Seperti yang dikatakan Atropos
Harry kembali ke saat usianya masih 1 tahun. Hal pertama yang ia lihat saat membuka mata adalah kedua orang tuanya. Yang membuatnya menangis karna rindu dengan mereka. Ya, sudah belasan tahun ia tidak melihat mereka, bahkan jika bukan karna foto yang diberikan oleh Prof. Snape, Harry mungkin sudah lupa wajah mereka.Kedua orang tuanya, yang tidak mengetahui apapun sedikit panik melihatnya menangis.
"Sayang, apa kamu lupa memberinya makan?" tanya yang laki-laki pada istrinya. Ia memiliki rambut yang sama seperti Harry
"Tentu saja sudah," jawab yang perempuan. Ia mengendong Harry yang sebelumnya berada di baby box. Mencoba menenangkan anaknya.
"Mwa-mwa," saat kedua iris emerald itu bertemu, Harry mencoba memanggil ibunya. Tangisnya perlahan menghilang, digantikan oleh senyum manis yang bisa membuat semua orang yang melihatnya terpikat.
"Sa-sayang, dia baru saja memanggilku, bukan?" ujar yang dipanggilnya, menatap suaminya yang memiliki raut senang.
"Harry mengucapkan kata pertamanya," perempuan yang bernama Lily itu terlihat sangat senang. Ia memeluk bayi Harry dengan erat.
"Sayang, tenanglah," sang suami mengambil alih Harry. Ia menenangkannya digendongannya.
Setelahnya, Harry menghabiskan waktu yang menyenangkan bersama mereka. Ia sangat senang dengan kehidupannya saat ini, sampai ia tak ingin ini berakhir. Walau ia tau bahwa itu tidak mungkin.
Dikehidupan sebelumnya, ia berhasil mengalahkan Voldemort dengan ibunya yang mengorbankan nyawanya. Dengan itu juga, ia berhasil menyelamatkan nyawanya berkali-kali saat bertarung dengan Voldemort. Bahkan untuk mengalahkan Voldemort agar ia tak bangkit lagi, ia sampai harus mati. Walau itu karna kesalahan takdir yang dibuat para Moirai.
.
Beberapa bulan berlalu sejak saat itu, dan saat-saat yang tidak diinginkan Harry terjadi. Voldemort datang ke rumahnya dan sesuai dengan apa yang diceritakan, kedua orang tuanya terbunuh. Walau rasanya lebih menyakitkan karna ia benar-benar melihat langsung apa yang terjadi. Ia menangis cukup kuat saat ibunya mengucapkan kata-kata perpisahan.
Sampai saat ia berada digendongan Sirius Black, Harry memeluknya erat sekali. Bahkan saat Sirius berusaha untuk meninggalkannya, ia menangis keras sekali. Ia tau bahwa itu adalah kesempatannya mengubah takdirnya. Baik dia dan Sirius.
Karna jika ia tak bisa melindungi orang tuanya, ia setidaknya ingin mengubah takdir Sirius. Ia tak ingin Sirius mendekam dalam penjara Azkaban akibat tikus yang menghianati keluarganya itu. Dan ia yang akan dibawa ke keluarga bibinya untuk diperlakukan sangat buruk disana.
"Aku perlu mengejarnya Harry, dia perlu tangkap. Mengertilah," Sirius menatap Harry untuk meminta pengertian bayi kecil yang memeuknya itu. Ia tak bisa membawa bayi kecil itu bersamanya.
"Utusan Dumbledore akan segera datang. Dia akan mengurusmu," tambahnya.
Seolah mengerti, Harry berhenti menangis dan menatap mata kelabu Sirius. Sudah tentu, bukan tatapan yang bisa diberikan anak yang bahkan belum berusia 2 tahun. Ia juga masih memeluk erat Sirius. Itu berlangsung beberapa saat sampai Sirius kembali membuka mulutnya.
"Baiklah, aku menyerah. Aku tidak akan mengejarnya," Sirius menghela nafas kasar, sementara Harry terlihat bahagia dengan keputusan Sirius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance to Change Life ~ Drarry
FantasySaat Harry memutuskan untuk kembali ke masa lalu sebagai hadiah atas takdir yang salah, ia memutuskan untuk memperbaiki segalanya. Ia juga berjanji untuk melindungi orang-orang yang benar-benar menyayanginya. Dengan cara apapun! Membuat jiwa Slythe...