31. Seseorang Yang Tau Segala Tentangmu.

8 3 0
                                    

Sevian mengangkat dering ponselnya yang sedari tadi berbunyi. Memang ia tidak sempat mengangkat panggilan-panggilan lainya lantaran ia habis dari toilet dan ponselnya dibiarkan tergeletak di meja warung Mbak Wati.

Azura, Fadra dan Vibra juga ada disana. Begitu pun dengan Alveraz.

"Sorry Cup, tadi habis dari toilet." jelas Sevian mengangkat panggilan dari Ucup.

Gue cuman mau infoin. Felis masuk sekolah tadi, dia naik bus ke sekolah. Dan seperti biasa gosip dia pacaran sama Samudra terus nyebar Sev.

Sevian mengangguk. "Oke, thanks udah mantau."

Panggilan itu diakhiri oleh Sevian. Lalu Ia duduk di samping Fadra yang sedang Vidio Call dengan Hana.

"Hai, Han!" sapa Sevian saat tak sengaja wajahnya terekam camera. Ia hanya menyapa, rasanya canggung saat mereka bertemu namun tak menyapa.

Hana menyapa balik lalu ia sibuk dengan Fadra lagi.

"Entar giliran gue, kan?" tanya Azura yang duduk di depan Sevian.

Sevian mengangguk. "Infoin semua yang lo liat."

Azura segera hormat tegak. "Siap pak bos, laksanakan!"

***

Felis menghembuskan nafas lelah saat Amira kembali menghalau langkahnya. Semenjak berita tentang mereka menyebar gadis itu selalu menganggunya.

"Mau lo apa, sih?" tanya Felis untuk kesekian kalinya.

"Berapa kali gue bilang sama lo, buat bilang ke mereka kalau kita itu bukan saudara!" teriak Amira. Suaranya pun mengema di lorong sepi kelas Felis.

Felis menghembuskan nafas pelan. "Kenapa bukan lo aja yang bilang?"

"Lo pikir mereka bakal percaya?" tanya Amira balik.

"Terus kalau gue yang bilang mereka percaya gitu?" serang Felis.

Amira diam. Felis pun begitu lalu gadis itu mengatakan. "Biarin aja, entar juga gosipnya hilang sendiri."

"Gue digosipin gini, gara-gara lo sialan!" murkah Amira menahan lengan Felis yang hendak pergi meninggalkanya.

Felis tersenyum miring lalu menghempas tangan Amira.
"Kalau lo gak mau digosipin gara-gara gue, keluar dari sekolah ini," desis Felis pelan namun ucapanya bak panah yang menancap sempurna di hati Amira.

Namun detik berikutnya Amira juga tersenyum miring.
"Yang bakal keluar dari sekolah ini, lo. Bukan gue," jelasnya lalu berjalan pergi meninggalkan Felis yang menghembuskan nafas lelah.

"Gue bakal bunuh dia buat lo," jelas seseorang membuat Felis menoleh cepat lalu menatap punggung gadis itu yang berjalan menjauh mengikuti langkah kaki Amira.

"Sialan!" teriak Lisa menjambak rambut Amira dari belakang.

Amira langsung berteriak kalah Lisa menjambaknya lalu menyeretnya pergi. Mengabaikan tatapan kaget serta teriakan dari siswa yang berada disekitar mereka.

Tak memiliki belas kasih, Lisa terus menyeret Amira hingga mereka memasuki gudang di samping lapangan volly yang tak jauh dari lorong kelas Felis.

Lisa mendorong Amira hingga kepala gadis itu menabrak tembok di hadapanya cukup keras.

"Gila lo?!" Murka Amira bangkit mencoba melawan Lisa namun gagal, nyatanya Lisa lebih kuat darinya.

"Lo yang gila!" balas Lisa berteriak lalu mendorong Amira hingga gadis itu jatuh ke lantai.

Tak memberi ruang untuk Amira melawan. Lisa langsung menaiki tubuh gadis itu lalu mencekiknya.
"Mati lo, sialan!" sarkas Lisa semakin mengencangkan cekikanya.

Tentang Sevian [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang