•|Food Expo|•

2.4K 277 129
                                    

"Kalau kamu minta maaf terus, tak tinggalin pulang kamu,"

"Kalau kamu minta maaf terus, tak tinggalin pulang kamu,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Alana menggerutu sendirian, setibanya ia dikampus ternyata dosen membatalkan kelasnya pagi ini. Memberi pengumuman lima belas menit sebelum masuk kelas mengakibatkan hampir semua mahasiswa yang kini sudah siap berada di kelas terpaksa berhamburan keluar. Termasuk Alana yang sudah letih harus menaiki tangga darurat di lantai 3 karena lift mati dan kenyataannya ia harus turun kembali dengan tangga itu lagi.

Ia masih enggan untuk turun. Kakinya masih kebas pada saat ia menaiki tangga barusan. Alana tak ingin mempersulit hidup kakinya sendiri. Alhasil ia memilih duduk terlebih dulu di depan kelasnya. Mengamati beberapa mahasiswa yang mondar - mandir melewati dirinya.

"Lana?"

Laki - laki dengan kemeja putih dan celana jeans warna hitam itu berdiri tepat didepannya, menutupi separuh pandangannya.

"Mas Naresh?"

Terkejut bukan main, rasa kesalnya pada dosen kini berubah dengan cepat. Moodnya membaik ketika laki - laki itu menghampiri dirinya. Pikirannya selalu di penuhi Naresh akhir - akhir ini. Entah karena ia merasa bersalah karena telah menumpahkan air kepada lelaki itu atau apapun, Alana hanya ingin mengenal lebih dekat Naresh.

"Sendirian?"

Alana mengangguk, "Iya tadi ada kelas tapi di reschedule."

"Mau makan bareng nggak? ke Fakultas Teknik yuk, katanya ada Food Expo gitu disana." ajak Naresh.

Cewek itupun langsung berbinar jika mendengar tentang makanan. Ia pun langsung bangkit dari tempat duduknya dengan antusias. Tanpa sadar kini tangannya sudah ia kalungkan pada lengan Naresh.

"Boleh, ayo,"

Naresh hanya diam, ia tak terkejut sedikitpun karena kini Alana sudah mengunci tangan pada lengannya. Ia tidak merasa keberatan atau risih sedikitpun, ia baik - baik saja sekarang. Senyumnya tercetak jelas bahwa ia menerima perlakuan Alana dengan senang hati.

Dengan langkah pasti, keduanya memuruni satu persatu anak tangga dengan semangat. Tidak ada kebas di kaki Alana untuk saat ini. Tumitnya yang semula terasa panas, kini adem ayem tentrem seketika saat berjalan dengan Naresh. Jangan lupakan tangan Alana yang masih mengerat pada lengan lelaki disampingnya itu.

Mereka telah sampai dilantai satu, hanya berjarak 200 meter dari parkiran gedungnya, Fakultas Teknik sudah terlihat sangat ramai. Terlihat banyak sekali stand makanan yang beraneka ragam dijual. Mulai dari makanan tradisional, hingga makanan dari berbagai manca negara.

One Night WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang