•|Suspicious|•

1.9K 171 158
                                    

"Awas aja kalau sampai Alana main - main sama gue,"


Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading

Genap satu minggu berlalu, Alana masih bertahan di Apartement nya. Ia sengaja menghindari semua yang hal yang menyangkut tentang Jeevano bahkan semua teman - temannya. Tak bisa dipungkiri meskipun Alana hidup tenang disini, ia tak bisa sehari pun berhenti memikirkan Jeevano yang masih terbaring di rumah sakit. Heenan yang setiap hari mengabarkan keadaan laki - laki itu meskipun tak Alana minta, setidaknya membuat ia tahu keadaan  Jeevano yang kian membaik dan telah sadar dari pingsannya setelah 30 menit dibawa ke UGD malam itu. Namun karena lukanya yang sedikit serius, Jeevano masih harus menginap di rumah sakit hingga sekarang.

Di kampus pun Alana enggan terlalu banyak membuat interaksi dengan Fabi yang notabennya teman satu fakultas yang sudah pasti bertemu setiap harinya. Seminggu ini mereka bagai orang asing dengan pemikirannya masing - masing. Hingga beberapa teman kelas mereka berani mengutarakan pertanyaan sedang terjadi perang apakah yang membuat Alana dan Fabi semula seperti perangko kini malah bagai dua kutub magnet yang saling tolak menolak.

Satu minggu ini juga Naresh benar - benar seperti pergi dari hidupnya. Pulang kampung seakan dijadikan laki - laki itu alasan menghilang dari pandangan Alana. Entah karena apa ia tak terlalu yakin Naresh pergi karena penolakan dari dirinya, mungkin ada alasan lain yang memang seharusnya Alana tak ketahui. Ia benar - benar sendiri sekarang.

Alana menyesap minumannya melalui sedotan stainless steel yang ia bawa sendiri.  Tubuhnya ia sandarkan di sandaran kursi kayu kantin kampus fakultasnya. Ia duduk sendirian hanya ditemani laptop yang sejak tadi terbuka dan menyala. Sebagai Sekretaris Himpunan, banyak sekali kegiatan surat menyurat yang harus ia kerjakan bahkan diacara Ospek Fakultas masih berlangsung. Kepalanya benar - benar terasa cenat - cenut jika terlalu lama melihat monitor didepannya itu. Alhasil ia memilih membeli segelas kopi dingin untuk menenangkan kepalanya terlebih dulu. 

"Lan," satu manusia pengganggu tiba - tiba saja mengambil tempat duduk disampingnya. Ia menarik tubuhnya untuk duduk lebih tegap dan menanggalkan cekalannya pada gelas kopi untuk diletakkan diatas meja.

"Ngapain sih lo kesini? Gue belum mau balik kost," ketusnya, bahkan lawan bicaranya belum mengatakan kalimat apapun.

"Terserah lo mau balik atau nggak, yang penting lo selalu ngabarin gue kalau lo baik - baik aja. Tapi ini masalahnya...." Heenan menggantungkan kalimatnya seakan tak yakin membicarakan hal ini.

Alana berdecak sebal, "Jeevano?" 

"Gue kayaknya harus tanya lo sendiri karena Nono nggak mau bicara sama sekali," balasnya. 

One Night WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang