•|A Warmth|•

2K 124 131
                                    


"Gue janji bakal jagain lo selama lo hamil"

"Gue janji bakal jagain lo selama lo hamil"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading


Setelah kepulangan mereka berenam dari kota Bantul, Yogyakrta, Heenan dan Alana kembali tinggal di apartment berdua karena Alana masih sangat malas untuk bersih - bersih kost setelah seminggu lebih ia kosongkan. Sudah seharian kemarin mereka berpikir sejenak apa yang akan mereka lakukan untuk membujuk Jeevano agar bertanggung jawab terhadap Alana. Dan hari ini mereka siap mendatangi laki - laki itu.

Heenan, Alana dan keempat teman lainnya berjalan beriringan bak anak geng yang akan tawuran. Wajah mereka bersungut ketika pintu kamar Jeevano mulai terlihat. Kecuali Gendhis, gadis itu masih saja terdiam sejak dua hari lalu Alana mengatakan semuanya. Ia masih belum menerima kenyataan bahwa Alana tengah mengandung anak Jeevano.

Suara pintu kamar itu berdecit pelan. Sudah dapat diduga, laki - laki tersebut kini sedang berdua dengan kekasihnya. Dalam posisi Viola ikut naik keatas ranjang Jeevano dan saling berhadapan, entah apa yang mereka perbuat.

Heenan dan Regan lebih terlihat garang pagi ini, mereka memilih berjalan belakangan. Memastikan Alana dalam keadaan baik - baik saja ketika berhadapan dengan Jeevano.

Mereka masuk bersamaan, membuat Viola mendengus kesal. Sangat terlihat karena gadis itu langsung menatap keenamnya dengan pandangan tidak suka. Viola pun langsung menyaut tasnya dan langsung mengecup pelan kening Jeevano dilanjutkan dengan ucapan perpisahan.

"Aku balik dulu ya teman - teman. Jagain Nono yaaa," seru Viola sambil melangkah pergi. Tidak ada jawaban dari keenamnya, hanya tatapan biasa menghantarkan gadis itu pergi dari ruangan ini.

Setalah Viola benar - benar menghilang dari balik pintu, mereka langsung saja mengitari ranjang Jeevano. Dengan tatapan dingin seolah ingin sekali menelanjangi Jeevano dan menjadikan laki - laki itu sebagai santapan mereka.

"Kalian dua hari nggak ada yang kesini pada kemana?" tanya Jeevano, namun tak ada jawaban sama sekali.

"Lan, lo kesini?" lanjutnya. Alana hanya bisa mengangguk.

Heenan mendekat kemudian mengulurkan tangan menyentuh bahu Jeevano dengan sedikit mencengkram bagian tersebut. Laki - laki itu pun mengaduh ketika tangan Heenan mengenai bekas luka yang ada di sana.

"Sialan, itu luka gue belum sembuh," rintihnya.

"Sebanding nggak sama apa yang udah lo lakuin ke Lana?" suara dingin itu memenuhi ruangan. Jeevano terdiam sesaat.

"Maksudnya?" tanya Jeevano, ia melirik kearah Alana sebentar.

Kini giliran Regan yang mendekat, laki - laki itu tersenyum penuh kejahatan, "Pengecut," ucapnya semakin menimbulkan tanda tanya di kepala Jeevano.

One Night WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang