12. Say Goodbay

23 21 2
                                    

gua tau, gua mungkin akan kehilangan lo. Tapi.. entah mengapa gua tetap ingin mengenal sosok lu.

~Sevian Radityah Sanjaya~
.
.
.

Felis berjalan santai di koridor sekolah. Hari ini dia tidak berangkat dengan Sevian karna luka di kepala pria itu belum sembu total, untunglah kemarin Sevian sempat memberitahunya hingga Felis tidak harus menunggunya.

"Lo Felis kan?" tanya seorang pria berkaca mata menghampiri Felis, Felis lantas mengangguk cepat.

"Samudra nungguin lo di ruang osis," ujarnya berlalu.

Felis diam sambil mengkerutkan dahinya bingung. Untuk apa Samudra memanggilnya sepagi ini?

Walaupun bingung Felis tetap melangkah menuju ruangan itu. Bagi Felis, Samudra bukanlah seseorang yang harus ia hindari, melainkan dia harus berteman baik dengan pria itu. Kenapa? Entahlah, Felis rasa dia harus melakukanya.

Sesampainya di sana Felis tidak langsung masuk, dia memilih tuk diam sejenak menghentikan detak jantungnya yang tiba-tiba saja berdetak tidak karuan. Sial! Apa dia belum bisa melupakan sosok itu?

Tok tok tok

Felis mengetuk pintu itu pelan. Seseorang di dalam sana berteriak menyuruh Felis agar masuk saja karna pintu tidak di kunci. Pelan Felis membuka pintu lalu masuk memperhatikan Samudra yang telah siap dengan seragam basketnya.

Hampir saja Felis lupa kalau jam sepuluh nanti ada pertandingan basket antar sekolah yang di adakan di sekolahnya.

Samudra tersenyum hangat seperti biasa lalu menghampiri Felis yang diam menatapnya.

"Kenapa panggil gue?" tanya Felis cepat. Dia tidak ingin berlama lama di dalam ruangan ini bersama Samudra.

"Kamu inget ini gak?" tanya balik Samudra memperhatikan selayer hitam yang ada ditanganya.

Tentu saja Felis ingat selayer itu karna dirinyalah yang memberikan Slayer itu pada Samudra saat pria itu ikut lombah Basket setahun yang lalu.

Felis mengangguk cepat.

"Aku mau pake lagi boleh gak?" ragu Samudra.

Felis diam sejenak. "Terserah lo," ucapnya.

Samudra menghembuskan nafas pelan. "Kita gak bisa kayak dulu lagi Fel?"

"Sam, gue udah berapa kali bilang sama lo kalau hubungan kita hanya sebatas teman gak lebih kayak dulu."

"Tapi gue bisa perbaiki semuanya Fel."

"Gak. Sam, lo gak akan bisa memperbaiki cermin yang pecah, sekuat apapun lo berusaha cermin itu gak akan menyatuh lagi."

"Gue harap lo jalani hidup lo dan gue jalanin hidup gue. Itu yang terbaik mulai sekarang," sambung Felis berbalik dan pergi meninggalkan Samudra yang masih diam memantung ditempatnya.

Kamu bilang aku harus menjalani hidup aku? Oke! Aku akan mendapatkan apa yang ingin aku dapatkan Felis.

Felis kembali menghembuskan nafasnya kasar. Bayangan Samudra tadi pagi selalu saja mengusik pikiranya. Bahkan, ia sudah memilih untuk duduk diam di dalam kelasnya dari pada menonton olahraga basket yang akan di adakan beberapa menit lagi. Sebenarnya, dia tidak ingin bertemu Samudra jika ia menonton pertandingan itu.

"Heh!" teriak seseorang dari belakang sambil melempari kertas yang menyerupai bola ke kepala Felis.

Felis berbalik menatap ke meja Jesica yang meneriaki namanya.

Tentang Sevian [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang