8 - Truth or Dare

8.8K 1K 16
                                    

Setelah makan siang, mereka mengikuti kelas transfigurasi yang diajar oleh Proffesor McGonagall. Kelas pertama mereka adalah membaca buku. Mereka baru akan memulai praktek dipertemuan selanjutnya.

Sedangkan untuk mata pelajaran herbologi, Profesor Sprout tidak dalam keadaan sehat akibat serangan dari tanaman impetum. Jadi mereka hanya diberi tugas untuk membaca tentang tumbuhan-tumbuhan ajaib yang ada dibuku dan perpustakaan.

Tapi tentu saja, banyak yang memilih untuk bermain daripada mengerjakan tugas, seperti Harry dan slyterin lain yang sedang memainkan permainan truth or dare di tempat duduk yang ada di taman.

"So, Harry. truth or dare?" tanya Theo, tersenyum jahil melihat mata emerald didepannya. Posisi botol saat ini adalah Harry yang ditunjuk oleh bagian tutup botol dan Theo yang mendapat bagian bawahnya.

"Wah, korban pertama kita Harry?" ujar Pansy dengan nada mengejek. Yang lain juga tampak tersenyum senang.

"Oh, tidak mungkin pahlawan dunia sihir kita akan memilih truth, kan?" tantang Blaise.

"Of course not, I choose dare," Harry menyeringai dan berkata dengan yakin.

"Good, how should I challenge you,"  sekarang Theo yang tampak berpikir sampai akhirnya terlihat puas.

"Kau lihat anak-anak disana?" tanya Theo, menunjuk anak-anak dengan dasi kuning yang tampak sedang berbincang dengan ceria. Ada 3 orang disana.

"Yeah," jawab Harry.

"Cari tau nama yang berambut coklat terang itu," lanjutnya.

Mendengar tantangan itu membuatnya menyeringai. Ia segera berjalan menuju tempat para hufflepuff, atau tempat angkatan Cedric Diggory berada.

"Hello," Harry tersenyum ramah begitu sampai disana.

"Hai, need something?" Cedric, yang menjadi bahan tantangannya balas tersenyum ramah.

"Kau.. Harry Potter, kan?" seseorang disebelah Cedric berbicara, seorang perempuan berambut hitam dengan mata merah (oc).

"Yes, the only one," balas Harry, masih tersenyum.

"Oh, then, ada urusan apa disini? Ada hubungan dengan mereka?" tanya yang lainnya, seorang laki-laki berambut pirang. Ia juga menunjuk anak-anak slyterin yang menatap Harry dengan tatapan jahil.

"Mungkin iya, mungkin juga tidak," jawab Harry.

"What do you mean by that?" tanya Cedric sedikit bingung.

"I just wanna know your name," ujar Harry. Walaupun sebenarnya ia sudah tau nama bocah bersurai coklat terang itu.

Itu membuat terjadi keheningan beberapa saat sebelum akhirnya dipecahkan oleh Cedric.

"My name is Cedric Diggory," balasnya, walau tidak tau apa maksud Harry tiba-tiba bertanya namanya.

"Okay, thanks," tanpa menunggu, Harry berlari kembali ke tempat teman-temannya. Meninggalkan para hufflepuff yang jelas terkejut dengan itu.

"So, siapa namanya?" ujar Theo segera setelah Harry sampai.

"Cedric.. Diggory," balas Harry, mengatur nafasnya setelah berlari dengan secepat mungkin.

"Lanjut?" tawar Blaise, menatap Harry yang balik menatapnya.

"Of course," ia mengangguk. Dan mereka lanjut memutar botol itu lagi, sekarang Draco dan Pansy yang kena.

"Aduh, ada banyak ide dikepalaku sekarang," Pansy berkata dengan nada mengejek, melihat Draco yang tampak kesal.

"Pilih yang paling menarik, Pans," Theo menatap jahil temannya itu.

Second Chance to Change Life ~ DrarryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang