Kontak mata tersebut terjadi kurang dari 10 detik karena Jeno segera menjauhkan dirinya dari Haechan ke belakang tapi malah terjatuh dengan bokongnya yang mendarat sempurna di lantai.
"Kenapa seheboh itu?" Tanya Haechan lalu kembali menghadap ke meja makan dan mulai bekerja dengan daya ingatnya, menyusun kembali alat-alat makan yang tadi sudah diacak oleh Jeno, mengembalikannya satu per satu dengan menyebut nama alat makanya sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan pria itu tadi.
'Tapi itu tadi terlalu dekat.'-Batin Jeno sambil mengelus dadanya tanpa tahu Haechan juga diam-diam mengatur nafasnya karena jantungnya tidak mau berdetak dengan normal setelah kontak mata beberapa detik tersebut.
Karena Haechan masih belum paham akan dasar-dasar tata krama maka Jeno mengajarinya dari awal. Mulai dari cara berdiri, berjalan dan menyapa orang dengan benar sesuai dengan tingkatan dan jabatannya. Tentu saja seperti yang dilihat pada cerita-cerita klasik dimana di atas kepalanya diletakkan buku untuk menjaga keseimbangan, buku tersebut tidak boleh sampai jatuh.
"Cobalah untuk memberi hormat ala wanita bangsawan. Seperti yang sudah kuajarkan padamu tadi."
"Pada siapa? Padamu? Aku tidak akan melakukannya. Kau sama miskinnya denganku hehe"
"Kalau begitu kau minta saja orang yang lebih tinggi kastanya untuk mengajarimu tata krama dan berkuda. Jaemin misalnya."
"Yah! Kenapa kau tersinggung begitu? Astaga aku hanya bercanda! Kau harus lihat wajahmu sekarang, Lee Jeno. Baiklah baiklah... aku akan melakukannya. Tapi sungguh wajahmu begitu lucu saat ku singgung tentang status sosialmu. Aku mungkin akan lebih sering lagi melakukannya hahaha"
Haechan sepertinya tidak paham arah pembicaraan Jeno saat ini berpikir pria itu tersinggung karena Haechan menyebutnya miskin. Alhasil Jeno hanya bisa menanggapi perkataan gadis itu dengan memutar bola matanya kesal. Tapi Haechan menuruti perkataan Jeno dengan membungkuk memberi hormat ala wanita bangsawan seperti yang sudah diajarkan pria itu sebelumnya.
"Apa aku melakukannya dengan baik?"
"Posisimu sudah benar, kau hanya harus lebih turun sedikit. Tidak hanya sekedar menundukkan kepalamu, seluruh tubuhmu harus ikut turun juga."
"Oke, aku mengerti. Seperti ini?"
Jeno mengangguk puas setelah Haechan memperagakannya dengan benar. Hal-hal sederhana seperti ini mudah untuk dilakukan Haechan, tinggal cara berjalan saja dan table manner karena Haechan sangat payah dengan dua hal penting itu. Ah, cara bicaranya juga harus banyak dikoreksi. Haechan terlalu banyak mengumpat yang mana tidak diperkenankan untuk diucapkan oleh para bangsawan. Bahkan cara berbicara mereka harus diatur dan dijaga.
Dua jam berlalu dan kelas privat mereka itu masih terus berjalan. Haechan sudah banyak mengeluh minta Jeno untuk melanjutkan sesi mereka besok saja tapi Jeno bilang untuk tidak akan berhenti sampai Haechan bisa berjalan tanpa menjatuhkan buku yang ada di atas kepalanya. Dan Jeno tidak main-main dengan hal itu. Dia mengawasi Haechan secara ketat. Ponsel gadis itu juga terus berdering daritadi mungkin Jungwoo, Renjun dan Chenle yang menghubunginya karena tadi Jungwoo bilang mereka akan berkumpul di perpustakaan untuk mengerjakan PR setelah makan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable • NoHyuck •
FanfictionBeasiswa penuh yang Lee Haechan dapat memang terlihat menjanjikan, masa depan yang cerah rasanya sudah di depan mata, akan tetapi memang tidak ada ya gratis di dunia ini. Ancaman dikeluarkan dari sekolah pun menanti jika gadis itu tidak bisa lulus d...