•|Crestfallen|•

2.2K 158 151
                                    

"Gue siap tanggung jawab dan membesarkan bayi itu sama lo,"

"Gue siap tanggung jawab dan membesarkan bayi itu sama lo,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Hening, hanya suara percikan air dari danau akibat ikan - ikan yang sengaja menunjukkan aksinya didepan Alana dan Jeevano sekarang. Bahkan angin pun sungkan untuk berhembus lebih kencang lagi daripada hanya semilir menambah sendu perasaan Alana. Tangannya menggenggam untuk menguatkan dirinya ketika tiba - tiba saja Jeevano memintanya untuk bertemu. Namun Jeevano hanya diam sejak lima menit lalu mereka berdua duduk dipinggir danau kampus sore ini. Untuk melirik Alana pun Jeevano tak sanggup. 

Alana menghirup napasnya dalam - dalam untuk membuka percakapan ini. "No, gue..."

"Gue minta maaf Lan," potong Jeevano.

Alana tahu Jeevano akan mengatakan hal tersebut. Tapi entah mengapa kata kata tersebut sudah tak bisa ia terima lagi. Alana sudah terlalu banyak menerima kalimat tersebut keluar dari mulut Jeevano, namun laki - laki itu tidak pernah merubah sifatnya.

"Percuma minta maaf tapi nggak ada yang lo ubah sedikit pun. Lo tetap melakukan kesalahan dan berakhir minta maaf lagi dan begitu seterusnya. Percuma No." Ingin sekali Alana menertawakan hidupnya yang penuh komedi ini.

Hidupnya benar - benar tak terarah semenjak kejadian tersebut. Apalagi sekarang dengan bodohnya ia mulai jatuh cinta pada laki - laki bajingan itu. Jeevano, laki - laki yang sudah mengobrak - abrik hidupnya beserta hatinya.

"Gue tau pasti gue yang salah. Tapi jujur gue nggak tau salah gue dimana?" Jeevano melenguh sesaat. Ternyata laki - laki itu bahkan tidak sadar dengan kesalahan yang sudah ia lakukan. 

"No, gue udah yakin mutusin ini setelah berpikir panjang. Ini gue lakuin demi lo agar nggak merasa terbebani lagi dan juga demi gue serta calon anak gue nanti." Bohong. Alana tidak pernah merasa yakin dengan segala keputusannya sendiri. Alana selalu tidak akan bisa memutuskan sesuatu hal tanpa bantuan Heenan. Alana benar - benar tidak tahu lagi harus berbuat bagaimana hingga ia memiliki keyakinan seperti ini.

Jeevano mengerutkan keningnya, melihat Alana dengan sekuat tenaga memaksakan senyumnya membuat Jeevano kembali merasa bersalah. 

Ia sejenak mengumpulkan keberanian untuk mengatakan ini, "Silahkan balik ke Viola," lirih Alana. 

"Maksud lo?" Jeevano semakin dibuat frustasi dengan Alana. Pikiran gadis itu tidak bisa ia tebak sama sekali.

"Jujur, setelah apa yang lo lakuin ke gue berbulan - bulan ini ngebuat gue sadar bahwa bukan hanya calon bayi gue yang butuh lo ada disisi dia melainkan gue juga. Gue juga butuh lo disisi gue." Alana tidak pernah mengelak jika ia sungguh telah menerima Jeevano didalam hidupnya. Sudah lama ia tak pernah mendapatkan perlakuan seperti apa yang Jeevano lakukan terhadapnya, itulah alasan Alana mulai menaruh hati pada Jeevano.

One Night WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang