•|Disappointment|•

2K 156 296
                                    

"Sorry, I'll go,"

"Sorry, I'll go,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

"Apa kabar, No,"

Sapaan tersebut berhasil Alana ucapkan dengan lantang dan senyum canggungnya. Kembali bertemu Jeevano setelah beberapa hari ini, jujur membuat Alana rindu. Laki - laki itu terlihat baik - baik saja meskipun beberapa titik di wajahnya harus tergores luka dan tangannya harus berbalut perban. Alana sedikit meringis, membayangkan betapa ngilunya jika harus mendapat luka sebanyak itu.

"As you see, lo?" Suara itu menggema memenuhi ruangan, Alana bahkan secara tiba - tiba ingin sekali menjambak rambut Jeevano saking kesalnya. Ia kesal mengapa bisa laki - laki ini memenuhi pikirannya akhir - akhir ini dengan kabar yang kurang baik.

"Nggak bisa dikatakan baik," jawabnya. Memang benar adanya jika selama ini ia tidak pernah baik - baik saja.

Terlihat Jeevano mengernyih, jawaban Alana yang membuatnya merasa iba karena kejadian seminggu yang lalu itu penyebabnya adalah dirinya sendiri. Ia merutuki dirinya sendiri sekarang.

"Lan, kita harus ngobrol," ucap Jeevano sedikit bergumam. Ia tak yakin jika Alana bersedia membicarakan hal ini sekarang.

Alana mengangguk, ia sudah meyakinkan diri jika apapun yang akan jadi keputusan Jeevano akan siap ia terima. Otaknya sudah tak bisa berpikir lagi sekarang.

"Duduk dulu," Jeevano mempersilahkan Alana untuk menduduki sebuah bangku plastik yang tak jauh dari ranjangnya. Ia menyuruhnya untuk menarik kursi tersebut agar lebih dekat dengan dirinya.

"Pertama, gue kangen sama lo," terang Jeevano, baru saja Alana meletakkan tubuhnya di kursi, ia langsung di persembahkan dengan kalimat manis laki - laki itu. Namun ia tidak menunjukkan eskpresi berlebih, meskipun jantungnya seketika berpacu kencang.

"Lo udah test kehamilan?" lanjut cowok itu. Baru saja ia diterbangkan oleh Jeevano, dan sekarang pertanyaan tersebut membuatnya langsung down. Jeevano sangat hebat dalam menggulingkan keadaan yang semula di atas langsung ia jatuhkan begitu saja.

Alana terdiam, ia menunduk, "Gue baik - baik aja selama ini," jawabnya pasrah. Ia berbohong.

Baru kemarin Alana membeli tiga buah alat test kehamilan dari merk yang berbeda, masing - masing dengan harga yang lumayan mahal untuk meminimalkan kesalahan. Dari ketiga alat tersebut semuanya menunjukkan hasil yang sama. Entah Alana harus merasa senang atau kecewa dengan hasil yang ia dapat.

One Night WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang