Saat lo terluka, mungkin bukan gua orang pertama yang akan mendekap lo. Namun, lo harus yakin gua adalah orang yang paling terluka saat lo terluka.
~Sevian Radityah sanjaya~
.
.
.
"Lo siapa?"Semua orang yang berada di ruangan Sevian menatap Sevian dengan ekspresi wajah yang tak dapat dijabarkan. Bagaimana mungkin pria itu bisa lupa pada Felis padahal dirinyalah yang mati-matian mencari informasi tentangnya.
"Lo siapa?" tanya Sevian lagi membuat Felis mundur beberapa langkah darinya karna kaget.
"Sevian? Ini Bunda nak, kamu gak ingat sama Bunda?!" tanya Melatih menghampiri anaknya yang sedang terlihat bingung.
Sevian menatap mereka dengan kening berkerut. Jujur saja, kepalanya masih sangat sakit untuk diajak berfikir.
"Vibra," panggil Sevian, membuat sang pemilik nama itu berjalan cepat mendekati Sevian yang sudah terduduk di ranjang rumah sakitnya.
"Lo inget gue Sev?" tanya Vibra cepat.
"Gak, gue liat nama tag lo," ucap Sevian enteng, ingin rasanya Vibra memukul kepala itu andai saja tak ada perban yang melilitnya.
"Kalian siapa?" bingung Sevian lagi.
"Sev lo gak inget gue? Gue Azura, lo gak inget? Kita bareng-bareng cari informasi Felis loh, Bahkan datengin rumahnya sama-sama juga, lo gak inget?" tanya Azura menodongkan beberapa pertanyaan yang membuat kepala Sevian semakin pusing. Mata Azura pun tampak berkaca-kaca menahan tangis.
"Gue, lo gak inget gue Sev? Gue Fadra!"
Lagi dan lagi Sevian mengeleng pelan. Membuat Melatih tak kuasa menahan ledakan tangisnya.
Felis menatap pria itu dengan tatapan yang entah apa artinya. begituh gampangnya kah Sevian melupakan seseorang?
"Pasti kepalanya emang kebentur keras nih," tutur bang Tara mengusap dagunya sembari berfikir keras.
"Lo juga gak inget kejadian tadi siang?" lanjut bang Tara.
"Tawuran tadi?" tanya Sevian memperjelas pertanyaan bang Tara.
Fadra memicingkan matanya ganas lalu memukul dahi Sevian cepat.
"Akh!" ringis Sevian menatap Fadra tajam.
"Lo lagi bercanda kan? Jujur gak lo? Gue suntik nih, kalau bohong," ancam Fadra menyodorkan sebuah suntikan yang ia ambil dari nakas samping kiri Sevian.
Sevian mengerjabkan matanya beberapa kali. "Gue inget tentang tawuran tadi, tapi gue gak inget sama kalian."
Suasana kembali hening. Tidak mungkin juga Sevian bercanda dengan kondisis seperti ini. Dan tampak luka di kepalanya memang cukup serius, jadi wajar jika pria itu bisa terkena amnesia mendadak.
"Sev ini gue Azura, lo gak inget?" tanya Azura lagi siap menangis.
Sevian mengeleng pelan.
"Lo gak inget gue? Gue Fadra, masa lo lupa sama gue sih, Sevian," rengek Fadra sama seperti Azura.
"Sevian perhatiin muka gue, ini gue. Azura, orang yang sering lo curi pulpenya." Azura menunjuk wajahnya, sembari mengenang masa lalu, saat Sevian masih gemar mencuri pulpen teman sekelasnya.
Sevian diam, dia masih mencerna ucapan kedua orang di sampingnya ini.
"Azura, Fadra, diam dulu bisa gak? Bentar aja!" tegur Vibra yang kepalanya juga mendadak pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Sevian [On Going]
Teen FictionKehidupan Sevian yang membosankan berubah menjadi berwarna saat dirinya bertemu dengan gadis misterius bernama Felis. Bukan hanya Sevian, ketiga sahabat terbaiknya pun ikut ambil dalam mewarnai masa-masa remaja mereka. Sama seperti anak muda lainya...