Happy reading 🤗
Hujan lebat mengguyur seluruh kota,di bawah payung Zara hanya bisa diam,sambil terus memperhatikan alzam dan beberapa orang yang mulai menutupi peti mati tersebut di dalam liang lahat dengan tahah
Suara tangisan dari seorang perempuan pun tidak luput dari pendengaran Zara
Ya,pagi ini ia menemani alzam ke pakaman nailTidak ada yang bisa Zara lakukan selain diam membisu, terkadang ia juga merasa hatinya begitu perih saat alzam mencoba menenangkan Alena yang terduduk lemas tanpa peduli tubuhnya basah di bawah derasnya hujan
"Cukup Alena,jangan seperti ini"
Alzam memegang kedua bahu perempuan itu yang mencoba mencegah beberapa orang untuk tidak mengubur jasad anaknyaAlena menggeleng keras
"Enggak Al,aku gak mau ditinggal sendiri,anak aku belum meninggal al"
Alena menangis sejadinya, penampilan nya yang acakan tidak sedikitpun ia hiraukanAir mata alzam ikut mengalir seiring guyuran hujan yang juga membasahi seluruh tubuhnya
"Saya mohon jangan seperti ini, ikhlaskan Alena,biarkan nail pulang dengan tenang"
Sebisa mungkin alzam mencoba menenangkan perempuan ituIa benar benar tidak tega,Membiarkan Alena terus menangis seperti ini
Alena mendongkak menatap alzam
"Aku benar benar sendiri alzam, semua orang pergi meninggalkan aku"
Ucap nya dengan bergetar"Anda tidak sendirian,saya..."
Alzam menghentikan ucapannya,ia segera menyadar kan dirinya,dan langsung menatap Zara yang berdiri tidak jauh dari nya
Hampir saja alzam mengatakan bahwa akan ada untuk alena,hampir saja alzam mengikuti kata hatinya hanya karena kasian melihat kondisi Alena saat ini"Saya akan mengantar anda"
Ucap alzam ahirnya,melihat wajah pucat perempuan itu,jelas terlihat bahwa Alena sedang sakit"Aku gak mau alzam,aku masih mau disini temani nail"
Alena menggeleng keras,namun alzam sebisa mungkin menarik tangan perempuan itu ,menuntunnya berjalan pergi dari sanaZara masih saja diam,dirinya ikut mengikuti alzam yang menuntun Alena untuk berjalan menuju mobil dari belakang
Sesekali alzam menatap Zara,lelaki itu juga tidak mengatakan sepatah katapun,tanpa berbicara pun Zara mengerti dari tatapan alzam yang seakan mengatakan maaf pada dirinya
Zara sangat mengerti kondisi Alena saat ini yang begitu terpukul,namun tetap saja istri mana yang sanggup melihat suaminya sendiri merangkul perempuan lain
Tidak butuh waktu lama,dua orang perawat segera menghampiri alzam
"Aku gak mau Al,aku gak mau sama mereka"
Alena mencekal kuat lengan alzam saat dua orang perawat tersebut memegang tangannyaAlzam menghela nafas berat mengabaikan perkataan Alena yang sepertinya begitu panik
"Periksa kondisinya,dan beri obat penenang"
Ucap alzam pada salah satu perawat"Baik dokter"
Dua orang perawat tersebut kembali memegang tangan Alena ,meski pun perempuan itu kembali memberontak dan terus memanggil alzam
"Sepertinya kak Alena membutuh kamu kak"
Ucap Zara menatap suaminya yang basah kuyup"Setelah diberi obat penenang dan istirahat kondisi akan baik baik aja sayang"
"Tapi kak.."
"Sayang"
Alzam segera memotong ucapan Zara ,ia tidak ingin mendengar apapun tentang perempuan itu saat ini"Oke,kak alzam harus ganti baju dulu kalau gitu"
Jawab Zara mengandeng tangan alzam,yang di balas anggukan oleh lelaki itu
*
*
*
*
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Profession[End]
Ficción General-Cerita ringan dan enggak berbelit,semoga suka -Belum di Revisi Cut Syifa Azzahra adalah seorang mahasiswi kedokteran yang terpaksa harus berhenti mencapai impiannya dan menjadi guru di sebuah desa kecil yang jauh dari hiruk pikuk kota lalu bagaima...