Sekarang sudah bulan Oktober. Koran sihir, prophet, akhirnya memberitakan berita yang ditunggu-tunggu Harry. Ia sebenarnya cukup kesal karna mereka butuh hampir sebulanan untuk menyelesaikan masalah itu. Tapi tetap saja, ia juga senang karna dunia akhirnya mengetahui yang sebenarnya.
"Kau lihat koran hari ini, Ry?" Draco yang duluan membahas masalah itu. Mereka dalam perjalanan menuju aula untuk sarapan.
"Pasti sudah, lihat wajahnya itu," balas Blaise, ia menunjuk Harry yang tampak berseri-seri dan bersenandung riang.
"Oi, sadarlah!" Theo menarik kerah baju Harry, yang membuatnya langsung ditatap temannya kesal.
"Apa?! Aku gak boleh senang kah?" ujarnya sinis.
"I know you happy. Ayah baptismu dinyatakan tidak bersalah kan? But you almost get hit." Draco awalnya bicara dengan senyum lembut, tapi diakhiri dengan nada tinggi. Ia juga menunjuk tembok yang tinggal beberapa cm dari wajah Harry.
"Ah, hehe." Harry menggaruk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Sudahlah." Draco merangkul Harry dan kembali berjalan seolah tidak terjadi apa-apa. Para slytherin kecil lainnya juga tidak terlalu peka untuk menyadari apa yang terjadi, mereka mengikuti keduanya dari belakang.
"Harry!" Saat hampir sampai ditempat duduknya, si kembar dari gryffindor menghampirinya dengan semangat.
"Let me guess, about the news. Right?" tanyanya dengan menaikkan salah satu alisnya.
"Yes!" balas mereka bersamaan. Mereka menatapnya ingin tahu.
"The news is true, my godfather never do anything about Peter Pettigrew and the muggles. Itu salah tikus itu," jelas Harry, menekankan kata 'tikus itu'.
"So that's," ujar Fred.
"Why you," lanjut George.
"So happy!" serunya bersamaan.
"Yeah, dan aku akan kesal jika tetap kelaparan," balas Harry datar.
"Oh, sorry." Fred merangkul George yahg ada disebelahnya.
"You can eat now," balas George, ia juga membalas rangkulan kembarannya.
"Bye!" Keduanya pergi menuju meja gryffindor.
"You don't have to pay attention for them. Kau bisa mengabaikan mereka saja," ujar Draco saat Harry duduk.
"And let them bother me longer than that? No thanks," balas Harry. Ia mulai memakan sarapannya dengan lahap.
"Okay, karna prophet dan kau sudah memutuskan bahwa Sirius Black tidak bersalah," ujar Theo yang membuat pandangan 5 slytherin kecil menatapnya ingin tau.
"Jadi, akhirnya aku bisa bertanya bukan?" Ia lalu menatap Blaise, yang dijawan dengan anggukan malas.
"Apaan?" tanya Harry, menatapnya dengan menaikkan salah satu alisnya.
"Sapu itu, Nimbus 2000. Dibelikan oleh Mr. Black bukan?" balas Theo, menatap Harry antusias.
"Ya? Ah, yes," jawab Harry sedikit bingung, ia tak berpikir akan ditanya tentang sapunya.
"Really? Jadi, kau benar-benar berhubungan baik dengan Mr. Black?" tanya Daphne.
"Yeah. Sirius yang merawatku dari kecil, dan Remus tentu saja," jawab Harry. Ia tersenyum kecil ketika mengatakan nama kedua orang tua asuhnya itu.
"Kalau begitu, aku bisa mengundangmu menghadiri acara natal dirumahku, bukan? Aku juga akan mengundang Sirius dan Remus," tawar Draco. Ia menatap Harry dengan puppy eyes-nya, yang membuat empunya mata emerald itu tak bisa menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance to Change Life ~ Drarry
FantasySaat Harry memutuskan untuk kembali ke masa lalu sebagai hadiah atas takdir yang salah, ia memutuskan untuk memperbaiki segalanya. Ia juga berjanji untuk melindungi orang-orang yang benar-benar menyayanginya. Dengan cara apapun! Membuat jiwa Slythe...