•|The Precious|•

1.8K 100 13
                                    

"Jeevano itu sudah sayang sama lo,"

"Jeevano itu sudah sayang sama lo,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading


Setelah pertemuannya dengan Naresh kemarin, Alana kini semakin menutup dirinya. Menghindari banyak manusia yang mungkin akan membuka kembali ingatannya tentang Jeevano. Setidaknya ia harus berhati - hati dengan dua orang tersebut. Meskipun begitu, ia mencoba kembali berkutat dengan perkuliahannya dan sesekali hang out bersama teman - temannya. Siapa tahu dengan melakukan kesibukan tersebut, membuat Alana sedikit demi sedikit melupakan masalahnya. Heenan yang juga setiap hari menjaga Alana, memastikan keadaan gadis itu selalu baik - baik saja.

Dan sampailah pada hari ini. Pulang ke Jakarta untuk bertemu bundanya, menceritakan apa yang terjadi dengan dirinya selama ini. Namun sebelum berangkat ke Jakarta, Alana harus menyelesaikan satu mata kuliah yang tertinggal karena ia sering tidak mengikuti kelas.

"Gue ikut lo kuliah aja ya? Takut gue ninggalin lo sendiri," pinta Heenan yang kini sedang menyelempangkan handuknya di bahu. Pikirannya tiba - tiba tidak enak jika harus membiarkan Alana pergi sendirian.

Alana menggeleng, "Biasanya kan juga gitu, udah lo siap siap di rumah aja. Masukin baju dan peralatan gue ke koper gih," balasnya.

"Tapi hari ini nggak ada Fabi kan? Lo beda kelas kan hari ini sama dia? Lo sendirian dong." Masih saja laki - laki itu memaksa. Kini ia merubah posisinya menjadi bersandar di dinding sambil memperhatikan gadis itu.

"Tenang aja sih, nggak lama kok. Cuma 45 menit, sejam lah gue udah sampai sini lagi," cegah Alana. Ia tak mau lagi harus merepotkan Heenan, lagi pula dirinya hanya sebentar dan langsung pulang.

"Kalau ada apa - apa langsung telfon gue ya," wanti laki - laki itu hanya di jawab anggukan oleh Alana.

Selepasnya Heenan langsung menuju kamar mandi serta Alana yang langsung menenteng tasnya menuju keluar. Ia sudah siap menjalankan hari ini sebelum ia habis oleh amukan bundanya nanti di rumah.
.
.
.

Tepat 45 menit, kini Alana dan beberapa mahasiswa lainnya sudah keluar kelas. Untung saja dosennya meminta ruangan diganti di lantai satu, ia tak perlu lagi naik tangga hingga ke lantai 3 karena lift sedang diperbaiki.

Berkat mata kuliah super menguras tenaga, kini Alana berinisiatif untuk membeli minuman yang semoga saja bisa melegakan tenggorokannya. Segelas jus jeruk manis kesukaannya sudah ia teguk berkali - kali membuat dahaganya menghilang seketika. Sekarang ia siap kembali ke apartment nya.

Kriiingg....

Ponsel yang ia pegang tak sengaja bersuara. Panggilan yang tertera nama Gendhis di sana, langsung saja Alana angkat. Lagipula sudah berminggu - minggu Gendhis tidak pernah berhubungan lagi dengan dirinya.

One Night WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang