Gak apa-apa! Setiap manusia perna berbuat kesalahan, itu wajar karna kamu juga manusia.
~Sevian Radityah Sanjaya~
.
.
."Sevian Radityah Sanjaya!" panggil Bu Agnes mengapsen satu persatu muridnya untuk mata pelajaran bahasa inggris.
Semua yang ada di kelas diam. Fadra dan Azura juga ikut diam, mereka tidak tau kemana perginya pria itu, ditelfonpun Sevian tidak mengangkat bahkan dengan sengaja menolak panggilan Fadra.
"Sevian mana?" tanya Bu Agnes menatap Zura dan Fadra bergantian.
"Sakit bu! Izin bu!" jawab keduanya kompak lalu saling memandangi bingung.
"Sakit atau izin?" tegas Bu Agnes menatap curiga kearah mereka berdua.
"Izin bu! Sakit bu!" jawab Fadra bersamaan lagi dengan Azura.
Fadra bangkit lalu menatap Zura kesal. "Zura gelud yuk."
"Sudah! sudah. Vibra, kamu tau Sevian kemana?" tanya Bu Agnes lagi.
Vibra menoleh menatap seluru arah pandang yang mengarah padanya. Fadra yang duduk di samping Vibra terus memberikan kode kecil karna Fadra tau Vibra adalah Manusia yang terlampau jujur saat berbicara.
"Sakit bu," bohong Vibra membuat Zura dan Fadra bernafas lega. Akhirnya Vibra mengerti kode yang mereka berikan.
Bu Agnes mengangguk paham lalu lanjut menjelaskan materi dipapan tulis.
"Bu!" panggil Zura membuat Bu Agnes kembali menoleh menatapnya.
"Ada apa lagi Azura?"
"Saya Izin ke toilet yah, bu," ucapnya dan bu Agnes mengangguki.
Azura menatap Fadra lalu mengode pria itu agar ikut denganya.
"Bu saya juga," ucap Fadra mengacungkan tanganya tinggi.
"Kamu mau kemana?"
Fadra menatap Azura yang masih menatapnya. "Temenin Zura ketoilet bu," ucapnya membuat beberapa siswa cowo langsung menyerbuh mereka dengan seruan segala bunyi.
"Yasudah sana," ucap Bu Agnes membiarkan Fadra berjalan lebih dulu ditemani Zura dibelakangnya.
"Fadra lo mau coba naik Ambulance gak?" tanya Azura saat mereka berada diluar kelas.
"Gak usah banyak bacot dulu, cepetan cari Sevian," ucapnya berlalu menyelusuri lorong dan menuju kantin belakang sekolah.
Sedangkan Sevian? pria itu sedang duduk dengan sebuah es teh manis di depanya. Bukanya meminumnya Sevian malah sibuk memandanginya saja sambil memikirkan pesan yang dikirim Felis kemarin malam.
Ponselnya kembali bergetar membuat Sevian hanya melirik sekilas lalu menjauhkanya.
Mood-nya sedang tidak baik hari ini, dari pada ponsel itu jadi bahan amarah Sevian alangkah baiknya jika dia menjauhkan benda pipih itu.
"Gue cariin kemana-mana juga, lo ternyata ada disini," ujar Azura duduk lalu meneguk cepat es teh Sevian.
"Sisain dong!" rebut Fadra. Nafasnya masih tidak beraturan karna berlari, ini akibat ketahuan guru BK dan membuat mereka harus main kejar-kejaran bersama Pak Mamat.
Sevian hanya diam. Bahkan untuk menatap Fadra dan Azura Sevian merasa malas.
"Kenapa lu? Kayak gak perna boker aja," celetuk Azura kembali mengatur deruh nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sevian [On Going]
Teen FictionKehidupan Sevian yang membosankan berubah menjadi berwarna saat dirinya bertemu dengan gadis misterius bernama Felis. Bukan hanya Sevian, ketiga sahabat terbaiknya pun ikut ambil dalam mewarnai masa-masa remaja mereka. Sama seperti anak muda lainya...