"You are ... an animagus.." ujarnya terkejut.
"Ye-yeah, masalah?" balas Harry, berusaha berbicara sesantai mungkin, masih terkejut karna ketahuan.
"bukannya itu ilegal? Apa kamu sudah terdaftar?" tanyanya.
"Hmm.. Belum," jawab Harry jujur.
"Let this be our secret, Neville," ujarnya cepat saat bocah itu tampak ingin segera pergi dari sana. Ia bahkan menahan dan menggenggam tangan hufflepuff itu.
"Kau tau namaku?" tanyanya tak percaya.
"Of course, kenapa aku bisa gak tau namamu?" balas Harry bertanya. Ia berpura-pura terlihat bingung, juga melepaskan genggamannya.
"A-ah ... It's just ..., orang terkenal sepertimu ... bisa tau namaku itu ...," ujar Neville ragu. Ia memainkan kedua tangannya, tak menatap Harry.
"Look, Kita berdua kan sama-sama murid Ayo bermain bersama, kamu belum pernah ke asrama slytherin, kan?" Tanpa menunggu balasan dari hufflepuff itu, Harry sudah menariknya pergi dari perpustakaan, menuju asramanya.
.
"Hi Harry. Looks like you brought a friend," ujar Blaise yang pertama menyadari kedatangan Harry, membuat yang lainnya menjadi menatapnya. Sebelum kemudian menatap Neville, membuat hufflepuff itu gugup dan bersembunyi dibelakang Harry.
"Yep. Dia.. Kenapa kau tidak memperkenalkan dirimu?" tawar Harry melihat Neville yang sepertinya sudah berada di tahap akhir kegugupannya. Ia mendorong Neville pelan ke depannya.
"I-I ... I'm Neville.. Longbottom," gumamnya pelan.
Theo menatap hufflepuff itu sebentar, sebelun senyum jahil terlihat diwajahnya. Lalu melihat Pansy yang tampak memikirkan hal yang sama dan saling mengangguk. Mereka berjalan mendekati hufflepuff yang nampak semakin gugup. Wajahnya pucat dan tertunduk.
Harry sendiri menjauh dari Neville dan mengamati mereka dengan menahan tawa. Sedikit berharap 2 slytherin kecil itu tak terlalu keterlaluan dengan Neville.
"Hey, Longbottom. Kenapa gugup banget?" tanya Theo, ia melihat Neville dari bawah. Saat mata mereka bertemu, Neville langsung menatap lurus untuk menghindar.
"You think we'll eat you?" bisik Pansy, yang membuat Neville makin gugup, juga takut.
"Karna kita akan~," tambah Theo yang membuat Neville langsung lari dan bersembunyi dibelakang Harry.
"Kalian nih," ujar Harry, memandang temannya sambil menghela nafas.
Setelahnya mereka akhirnya berkenalan dengan lebih baik. Lalu bermain bersama yang membuat Neville lebih santai dan tidak gugup. Pada akhirnya, penerus Longbottom itu berakhir diundang ke pesta natal keluarga Malfoy, yang tentu membuatnya cukup senang. Apalagi setelah tau para slytherin tidak semengerikan yang ia pikirkan.
.
Beberapa waktu telah berlalu, hari natal akan segera tiba. Hogwarts memberikan libur 3 minggu untuk natal sekaligus tahun baru. Harry memanfaatkan itu untuk pulang kerumahnya, bukan rumah bibinya, namun rumah Sirius. Begitu juga dengan Draco dan yang lainnya. Tidak banyak yang memilih tinggal di Hogwarts. Mungkin dia yang dulu akan memilih tinggal, tapi sekarang, sudah ada yang menunggunya dengan hangat.
Para perfek bersama headboy/girl tiap-tiap asrama bertanggung jawab mempimpin anak-anak asrama mereka menuju kereta. Jadi, saat ini Marcus sibuk mengatur anak-anak slytherin. Ia baru masuk setelah semuanya berada dikereta.
"Cih." Marcus tiba ke tempat Harry dan yang lain berkumpul. Terlihat mereka sedang bermain kartu UNO ala para penyihir dengan riang. Mereka berkumpul di kompartemen yang sudah diberi mantra untuk memperluas dan meredam suara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance to Change Life ~ Drarry
FantasySaat Harry memutuskan untuk kembali ke masa lalu sebagai hadiah atas takdir yang salah, ia memutuskan untuk memperbaiki segalanya. Ia juga berjanji untuk melindungi orang-orang yang benar-benar menyayanginya. Dengan cara apapun! Membuat jiwa Slythe...