•|Sincerity|•

1.8K 170 301
                                    

"Lo mau nggak nikah sama gue?"

"Lo mau nggak nikah sama gue?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading


Jam alarm yang sejak sepuluh menit lalu berdering seakan tak mampu mengusik Alana sedikitpun. Gadis itu masih saja membenamkan kepala dibawah bantal kesayangannya. Ia juga malah semakin erat membungkus badannya dengan selimut tebal. Sejak tadi Alana hanya membolak - balikkan tubuhnya di atas ranjang mencari posisi yang nyaman, tetapi tak ia dapatkan. Kaku dan pegal - pegal menjalari semua bagian tubuhnya, apalagi sekarang ia merasakan perutnya sangat kembung dan tidak enak.

"Bangun. Sarapan dulu, udah gue masakin," suara lirih ia dengar dari luar kamarnya, Alana mendecak sebal harus menerima kenyatan bahwa semalam Heenan datang ke apartment nya tiba - tiba sekali.

Alana meregangkan otot - ototnya sembari ia mencoba membuka matanya. Berhasil. Kini tubuhnya sudah menggantung di pinggir ranjang, tinggal ia beranjak dan pergi keluar untuk sarapan.

"Satu, dua, tiii..." Gagal, Alana tidak bisa menanggalkan tubuhnya dari ranjang karena ia terlalu malas—masih mengantuk.

"ALANA, BANGUN," kali ini suara Heenan benar - benar berada di luar kamarnya, berteriak begitu keras.

"BENTAR, MASIH BERUSAHA," sahutnya tak kalah keras.

"Alasan mulu, satuuuu,.... "

Mendengar Heenan mulai berhitung, Alana benar - benar langsung berdiri. Ia tak sudi jika suasana hati paginya dirusak oleh laki - laki itu. Mumpung ini hari minggu, Alana harus memperbaiki pikiran dan hatinya setelah kejadian kemarin di rumah sakit. Meskipun ia tahu, setelah ini pasti semuanya akan terbongkar cepat atau lambat dan Alana harus siap konsekuensinya.

"Ini udah nih, bawel banget.... Huueekk,"

Setelah Alana membuka pintu kamarnya dan melihat Heenan sudah membawa sebuah masakan ditangannya untuk diletakkan di meja makan. Dan saat itu juga, mualnya sungguh tak bisa ditahan.

"Huueekk, Lo masak apa sih, Nan?"

Dengan cepat Alana berlari masuk kedalam kamar mandinya. Tiba - tiba saja ia pusing dan mual yang tak tertahankan. Perutnya terasa sangat terasa mual hingga ke ulu hati ketika ia mencium masakan Heenan barusan.

"Biasanya gue masak ini juga lo suka," ucap Heenan yang sudah menyusul Alana diambang pintu kamar mandi. Ia ikut masuk dan mencoba mambantu memijit tengkuk Alana.

"Menyengat banget baunya," balasnya lagi dengan keadaan masih mencoba mengeluarkan isi perutnya. Namun yang keluar hanya cairan cairan putih seperti air.

"Aneh banget. Yaudah mau gue masakin apa?" tawar Heenan, Alana hanya menggeleng.

"Perut gue nggak enak banget rasanya," gumamnya, sambil berjalan keluar kamar mandi setelah rasa mualnya dapat ia tahan.

One Night WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang