Happy reading 🤗
Tidur perempuan itu, terusik saat mendengar bunyi hanphone yang tiba tiba berdering
Ia perlahan membuka mata degan berat
"Astagfirullah,ketiduran"
Zara meraba raba,mencari hanphone nya yang tidak lagi berbunyi"Udah bangun,kenapa gak bilang kalau kamu langsung pulang tadi"
Ucap alzam yang baru saja keluar dari dalam kamar mandiZara segera menoleh pada suaminya yang terlihat segar,aroma shampo lelaki menembus Indra penciuman nya
Ia hendak menjawab namun urung, mengingat kejadian sore tadi yang membuat nya kembali membuang muka
Satu tangan nya memijat pelan kepalanya yang terasa pusing,mungkin saja karena ia terlalu lama menangis sampai ketiduran
Alzam melangkah mendakiti Zara dan duduk di hadapan perempuan itu
"Sayang,kamu sakit"
Tanyanya,menyentuh tangan tangan Zara yang langsung perempuan itu tepisAlzam mengerutkan alisnya,melihat sikap Zara
"Kamu nangis"
Tanyanya kembali memperhatikan mata sembab istrinyaZara tidak menjawab,ia bangkit dari duduknya,hendak berjalan menuju kamar mandi, mengingat sebentar lagi azan magrib
Namun baru saja hendak berdiri,lantai yang ia pijaki Solah berputar, membuat nya hampir saja terjatuh ke atas lantai
Syukur saja dengan sigap alzam menahan tubuhnya
"Astagfirullahaladzim Zara"
Ucap alzam,jantungnya hampir saja copot melihat Zara yang hampir terjatuhAlzam membantu Zara agar kambali duduk ,satu tangannya segera mengelus lembut perut Zara
"Hati hati sayang,aku gak mau kami dan Bayi kita kenapa napa"Zara masih diam, mengabaikan alzam
"Sayang kenapa terus diam,apa kata dokter emi,coba bilang aku mau dengar"
Alzam masih berusaha membujuk Zara agar menjawab pertanyaan nyaNamun nihil lagi lagi hanya diam seribu bahasa yang alzam dapatkan
Alzam menghela nafas panjang, tangannya menyibakkan poni Zara kesamping
"Aku bicara sama istri aku,tapi dia malah liat tembok dan diam,bahkan enggan menatap suaminya sendiri"Rasa lelah untuk hari ini membuat kesabaran alzam juga terbatas,ia akhirnya memilih tidur di samping Zara yang masih duduk
Zara sedikit melirik alzam yang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut padahal azan magrib sudah berkumandang tetapi lelaki itu malah tidur
Zara ahirnya mencoba kembali berdiri menski kepalnya masih terasa berat,ia tidak peduli pada alzam ,rasa kecewanya terhadap lelaki itu semakin menjadi jadi
*
*
*
*Wajah lesu alzam hari ini membuat mulut Sean yang sedang membaca buku perihal kesehatan menjadi gatal untuk tidak bertanya
Sejak pagi tadi, tidak ada yang dilakukan lelaki itu selain tidur di atas sofa sambil terus menatap langit langit ruangan kerjanya
"Mau jadi tukang genteng,atau ada cita cita Lo yang nyangkut disitu"
Tanya Sean ketus, sambil sesekali membenarkan kacamata minusnyaAlzam melirik sekilas pada Sean ,namun ia kembali lagi pada tatapannya
"Atau lagi lihat buku amalan"
Celutuk Sean lagi dengan santai
"Hampir lupa gue,apa karena abis berantem sama Zara,sampai sampai dia magis kemarin"
Sambung Sean yang baru mengingat kejadian kemarin saat berpapasan dengan ZaraMendengar ucapan Sean barusan
Alzam seketika bangkit dari tidunya
"Apa Lo bilang Zara nangis"
Alzam mendekati Sean yang kembali fokus pada buku tebal tersebut
"Dimana lo liat Zara nangis"
Tanya alzam mendesak Sean yang terlihat mengabikan nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Profession[End]
Ficción General-Cerita ringan dan enggak berbelit,semoga suka -Belum di Revisi Cut Syifa Azzahra adalah seorang mahasiswi kedokteran yang terpaksa harus berhenti mencapai impiannya dan menjadi guru di sebuah desa kecil yang jauh dari hiruk pikuk kota lalu bagaima...