3 - Train

12.4K 1.4K 73
                                    

"Hei, aku sudah melihat tempat lain. Sepertinya tidak ada tempat lagi, can I sit here? " suara seseorang terdengar, membuat bocah berambut coklat itu mengalihkan pandangannya dari buku bacaannya.

Ia meliriknya sebentar sebelum tersenyum dan menjawab, "ya, silakan. Ehm.." Membuat yang bertanya terlihat sedikit senang. Harry sendiri bertanya karna sekarang identitasnya adalah Harry Potter, bukan Daniel Black.

"Thanks. Dan, namaku Draco Malfoy," Bocah laki-laki bersurai platina itu memperkenalkan dirinya setelah duduk, mengulurkan tangannya untuk dijabat. Ia menatap bocah dengan mata emerald itu sambil tersenyum, sedikit sombong kurasa. Bagaimanapun ia adalah heir dari keluarga Malfoy, salah satu keluarga pureblood yang disegani penyihir lainnya. Yang merasa kedudukannya lebih tinggi dari halfblood atau muggleborn yang mereka panggil mudblood.

"Harry, Harry Potter," balas Harry menjabat tangannya, yang dihadiahi tatapan terkejut dari heir keluarga Malfoy itu, sedikit tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"You.. That Harry Potter?" ujarnya memastikan, mengembalikan raut wajahnya menjadi tenang kembali. Ia mengingat perkataan ayahnya, bahwa segala yang dia lakukan akan menggambarkan bagaimana ayahnya membesarkannya. Ia tidak boleh mempermalukan nama keluarganya.

"Yup, the only one," balas yang bersurai coklat itu, sebelum kembali ke bacaannya. Tetapi, baru beberapa kata ia membacanya, mereka kembali diinterupsi. Kali ini 2 bocah yang sepertinya mengenal Draco.

"Hey, aku mencarimu, Drake," ujar salah satunya, melirik ke arah Harry seraya memberi tatapan bertanya pada Draco.

"Who is he? " tanya yang lainnya, menatap Harry yang balas menatapnya.

"He's Harry Potter," jawab Draco, membuat kedua bocah itu menampilkan ekspresi terkejut seperti dirinya tadi.

"Really? " mereka kemudian duduk didepan Harry. Draco memutuskan pindah ke samping Harry agar keduanya dapat duduk bersama. Tanpa mereka sadari, Harry tersenyum kecil.

"Hmm," angguk Harry, sebelum kembali fokus ke bacaannya. Yang tentu saja, tidak akan semudah itu.

"Do you have that? Tanda itu?" tanya mereka.

Merasa bahwa ia takkan bisa melanjutkan bacaannya, Harry memutuskan untuk meladeni mereka. Memutup buku bacaannya, lalu mengangkat rambutnya dan memperlihatkan tanda yang mereka maksud. Tanda yang menunjukkan bahwa dialah Harry Potter yang berhasil mengalahkan Dark Lord, Voldemort diusianya yang baru 1 tahun.

"Woah.." mereka berdua terlihat kagum dengan itu. Melihat seorang Harry Potter didepan mereka.

"By the way, I'm Blaise Zabini," salah satunya memutuskan untuk kembali bersikap seperti bangsawan dan memperkenalkan dirinya. Yang satunya juga mengikutinya.

"And I'm Theo, Theodore Nott."

"Harry Potter," balas yang bersurai coklat itu seraya tersenyum.

"But, kupikir kita akan sulit berteman," ujar Theo yang membuat mereka bertiga melihatnya.

"Why? " tanya Draco, sedikit bingung.

"As you khow. He is Harry Potter. And I think, he will get to Gryffindor," jawab Theo yang mendapat smirk kecil dari Harry, tentunya tidak dapat dilihat mereka.

"You know, Gryffindor dan Slytherin itu musuh bebuyutan, kan?" tambahnya, sedikit tertawa mengejek.

"Why do you think I will get Gryfindor. I can get Slytherin too, if I want," Harry kembali mendapat pandangan terkejut dari mereka.

Second Chance to Change Life ~ DrarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang