•|Placidity|•

1.5K 126 219
                                    

"Akhir pekan kita ketemu bunda,"

"Akhir pekan kita ketemu bunda,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

"Huekkk..., Hueekk..., "

Dengan mata yang masih sangat berat, Heenan langsung berlari menghampiri Alana didalam kamarnya setelah mendengar gadis itu mual. Regan yang masih tertidur pulas di salah satu sofa lainnya pun ikut terbangun melihat Heenan ngacir pergi memasuki kamar Alana dengan tergesa-gesa.

"Lan, lo nggak papa?" Langsung saja Heenan membantu mengunci rambut Alana di belakang agar tak menganggunya.

"Huekkk...., Sorry ya, lo kebangun gara - gara gue, Huekkk..."

Alana masih terus berusaha mengeluarkan isi perutnya, namun nihil tak ada apa apa yang keluar kecuali cairan berwarna bening saja.

"Lo nggak papa kan? Mau gue masakin apa buat sarapan? Atau mau beli bubur ayam?" sahut Heenan.

Alana menggeleng, "Ya gini namanya Morning Sickness, tapi nggak sering kok, lo tenang aja," balas Alana membuat Heenan sedikit lega.

Laki - laki itu membantu Alana kembali kekamar setelah membilas wajahnya. Mendudukkan Alana di ujung ranjang sembari membantunya untuk menguncir rambut.

"Gimana? Mau makan apa?" tanya Heenan lagi.

"Kalau mau bubur ayam gpp lo turun ke depan?" tanya Alana setengah khawatir.

Heenan mengangguk, "Oke gue beliin. Tunggu disini aja, kalau ada apa - apa langsung panggil Regan di depan," jelas laki - laki itu, seketika ia langsung berlalu.

"Jagain Lana bentar, gue beliin bubur ayam buat kita sarapan. Mau kan lo?" Regan mengangguk sambil mengulum senyum dan menahan tawamya agar tidak lepas ketika melihat pakaian Heenan.

Dengan cepat laki - laki itu berlalu sambil menyaut dompetnya yang ada di meja. Tak lagi memperdulikan pakaiannya, bagi Heenan tidak ada hal yang lebih penting dibanding kesehatan Alana sekarang ini.
.
.
.

Jeevano membuka matanya lebih cepat dari biasanya padahal jam dinding di kamarnya masih menunjukkan pukul enam pagi. Hawa dingin dari luar akibat hujan semalam ditambah AC didalam ruangannya membuat laki - laki itu sedikit menggigil dan lebih baik membuka mata sekalian. Mengingat hari ini ia harus mengantarkan Alana ke dokter kandungan membuatnya lebih semangat pagi ini.

Sembari meregangkan otot - ototnya, Jeevano mengedarkan pandangan mencari sosok Naresh didalam kamarnya. Namun kosong, tidak ada manusia lain selain dirinya disini, padahal semalam laki - laki itu diperbolehkan Jeevano untuk tidur di satu ranjang bersama dirinya.

Tak mau perduli, ia memilih berjalan kearah kamar mandi untuk mencuci mukanya sebelum ia akan membeli sarapan. Bubur ayam depan apartment sudah menjadi langganannya sejak dua hari lalu membuat Jeevano tak perlu repot - repot masak untuk sarapan.

One Night WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang