29#kejujuran

101 8 0
                                    

Happy reading 🤗

"Terus bersama nya,di sisa hidup ini"
*
*
*
*
*
*
_Azzahra_

Alzam menepikan mobilnya ke samping jalanan yang masih sangat padat meskipun jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam

Tubuhnya segera menghadap Zara dengan senyum yang tidak sedikitpun luntur dari wajah lelaki itu sejak keluar dari ramah sakit tadi

Zara mengerutkan alisnya,melihat ekspresi alzam
"Apa"
Tanya nya dengan ketus dan bingung ,pasalnya tatapan  alzam membuatnya jadi tadi takut

"Kamu pingin apa"
Alzam mendekatkan wajahnya pada perut Zara
"Gimana kalau roti kedelai,atau mau susu hangat"
Alzam melirik Zara,menunggu jawaban

Zara menghela nafas pelan sambil menyengir pelan
"Zara gak pingin apa apa,adek bayi nya juga..."
Ia menghentikan ucapannya sambil memperhatikan perutnya
Perempuan itu masih tidak percaya bahwa ada nyawa di dalam sana
"Ini beneran"
Ucap Zara tiba tiba menatap alzam

Azlan ikut menghela nafas,sambil memegang kedua bahu Zara
"Kenapa baru sekarang kagetnya"
Alzam menarik gemas hidung istrinya,membuat zara sedikit meringis

Namun beberapa detik kemudian Zara kembali tertawa
"Zara mau pizza yang banyak"
Zara memegang perutnya sambil membayangkan potongan pizza yang akan alzam belikan nanti

Tapi sepertinya hayalannya cukup sampai disitu saat melihat ekspresi alzam
"No pizza,ga baik terlalu banyak di konsumsi"

"Tapi kak Zara pingin ..."

Alzam menggeleng keras,sambil melirik hanphone nya yang tiba tiba berbunyi
"Kamu baru makan pizza kemarin"
Ucap alzam sebelum mengangkat teleponnya

Zara hanya bisa pasrah,ia kembali menyandarkan tubuhnya pada kursi dengan alis bertaut sedikit penasaran dengan orang yang menghubungi suaminya selarut ini

"Siapa kak"
Tanya Zara penasaran setelah alzam  mematikan telepon

"Ada operasi mendadak satu jam lagi"
Alzam memasang kembali seatbelt milik Zara
"Kamu gak keberatan kan aku ke RS"

Zara mengangguk pelan
"Zara ikut ya,kan di ruang kak alzam ada kamar"
Tanyanya

"Tapi sayang aku bakalan lama,disana kamu pasti gak nyaman"

Zara tersenyum tipis
"Sendirian di apartemen jauh lebih gak nyaman"

Alzam terdiam sejenak,sambil melirik jam tangannya
"Yaudah iya"
Alzam segera memutar balik mobil nya
Pikiran nya sedikit terusik setelah mendengar telfon barusan

Zara yang berada di sampingnya hanya memperhatikan alzam,raut wajah lelaki itu tiba tiba saja berubah,bahkan alzam melupakan tawarannya begitu saja ,padahal Zara begitu lapar Sekarang
"Kak alzam baik baik aja"

Alzam menoleh kesamping mengangguk pelan pada Zara,namun jelas terlihat raut kekhawatiran yang coba alzam sembunyikan

Zara memilih menatap keluar jendela yang ia biarkan sedikit  terbuka,menatap indahnya penjuru kota yang di hiasi lampu kelap kelip

*
*
*
*

Tangan alzam yang berlumuran darah bergetar hebat,pisau operasi yang ia pegang perlahan jatuh begitu saja

Bukan hanya alzam,satu orang dokter serta dua perawat tampak menghela nafas berat

Satu perawat mulai mencatat jam dan tanggal setelah benar benar yakin monitor ICU benar benar terhenti

Love In Profession[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang