin aja makan nya"

"lah,masa ditinggal gak mau makan dulu,kita masak nya sama sama loh ra"
Airin menatap hambar semua masakan ,padahal ia ingin sekali makan sambil membahas pertanyan siang tadi yang masih membuat pikiran penasaran

Zara tersenyum,merasa tidak enak
"Bentar aja dok,cuman panggilan kak alzam"

"Iya Ra,lebih baik kamu samperin dia deh,airin mah tau apa an ,dia kan belum nikah"
Sahut Sean ,menatap wajah airin yang memerah menahan emosi

"Cepat pulang deh Ra,bisa bisa darah tinggi aku kalau kamu tinggal kelamaan sama dia"
Ucap  Airin melirik Sean kesal yang tersenyum ke arahnya

"Iya iya,bentar doang"

Love In Profession[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang