"Dan kau bilang dia ramah, baik hati, tidak sombong, suka menolong orang tanpa pandang bulu. Kalian sama saja! Hanya menilai orang dari tampang."
Malam itu ketika mereka sudah kembali ke asrama, di kamar mereka Haechan pun menceritakan kejadian dimana Jeno menolaknya bahkan mengata-ngatai dan mengusirnya pada Jungwoo. Haechan rasa Jungwoo harus tau mengingat Jungwoolah yang mengatakan padanya betapa sempurnanya Jeno itu sampai semua penghuni EPHS yang hidup bahkan tidak sekalipun menyukainya dan ingin dekat dengannya. Jungwoo pula yang mengatakan pada Haechan untuk mencoba meminta bantuan pada Jeno karena sudah pasti pria itu akan dengan senang hati membantunya. Terlebih Jeno berada di kelas A⁺. Haechan butuh seorang tutor yang sekelas Jeno agar bisa lulus kelas tata krama dan kelas berkuda dengan nilai A. Sayangnya yang terjadi justru membuat Haechan kesal setengah mati bahkan kalau perlu tiap hari dia ingin menyumpahi Jeno.
Sementara Jungwoo yang pada saat itu berada di meja belajarnya mengerjakan laporan OSIS terus mendengarkan ocehan Haechan sambil menyunggingkan senyumannya. Karena entah kenapa omelan Haechan itu tidak punya aura kebencian sama sekali. Bagi Jungwoo yang hanya mendengarkan suara Haechan tanpa memperhatikan ekspresi wajahnya. Nadanya memang meninggi, terdengar banyak umpatan pula, tapi tidak ada hawa-hawa benci yang Jungwoo rasakan dari perkataan Haechan tersebut.
"Jungwoo?? Jungwoo-ssi?? Kim Jungwoo! Kau dengar aku tidaakk? Apa aku berbicara dengan dinding saat ini? Atau hantu mungkin? Kenapa kau tidak merespon?"
"Ah maaf Haechan, aku hanya membiarkanmu mengeluarkan semua kekesalanmu terlebih dahulu tanpa menginterupsi. Lagipula aku bukan tipe orang yang bisa multitasking jadi maaf tidak bisa meresponmu saat aku sedang mengerjakan laporan OSIS ini. Kenapa? Oh ya, Lee Jeno... kalau boleh ku katakan yang sebenarnya Haechan, bukan aku bermaksud untuk membela Jeno tapi dia tidak pernah sekalipun memperlakukan orang lain bahkan penerima beasiswa seperti kita dengan buruk. Serius! Aku baru mendengar darimu saja cerita dia mengatai orang bahkan mengusir dengan tidak sopan. Apa kau pernah membuat masalah dengan Jeno sebelumnya? Atau mungkin karena pernah bertemu sebelum masuk ke EPHS ini?"
"Mana ada!" Teriak Haechan yang sekarang sudah berdiri di atas tempat tidurnya dengan kedua tangannya berada di pinggang. "Ternyata topeng anak itu tebal juga ya sampai-sampai kau membelanya Jungwoo. Haruskah aku bongkar kebusukannya itu??"
"Berapa persentase orang-orang yang akan percaya pada perkataanmu dan membelamu, Haechan? Bisa kau hitung?"
"Kau benar. Persentasenya 0% alias tidak akan seorang pun yang akan percaya pada perkataanku. Kau saja tidak percaya. Aku hanya akan mempermalukan diriku sendiri dengan hal konyol seperti itu."
Jungwoo memutar kursinya dan duduk menghadap ke arah tempat tidur milik Haechan, duduk dengan tegap sambil memangku kakinya.
"Sudah ku bilang kan Haechan? Jangan cari masalah dengan anak-anak kalangan atas di Elysian? Akan sangat bahaya kalau kau sampai di-blacklist oleh anak-anak orang kaya itu. Jeno mungkin tidak akan mempermasalahkan hal itu tapi tidak dengan para pengikutnya dan fansnya. Mereka menyeramkan. Mereka bisa menendangmu keluar dari Elysian tanpa ada peringatan atau lebih parahnya kau bisa dirundung habis-habisan terlebih dahulu sebelum disepak keluar dari sekolah ini. Kalau ada keluhan tentang Jeno katakan saja padaku jangan sampai keluar dari kamar ini. Jangan sampai terkena masalah di waktu-waktu awalmu di Elysian. Masalah kelas tata krama dan berkuda, aku, Chenle dan Renjun bisa membantumu. Chenle juga mahir dalam berkuda sementara Renjun bisa diandalkan dalam kelas tata krama..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable • NoHyuck •
FanfictionBeasiswa penuh yang Lee Haechan dapat memang terlihat menjanjikan, masa depan yang cerah rasanya sudah di depan mata, akan tetapi memang tidak ada ya gratis di dunia ini. Ancaman dikeluarkan dari sekolah pun menanti jika gadis itu tidak bisa lulus d...