21 - First Secret

5.1K 375 31
                                    

Pelajaran herbiologi untuk hari ini adalah membuat essay mengenai Pohon Dedalu Raksasa, yang berhasil diselesaikan Harry dengan cepat. Untungnya slytherin dan ravenclaw memiliki jadwal kelas yang sama. Jadi, Harry dengan sengaja meminta bantuan dari Neville untuk menyelesaikan tugas ini.

Setelah semester 2, kelas mereka dipisah-pisah berdasarkan asrama mereka. Kadang mereka akan bergabung dengan asrama lain yang jadwalnya bentrok. Bagi Harry ini adalah hal yang bagus, mengingat betapa bisingnya kelas mereka saat anak-anak kelas 1 itu digabung. Ia masih tak mengerti mengapa anak kelas 1 disemester 1 digabungkan. (Karena authornya males nyusun 4 jadwal buat tiap asrama, jadi yang sekarang jadwal buat Slytherin aja)

Kembali lagi, setelah menyelesaikan tugas itu dan meninggalkan teman-temannya yang masih sibuk berkutat dengan tugas herbiologi mereka, Harry bergegas pergi ke gubuk Hagrid. Sepanjang jalan, ia memikirkan sapaan apa yang sebaiknya dia katakan pada setengah raksasa itu. Sampai-sampai tak menyadari ada orang yang muncul dari lorong dipersimpangan lorong.

Suara tabrakan terdengar dan Harry serta orang yang ditabrak memegang kepala mereka yang terbentur itu. Rintih kesakitan juga terdengar, karena Harry ditabrak orang yang sedang berlari, untunglah keduanya tidak ada yang menangis.

"Harry?!" seru orang itu terkejut.

"Mion- Hermione?" balas Harry begitu tau siapa yang ditabraknya. Ya, teman yang sudah menemani dan membantunya tetap hidup sampai kematiannya dikehidupan sebelumnya.

"Tunggu, kepalamu baik-baik saja?" tanya Hermione, dia memegang pipi Harry dan memeriksa dahi empunya. Terlihat benjol kecil disana. "Episkey." (Mantra penyembuhan untuk luka kecil)

"Aku oke, kamu juga. Episkey," seru Harry, menyembuhkan dahi Hermione. "Kamu mau kemana?"

"Ke tempat Hagrid, ada yang mau ku tanyakan padanya," balas Hermione. Keduanya sudah berdiri dan Hermione menepuk-nepuk pakaiannya yang terkena noda di lantai.

"Tentang ular?" tanya Harry, ia melihat kertas-kerta yang juga jatuh saat tertabrak tadi. Ada gambar basilik disana.

"A-ah, iya! Aku sedikit tertarik dengan satwa gaib, kudengar Hagrid bagus dalam bidang ini," balas Hermione cepat.

"Begitukah? Aku ikut," ujar Harry, yang membuat Hermione yang sebelumnya sudah bernafas lega menjadi sedikit terkejut.

"Kamu gak ada kelas? Masih setengah jam sebelum mapel ke-4 berakhir," ujar Hermione.

"Aku berhasil menyelesaikan tugasku lebih cepat, lagipula setelah ini waktu bebas. Tak ada kelas lagi setelah ini dan aku bosan sendirian," balas Harry, ia bangga bisa berpikir cepat. Sekarang ia tak perlu memikirkan apa yang perlu canggung pada Hagrid, ia bisa mengikuti alur dengan Mione.

"O... kay, ayo pergi," ujar Hermione.

Keduanya berlari pergi bersama.

.

"Hagrid!" seru Hermione begitu sampai di Gubuk Hagrid. Ia terlihat sudah biasa kesana dan mengetuk pintunya dengan kasar.

"Oh sebentar, Hermione kan?" seru seseorang dari dalam, bersamaan dengan bunyi beberapa barang yang tampaknya terjatuh.

"Selamat datang!" serunya lagi dengan senyum lebar, walau itu digantikan dengan wajah terkejut saat ia tau Hermione tidak sendiri.

"Hagrid, aku membawa Harry Potter kali ini," ujar Hermione.

"Harry Potter?" serunya. Ia hampir terjatuh saat mencoba menyamakan tingginya dengan Harry.

"Selamat sore, Sir," ujar Harry dengan senyum lebarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second Chance to Change Life ~ DrarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang