04#Sapaan senja pertama

151 29 0
                                    

"Tidak semua harapan mengecewakan, ibarat senja, ia sementara numun langit tidak pernah menolaknya untuk ada"
**
**
) (
**
) (
**
) (
**
**
_cut syifa azzahra_

Alzam dan zara memasuki sebuah rumah kayu berukuran kecil Dengan nafas naik turun tidak beraturan

saat makan siang tadi, tiba tiba saja seorang bapak paruh baya dengan wajah panik dan penampilan acak acakan mencari para dokter

zara yang bahkan belum sempat menghabiskan nasinya malah ikutan di tarik paksa oleh Alzam

Alzam mendekati seorang remaja yang terlentang di atas tikar dengan wajah pucat dan pingsan
ia langsung mengambil sebuah stetoskop dari dalam tas nya
"berapa lama dia sudah pingsan pak"

"saya tidak tau dokter, saya pergi sejak pagi dan saat pulang saya sudah melihat anak saya terkapar di atas lantai"
jawab pria paruh baya dengan terbata bata, tampak pria itu sedang menahan tangis

zara ikut berjongkok di samping alzam yang sedang memeriksa menggunakan stetoskop memperhatikan davin si pemilik nama

"seperti nya dia baru saja pingsan saat bapak ini pulang, Dokter lihat luka memarnya mulai muncul"
sahut zara yang menunjukan luka di bagian kepala dan tangan davin

"Kamu benar juga bocah pintar"
alzam menatap zara sebentar sambil menggantungkan stetoskop di leher gadis itu
membuat zara kaget saja

"dokter mau apa"
zara memperhatikan alzam yang melepas jas putihnya, menyisakan kemeja putih

"saya kepanasan zara"
alzam memberikan jasnya pada zara
"pegang ini, dan geser sana lagi saya mau kerja"
ucap alzam dengan ekpresi datar
sambil melipat kedua lengan baju nya hingga siku

zara lantas bergeser dengan cemas, bisa bisa nya alzam terlihat santai dan malah pake acara kepanasan, jelas jelas davin sudah terkapar di hadapannya dan tidak sadarkan diri
kalau begini bisa bisa pasien yang ia tangani keburu meninggoiii
batin zara

"Dokter, davin kenapa"
zara kembali mendekati alzam yang meletakan satu tangan kanan di pertengahan dada devin dan tangan kiri di atas tangan kanan lagi, alzam mengeratkan tangan nya dan mulai menekan dada davin berkali kali

"Dokter apa sebaiknya saya panggilkan dokter sean kesini"
zara terlihat panik, ia tidak terlalu bodoh untuk menugetahui kalau alzam sedang melakukan tindakan pertolongan pertama pada orang yang terkena gagal jantung

"Apa kamu meragukan saya zara"
jawab alzam yang masih melakukan tindakan RJP

"ya allah, bukan gitu maksud Zara ,mungkin dokter kelelahan kita bisa minta tolong dokter Sean untuk membantu anda, saya tau kalau kondisi jantung davin tidak baik kan"
jawab zara gugup, tangan nya memeluk erat jas milik alzam
menatap alzam yang kelelahan dengan keringat yang bercuran di wajah pria itu

"tidak usah bocah pintar, dia akan segera sadar"
alzam melirik zara sekilas dengan tersenyum tipis
Dan kembali fokus

"seratus sembilan belas, serarus dua puluh, seratus dua puluh satu, seratus du...."
alzam menghentikan hitungan dan beralih menepuk pelan pipi davin saat merasa ada respon
"lama sekali kamu sadar, syukur saya kuat davin"
ucap alzam saat melihat lelaki itu mulai membuka mata

"alhamdulillah, ya allah"
zara menangukup wajahnya sambil menghela nafas lega

begitu juga dengan pria paruh baya di samping nya yang bernama pak ilyas juga tidak hentinya mengucap syukur

Love In Profession[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang