•|Evidently|•

1.5K 100 130
                                    

"Lan, aku mau minta maaf,"

"Lan, aku mau minta maaf,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading


"Duduk mas," 

Dengan anggukan pasti Naresh pun ikut melepas sepatunya dan naik keatas gazebo. Diikuti tatapan tajam dari Heenan yang memandang tak suka beserta bingung dengan apa yang terjadi didepan matanya.

"Bi," panggil Heenan penuh tanya. Fabi hanya mengangguk saja membuat semuanya semakin bertanya - tanya.

"Jadi gini, gue bawa mas Naresh buat nyeritain sesuatu. Tapi kalian tenang ya, jangan gegabah." Fabi berusaha mewanti teman - temannya agar tak keceplosan mengatakan kebenaran tentang Alana karena Naresh tidak tahu apa - apa.

Laki - laki itu kesusahan meneguk salivanya sendiri. Diintimidasi dengan lima pasang mata terasa sangat menakutkan. Namun sudah waktunya ia meminta maaf atas kesalahan yang ia perbuat.

"Jadi kalian udah tau ya kalau aku ngasih minuman ke Fabi tapi malah diminum Lana," tanya Naresh untuk memulai pembicaraannya.

Semuanya mengangguk sebagai jawaban.

"Gue boleh ngomong santai ya," izin laki - laki itu.

"Sebelumnya gue minta maaf dulu karena udah ngelakuin hal bodoh ini. Gue cuma disuruh sama seseorang buat ngelakuin itu," ucapnya penuh kejujuran, terlihat dari raut wajahnya yang nampak menyesal.

Bukan hanya Heenan, semua yang mendengar penjelasan Naresh terlihat sama terkejutnya. Ternyata ada orang lain yang lebih menyeramkan daripada Naresh.

"Siapa orangnya? Dan apa alasan orang itu nyuruh lo?" sahut Heenan dengan sedikit meninggikan nada bicaranya. Seketika Fabi yang duduk disampingnya pun mengusap pelan punggung laki - laki itu agar tetap tenang.

Terlihat Gendhis yang gelisah sejak kedatangan Naresh tadi kini hanya bisa menundukkan kepalanya. Sedikit Naresh melirik kearah gadis yang sudah nampak tak nyaman itu.

"Viola," cicitnya.

"Emang bajingan tuh anak. Apa gue bilang, Viola tuh bukan cewek baik - baik." Heenan menggebrak kayu gazebo tersebut saking frustasinya. Selama ini ia tidak salah jika memandang Viola sebagai wanita licik. Ia sudah sadar dari awal.

Julia dan Regan yang sangat terkejut pun hanya bisa geleng - geleng kepala. Viola yang selama ini ia kenal adalah gadis imut yang tidak akan mereka pikir dapat melakukan hal menjijikan seperti ini. Peribahasa Air Tenang Menghanyutkan, mungkin saja cocok untuk Viola.

"Gue disuruh Viola buat masukin obat perangsang kedalam minuman Fabi, karena Viola mergokin Fabi sama Jeevano makan bareng berdua," lanjutnya. Berkat jawaban Naresh, kini semua mata tertuju pada Fabi tak terkecuali Gendhis yang sangat terlihat terkejut lebih dari ketiga temannya yang lain.

One Night WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang