•|Foolish|•

2.4K 192 201
                                    

"Kali ini, biarin gue menang,"

"Kali ini, biarin gue menang,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading


Dengan wajah penuh khawatir, Alana membuka pintu tersebut dan langsung menutupnya kembali ketika ia sudah masuk kedalam. Ia menghela napasnya lega ketika melihat Jeevano masih ada di sana dengan posisi telentang di sofanya dan benar saja cowok itu sedang tertidur.

Alana berjalan mendekat dengan pelan, ia tak mau mengganggu Jeevano yang sedang terlihat pulas di alam mimpi. Ia mengamati wajah tenang Jeevano saat ini. Bahkan Alana tak bisa terlepas memandangi setiap lekukan wajah Jeevano seperti malam itu.

"Gue nggak mau ngerusak hubungan lo sama Viola, tapi gue takut kalau gue bakal butuh lo nantinya, dan lo harus terikat sama gue," gumamnya seraya menyisihkan poni Jeevano yang menutupi sebelah matanya.

Jeevano menggeliat pelan, membuat Alana tersadar dan buru - buru memalingkan wajahnya. Untung saja Jeevano masih terlelap dengan mata tertutup. Alana memilih pergi untuk mencuci wajahnya di wastafel yang ada didalam kamar setelah seharian ini terik matahari menerpanya dan mengganti pakaiannya yang lebih santai.

"Ehem," Jeevano berdehem. Terlihat Alana yang langsung memutar tubuhnya menghadap Jeevano dengan panik. Alana pun segera menarik kaos seadanya untuk menutupi bagian tubuhnya yang terbuka.

"Nonooo, sejak kapan lo bangun?" tanya Alana.

Jeevano terbangun, "Gue nggak tidur," jawabnya.

Alana terdiam, jika ia tak tidur jadi semua kalimat yang ia ucapkan barusan sudah jelas didengar oleh Jeevano. Ia memandang cowok itu dengan kerutan di dahinya. Alana benar - benar ketakutan sekarang.

"Pakai baju dulu," ucap Jeevano sembari memutar tubuhnya membelakangi Alana.

Selanjutnya Alana berjalan mendekat, ia bahkan ikut duduk di samping Jeevano yang kini sudah membalikkan tubuhnya lagi menghadap Alana.

"Gue minta maaf ya," ucap Alana sangat lirih sembari menundukkan kepalanya. Mengunci Jeevano didalam kamarnya hingga berjam - jam sampai di cari semua orang, membuatnya benar - benar merasa bersalah.

Jeevano menggeser tubuhnya untuk lebih dekat pada Alana. "Gue mau bicara serius, setelah ini lo boleh marah sama gue, lo boleh pukul atau tampar gue, lo boleh apain gue semau lo,"

Alana mengangkat kepalanya menghadap Jeevano, semoga bukan berita buruk yang cowok itu sampaikan. Namun karena Jeevano telah memintanya untuk boleh melakukan apapun terhadap Jeevano, Alana semakin khawatir yang akan ia dengar adalah pengakuan yang tidak ia inginkan.

One Night WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang